Sumber: Ensiklopedi Musik dan Tari Daerah Sumatera Barat
Gandang lasuang termasuk salah satu musik tradisionil di Kecamatan Pariaman.
Satu-satunya yang masih berkembang sekaraRg terdapat di Kenegarian Sikapak, Keca matan Pariaman, Kabupaten Padang/Pariaman, sedang di Kenegarian lain telah mulai lenyap.
Alat musik ini terdiri dari sebuah saluang, terletak di atas dua potong batang pisang panjang 30 em; lima buah telempoang terletak pada rumah-rumah telempong dan sebuah gandang (dol). Lasu!illg ini berbentuk sepotong kayu dari batang eempedak hutan yang jantan, Iebar sepull}h ern dan tebal lima em. Pada pertengahan panjang lasuang terdapat sebuah lobang lasuang.
Musik gandang lasuang timbul dari pekerjaan wanita-wanita yang menumbuk tepung pada lasuang kayu untuk membuat kue waktu perhelatan perkawinan, adakalanya berjurnlah sampai enam orang. Mereka menumbuk seeara berganti-ganti sambil berkelakar, sehingga tidak merasa letih. Kemudian untuk Jebih menggembirakan dan menambah semangat kerja, mereka Jengkapi dengan talempoang dan gandang serta lasuangpun ditukar dengan lasuang yang sekarang, untuk lebih mudah dibawa waktu pertunjukkan . Bunyi tingkah lasuang orang menumbuk itu, kedengarannya seperti bunyi orang bergandang dan dinamakan permainan Gandang Lasuang.
Ketiga jenis alat musik itu merupakan alat musik pukul. Dimainkan sambil duduk berhadapan-hadapan oleh empat atau lima·orang perempuan, terdiri dari seorang pemain talempoang seorang pemain gandang dan dua atau tiga orang sebagai pemain lasuang yaitu: Mijah 87 tahun (sebagai pernimpin), Upik Enek 75 tahun, Darama 70 tahun dan Budek 60 tahun. Masing-masingnya dapat memainkan ketiga jenis alat musik itu.
Musik Gandang lasuang ini merupakan salah satu musik yang digemari anak negeri di kecamatan Pariaman Kabupaten Padang Pariaman. Dipertunjukkan pada hari-hari perkawinan, turun mandi anak bertegak kuda-kuda (rumah) bertempat di dalam sebuah pondok yang khusus disediakan untuk itu.
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock ana...
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang