Songket adalah jenis kain tenunan tradisional Melayu dan Minangkabau di Indonesia, Malaysia, dan Brunei. Songket digolongkan dalam keluarga tenunan brokat. Songket ditenun dengan tangan dengan benang emas dan perak dan pada umumnya dikenakan pada acara-acara resmi. Benang logam metalik yang tertenun berlatar kain menimbulkan efek kemilau cemerlang Penenunan songket secara sejarah dikaitkan dengan kawasan permukiman dan budaya Melayu, dan menurut sementara orang teknik ini diperkenalkan oleh pedagang India atau Arab.[2] Menurut hikayat rakyat Palembang, asal mula kain songket adalah dari perdagangan zaman dahulu di antara Tiongkok dan India. Orang Tionghoa menyediakan benang sutera sedangkan orang India menyumbang benang emas dan perak; maka, jadilah songket.[4] Kain songket ditenun pada alat tenun bingkai Melayu. Pola-pola rumit diciptakan dengan memperkenalkan benang-benang emas atau perak ekstra dengan penggunaan sehelai jarum leper. Tidak diketahui secara pasti dari manakah songket...
Gambar prasasti. Teori Proto-Melayu yang didukung oleh Robert von Heine-Geldern, Johan Hendrik Caspar Kern, JR. Foster, James Richardson Logan, Slamet Muljana dan Asmah Haji Omar [1] Prasasti Kedukan Bukit ditemukan oleh M. Batenburg pada tanggal 29 November 1920 di Kampung Kedukan Bukit, Kelurahan 35 Ilir, Palembang, Sumatera Selatan, di tepi Sungai Tatang yang mengalir ke Sungai Musi. Prasasti ini berbentuk batu kecil berukuran 45 Ã-- 80 cm, ditulis dalam aksara Pallawa, menggunakan bahasa Melayu Kuna. Prasasti ini sekarang disimpan di Museum Nasional Indonesia dengan nomor D.146. Alih aksara svasti ÅrÄ« ÅakavaÅÅÄtÄ«ta 605 (604 ?) ekÄdaÅÄ« Åu klapakÅa vulan vaiÅÄkha dapunta hiya<mï¨> nÄyik di sÄmvau mangalap siddhayÄtra di saptamÄ« Åuklapak&...
Sebagaimana namanya, macan-macanan berarti harimau-harimauan. Permainan macan-macanan dimainkan oleh dua orang, baik anak-anak maupun orang dewasa. Salah satu pemain berperan sebagai kambing dan satu pemain lainnya berperan sebagai macan. Kedua pemain tersebut berperan saling bermusuhan dan berusaha saling membunuh. Akan tetapi bukan dalam bentuk pertarungan fisik, namun yang dipertarungkan adalah batu-batu mereka dalam skets. Peralatan yang digunakan dalam permainan macan-macanan adalah gambar skets pada tanah, karton, atau kertas berukuran sekitar 40 x 30 cm. Gambar tersebut merupakan lambang daerah ruang gerak hidup keduanya. Garis-garis yang ada dalam skets merupakan normatif. Jumlah batu kambing yang dimainkan dalam skets adalah 21 buah batu kecil, sedangkan batu macan berjumlah 1 buah agak besar. Permainan dimulai dengan menaruh sembilan buah batu kambing pada sembilan titik selang garis-garis bidang skets. Pemegang batu macan mengambil tiga buah batu kambing tadi...
Enam orang penari yang semuanya perempuan keluar panggung, tiga dari kiri dan tiga dari kanan. Sementara musik memperdengarkan suara monoton yang keluar dari gong, sayup-sayup terdengar seseorang mengeluarkan kidung yang lebih terdengar seperti mantra-mantra. Dalam balutan seni kontemporer, mereka akan mementaskan sebuah tari kolosal yang dikenal dengan nama tari Lummense. Tari Lummense merupakan tari tradisional yang berasal dari Sulawesi Tenggara. Secara etimologi, nama Lummense berasal dari kata lumme dan ense, lumme biasa diartikan sebagai kegiatan membuang atau membersihkan genangan air, sedangkan ense bermakna menari. Jadi secara harfiah, Lummense mempunyai arti sebagai tarian yang dipentaskan dalam rangka membersihkan noda, dosa, dan penyakit yang ada di dalam diri. Sebelum kedatangan Islam ke Sulawesi Tenggara, Lummense dilakukan sebagai ritual oleh masyarakat tradisional Kabaena untuk memanggil ruh leluhur. Pemanggilan ruh leluhur itu dilakukan dalam up...
Kekuasaan Indochina terletak di 3 negara bagian yaitu Kamboja, Vietnam dan Thailand. Dari catatan sejarah dan bukti arkeologi, pada abad ke-9 Sriwijaya telah melakukan invasi dan kolonisasi di hampir seluruh kerajaan-kerajaan Asia Tenggara, antara lain: Sumatera, Jawa, Semenanjung Malaya, Thailand, Kamboja, Vietnam, dan Filipina. Dominasi atas Selat Malaka dan Selat Sunda, menjadikan Sriwijaya sebagai pengendali rute perdagangan rempah dan perdagangan lokal yang mengenakan biaya atas setiap kapal yang lewat. Sriwijaya mengakumulasi kekayaannya sebagai pelabuhan dan gudang perdagangan yang melayani pasar Tiongkok, dan India //@Minor_Caknole | source: hello-pet
Songket hingga saat ini belum memiliki pengertian yang resmi, namun menurut bahasa Palembang, songket berasal dari kata disongsong dan di- teket . Kata “ teket ” dalam baso Palembang lamo artinya sulam. Kata tersebut merujuk pada proses penenunan dengan memasukkan benang dan peralatan lainnya ke Lungsin dengan cara disongsong. Pembuatan kain songket pada dasarnya dilakukan dengan cara disongsong dan disulam. Pendapat lain mengatakan Songket Palembang berasal dari kata songko , yaitu kain penutup kepala yang dihias dengan benang emas. Kata “ songket ” dianggap berasal dari kata tusuk dan cukit yang diakronimkan menjadi sukit , kemudian berubah menjadi sungki , dan akhirnya menjadi songket . Istilah songket mulai ada sejak awal abad ke-19, sebelumnya masyarakat menyebut songket dengan istilah kain sewet yang terbuat dari benang emas....
Sambal ini tanpa terasi. Rasanya pedas, manis, asam. Warnanya merah kehitaman. Bahan: 100 gr (atau sesuai selera) cabe merah (biasanya di sini pakai cabe Thailand) 6-8 siung bawang merah 3-4 siung bawang putih 100-125 gr gula merah/aren (biasanya di sini pakai yang cap wayang), iris-iris 200 cc air asam dari 1 ruas jempol asam jawa dan 200 cc air garam secukupnya Minyak untuk menumis Cara Membuat: Haluskan cabe, bawang merah, dan bawang putih Panaskan minyak dalam wajan Tumis bumbu halus hingga matang Tuang air asam. Tambahkan gula merah dan garam. Aduk rata. Kecilkan api sambil sesekali diaduk. Angkat bila sambal sudah mengental. Jangan lupa dicicip. Alamat dan Kontak Penjual: Rumah Makan Aneka Sambal Jl. Dr. M. Hatta, Kemala Raja, Batu Raja Tim., Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan 32125 0815-3993-4000 Sumber: https://bankresep.wordpress.com/2008/03...
Tenun Songket Palembang (Sumatera Selatan) Sejarah Penenunan songket secara sejarah dikaitkan dengan kawasan permukiman dan budaya Melayu , dan menurut sementara orang teknik ini diperkenalkan oleh pedagang India atau Arab. Menurut hikayat rakyat Palembang, asal mula kain songket adalah dari perdagangan zaman dahulu di antara Tiongkok dan India. Orang Tionghoa menyediakan benang sutera sedangkan orang India menyumbang benang emas dan perak; maka, jadilah songket. Kain songket ditenun pada alat tenun bingkai Melayu. Pola-pola rumit diciptakan dengan memperkenalkan benang-benang emas atau perak ekstra dengan penggunaan sehelai jarum leper. Tidak diketahui secara pasti dari manakah songket berasal, menurut tradisi Kelantan teknik tenun seperti ini berasal dari utara, yakni kawasan Kamboja dan Siam yang kemudian berkembang ke selatan di Pattani, dan akhirnya mencapai Kelantan dan Terengganu sekitar tahun 1500-an. Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan d...
Seni ukir Palembang memiliki motif khusus yang berbeda dengan daerah lain. Pengaruh Cina atau Budha masih menonjol, namun guratannya lebih didominasi tumbuhan, bunga melati dan teratai serta tidak ada gambaran tentang manusia atau hewan. Berbagai macam ukiran khas Palembang itu biasanya disebut dengan laukuer (Lavquer) Ciri ukiran Palembang sangat khas. Semua motifnya bunga dan perwarnannya pun di dominasi warna kuning keemasan, warna dominan dalam ukiran Palembang. Kemilau warna yang dihasilkan dari cat warna emas inilah yang membedakannya dengan ukiran daerah lain, seperti misa...