 
            Ada seorang laki-laki yang bernama Haman Semper. Ia adalah seorang anak yang sangat jahat. Ia sering melawan ibunya dan seringkali memukul ibunya dengan mempergunakan tongkat. Namun ibunya tetap menyayanginya dan selalu menasihati Haman agar ia berbuat baik, tetapi nasihat ibunya tidak pernah ia dengar, malahan ia balik menyerang ibunya dengan pisau. Hati seorang ibu tidak tega melihat anaknya jatuh ke dalam dosa. Pada saat mereka makan, kembali ibunya berusaha untuk tetap menasihatinya. Namun Haman tetap menjadi seorang anak yang jahat dan tidak mendengar nasihat orang tua. Dari hari ke hari perlakuan Haman makin menjadi-jadi. Ibunya tidak dapat lagi menasihatinya. Karena perbuatannya sudah tidak dapat diampuni lagi, maka ibunya marah dan mengutuknya. Ibunya sudah tidak lagi memperdulikan apa yang ia buat. Beberapa waktu kemudian, Haman meninggal dunia, namun karena dosanya terlalu banyak, maka bumi tidak mau menerima jasadnya. Kuburan yang digali selalu terdapat air, bahkan s...
 
                     
            Upacara Tihi Huau (Potong Rambut) dilakukan oleh Orang Nuaulu, di Seram, Maluku, Indonesia 1. Asal-Usul Maluku adalah salah satu provinsi yang terdapat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Di sana ada sebuah etnik yang bernama Nuaulu. Stratifikasi sosial masyarakatnya pada dasarnya dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yakni golongan pemimpin soa (kapitang), tokoh adat dan rakyat biasa. Golongan kapitang terdiri atas orang-orang yang secara genealogis masih keturunan pendiri soa. Golongan tokoh adat terdiri atas orang-orang yang masih keturunan tokoh adat. Sedangkan, golongan rakyat biasa adalah orang-orang yang secara genealogis bukan keturunan pendiri soa dan tokoh adat. Mereka (masyarakat Nuaulu) menumbuh-kembangkan suatu tradisi yang disebut sebagai Tihi Huau. Tradisi ini sangat erat kaitannya dengan kepercayaan yang diyakininya. Menurut mereka, seorang anak, baik laki-laki maupun perempuan, mudah disusupi atau dipengaruhi oleh ro...
 
                     
            Sebuah bangunan yang tampak menyerupai singa duduk tampak begitu kokoh berdiri dengan latar belakang kemegahan Gunung Gamalama. Bangunan tersebut memang tidak bisa menyembunyikan usianya yang sudah sangat tua, namun kondisinya terlihat terawat. Bangunan besar berwarna kuning muda ini seolah hidup dan memicingkan pandangannya ke arah lautan sebagai tanda bahwa ia merupakan sebuah tempat penting dalam sejarah kehidupan Ternate, Maluku Utara. Bangunan anggun nan indah ini adalah Kedaton Kesultanan Ternate. Kedaton Sultan Ternate ini dibangun pada tanggal 24 November 1813 oleh salah satu Sultan Ternate yang bernama Sultan Muhammad Ali. Luas bangunan berbentuk persegi delapan ini adalah sekitar 1500 meter persegi di atas tanah seluas 1,5 Ha. Menurut sejarah, arsitektur yang membangun Kedaton ini adalah seorang berkebangsaan Cina. Hal inilah yang menjadi sebab adanya beberapa detail oriental di beberapa titik istana seperti tangga dan beberapa sudut bangunan lainny...
 
            Masyarakat Maluku mengenal suatu kesenian tradisi unik yang erat hubungannya dengan nuansa mistis bernama bambu gila. Permainan bambu gila yang memiliki nama asli Baramasewel konon sudah ada sebelum tersebarnya agama Islam dan Kristen di tanah Maluku. Cara memainkan bambu gila sangat sederhana, para pemain hanya memeluk dan menahan laju bambu yang bergerak melonjak sesuai kemauan sang pawang. Sebelum permainan bambu gila dimulai, sang pawang bertugas membakar kemenyan yang dibawanya menggunakan wadah dari tempurung kelapa. Asap dari pembakaran menyan kemudian "dimasukkan" ke dalam bilah bambu. Proses ini menjadi penting dalam permainan tradisional bambu gila, karena proses ini merupakan upaya untuk mengundang sesuatu yang gaib untuk masuk dan menggerakan bambu. Ketika pawang sudah berhasil memasukan sesuatu yang gaib ke dalam bilah bambu, maka bambu dengan sendirinya akan bergerak. Para pemain harus memeluk dan menahan laju bambu di bawah kuasa sang pawang. Sepanjang permainan,...
 
                     
            HAINUWELE tumbuh dengan sangat cepat dan dalam tiga hari saja ia telah menjadi seorang puteri yang dalam bahasa daerah disebut mulua artinya putri yang cantik. Hainuwele berbeda dengan putri-putri yang lain. Ia tidak seperti manusia biasa. Selain kecantikannya tiada bandingnya iapun mampu menyihir sesuatu sesuai dengan kehendak hatinya. Dari seonggok lumpur, Hainuwele dapat menyihirnya menjadi barang-barang berharga seperti piring-piring dari Cina yang disebut porselin dan gong. Semua barang ini kemudian dijual dan lama-kelamaan ayahnya Ameta menjadi kaya raya. Kecantikan Hainuwele pun semakin tersiar ke mana-mana dan menjadi buah bibir masyarakat seantero pulau Seram. Kelebihan ini membuat Hainuwele disenangi tetapi juga membuat banyak orang menjadi iri hati kepadanya. Pada suatu hari diadakanlah pesta Tari Maro di Tamene Siwa. Pesta itu diselenggarakan oleh Sembilan keluarga yang direncanakan akan berlangsung selama Sembilan hari. Tari Maro adalah sebuah ta...
 
                     
            Menurut cerita dahulu kala di teluk Baguala terdapat seekor buaya besar, panjangnya kira-kira 5 meter dan warna kulitnya kuning sehinga oleh penduduk di sana lalu diberi nama “Buaya Tembaga.” Buaya Tembaga tersebut tidak pernah memangsa hewan lain. Namun, sebaliknya ia selalu menolong ikan-ikan, hewan-hewan lainnya dan selalu melindungi mereka dari hewan buas. Keberadaannya Buaya Tembaga terdengar sampai pesisir selatan Pulau Baru. Hewan yang berada di Pulau Baru hidup dalam ketakutan karena ada seekor Ular besar yang selalu memangsa hewan-hewan. Akhirnya, mereka mengirim utusan untuk meminta bantuan kepada Buaya Tembaga. Yang diutus adalah seekor Ikan, Ikan tersebut harus menempuh perjalanan yang cukup jauh dari tempat tinggalnya. Sang Ikan pun sampai di kediaman Buaya Tembaga. ‘’ Buaya Tembaga yang baik hati, aku datang dari Pulau Baru untuk meminta bantuanmu.’’ Ujar sang Ikan. ‘’ Apa yang bisa aku bantu?’&rsquo...
 
                     
            Pantun nyanyian Barbar, Maluku Salah satu hal paling berharga yang dilestarikan oleh penduduk Maluku adalah bahasa daerahnya. Tradisi lisan masih menjadi identitas jati diri sebagai pewaris budaya nenek moyang tersebut. Selain puisi, dongeng, legenda, mantra, pantun nyanyian Barbar adalah hal yang terus mereka pelihara. Pantun ini sangat populer khususnya di daerah Letwurung, pulau Barbar Besar. Contoh pantun syair Barbar [Sumber gambar ] Dikemas dalam Bahasa daerah, pantun Barbar akan disuguhkan ketika acara-acara adat khusus lengkap dengan diikuti nyanyian bersyair dalam Bahasa Yamdena atau Fordata serta tari-tari adat. Untuk penyampaian, berpantun bisa disampaikan sendiri, berbalasan, atau lengkap dengan iringan musik. Jenisnya pun beragam, mulai dari pantun percintaan, orang tua, nasihat, serta pantun anak-anak.
 
                     
            Empat Kapiten Maluku adalah empat bersaudara yang merupakan pemimpin Negeri Nusa Ina di Pulau Seram , Maluku . Keempat kapiten tersebut memiliki kegemaran berpetualang ke daerah-daerah pelosok untuk membuka daerah baru. Suatu hari, mereka berpetualang menyusuri Sungai Tala yang kaya akan sumber alamnya. Namun, petualangan mereka kali ini amat berat dan membutuhkan perjuangan keras karena Sungai Tala terkenal ganas. Airnya sangat deras dan terdapat banyak batu besar di sepanjang alirannya. Bagaimana perjuangan mereka? Simak kisahnya dalam cerita Petualangan Empat Kapiten dari Maluku berikut ini! * * * Dahulu, Negeri Nunusaku atau lebih dikenal Negeri Nusa Ina merupakan pusat kegiatan penduduk yang mendiami Pulau Seram, Maluku. Negeri itu dipimpin oleh empat kapiten yaitu Kapitan Wattimena, Kapitan Wattimury, Kapitan Nanlohy, dan Kapitan Talakua. Keempat kapiten tersebut mempunyai wilayah kekuasaan masing-masing sehingga penduduk mereka tersebar di berbagai daerah di p...
 
                     
            D ahulu kala terdapat kerajaan besar di Pulau Halmahera. Rajanya belum lama meninggal dunia. Ia meninggalkan dua anak laki-laki dan satu anak perempuan. Mereka bernama Baginda Arif, Putra Baginda Binaut, dan Putri Baginda Nuri. Putra Baginda Binaut sangat menginginkan kedudukan sebagai raja untuk menggantikan ayahnya. Keinginan itu disampaikan kepada patih kerajaan. “Aku harus menggantikan kedudukan ayahku.” Kata Binaut kepada sang Patih dengan penuh keyakinan. Agar sang Patih ikut mendukung rencana tersebut, maka Binaut memberi janji bahwa jabatan sang Patih akan tetap dipertahankan, dan ia akan diberi hadiah emas berlian. Berkat bujuk rayu dan janji itulah, Sang Patih bersedia mendukung Binaut menjadi raja. Sang Patih segera mengatur para pengawal kerajaan untuk menangkap Sri Baginda Ratu, Putra Baginda Arif dan Putri Baginda Nuri. Setelah ditangkap, mereka dijebloskan di penjara bawah tanah. “Kanda Binaut benar-benar kejam! Tamak...
