Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Legenda Maluku Ambon
Haman Pardidu, Legenda Urban Kota Ambon
- 12 Maret 2018

Ada seorang laki-laki yang bernama Haman Semper. Ia adalah seorang anak yang sangat jahat. Ia sering melawan ibunya dan seringkali memukul ibunya dengan mempergunakan tongkat. Namun ibunya tetap menyayanginya dan selalu menasihati Haman agar ia berbuat baik, tetapi nasihat ibunya tidak pernah ia dengar, malahan ia balik menyerang ibunya dengan pisau. Hati seorang ibu tidak tega melihat anaknya jatuh ke dalam dosa. Pada saat mereka makan, kembali ibunya berusaha untuk tetap menasihatinya. Namun Haman tetap menjadi seorang anak yang jahat dan tidak mendengar nasihat orang tua.

Dari hari ke hari perlakuan Haman makin menjadi-jadi. Ibunya tidak dapat lagi menasihatinya. Karena perbuatannya sudah tidak dapat diampuni lagi, maka ibunya marah dan mengutuknya. Ibunya sudah tidak lagi memperdulikan apa yang ia buat. Beberapa waktu kemudian, Haman meninggal dunia, namun karena dosanya terlalu banyak, maka bumi tidak mau menerima jasadnya. Kuburan yang digali selalu terdapat air, bahkan sampai tiga buah. Akhirnya peti jenazah Haman dibiarkan saja di atas tanah. Jiwa Haman pun tidak tenang. Setiap malam dari pukul tujuh malam sampai dengan pukul dua belas malam, jiwa Haman mulai mengembara berkeliling ke kampung-kampung sekitar pekuburan Belakang Soya khususnya di Pulo Gangsa dan Wai Tomu. Karena itu namanya disebut Haman Pardidu (Pardidu adalah bahasa Portugis yang artinya mengembara)

Karena dosa-dosa yang dibuatnya selama hidup terlalu banyak, maka dalam pengembaraannya, ia menjunjung sebuah tungku arang (tempat masak yang terbuat dari tanah liat) yang sangat panas di kepalanya. Setiap hari jiwanya terus mengeluh dan berteriak : haus ….. haus ….. haus ….. . Penduduk sekitar tempat yang biasa ia lalui menjadi sangat takut. Mereka selalu menyiapkan mangkuk, ember, maupun tong-tong berisi air untuk Haman minum, namun karena hawa panas yang dibawanya maka sebelum ia dapat minum, air telah menjadi kering. Karena selalu membuat resah masyarakat, maka Pemerintah Belanda menjanjikan hadiah bagi orang yang dapat menangkap dan menenangkan jiwa Haman Pardiu. Pernah ada seorang tawanan yang mencoba menangkap Haman Pardidu, tetapi orang itu meninggal karena terbakar pada saat bertemu dengan Haman Pardidu.

Jiwanya terus mengembara tanpa ada yang bias menenangkan dan menangkapnya. Pada saat itu di daerah Tanah Tinggi tinggal seorang pendeta bernama Joseph Kam. Joseph Kam adalah seorang Rasul Maluku yang memberitakan injil ke seluruh pelosok Maluku. Ketika Kam mendengar suara Haman Pardidu, beliau keluar menjumpainya sambil mengapit Alkitab di bawah ketiaknya. Pada saat Haman sudah dekat dengan Joseph Kam, Kam berlutut dan berdoa dengan suara nyaring : “Dengan Nama Allah Yang Mahakuasa, Tuhan Yesus Kristus, dan Roh Kudus lenyaplah”. Tiba-tiba terdengar bunyi yang sangat dahsyat pada saat itu tungku itupun hancur. Haman pun bersorak gembira. Kata Haman kepada Bapa Kam; Tuan Pendeta telah mengalahkan saya. Haman lalu mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Bapa Kam. Tetapi tubuhnya masih panas. Bapa Kam mengambil sapu tangannya dan mengulurkannya kepada Haman. Sapu tangan itu pun hangus ketika Haman memegangnya. Setelah peristiwa itu jiwa Haman Pardidu menghilang entah kemana. Peti jenazahnya kemudian dapat dikuburkan dengan pantas di Pekuburan Belakang Soya. Sejak saat itu, Haman Pardidu atau Haman simper tidak pernah lagi mengganggu siapapun di Kota Ambon.

Sumber Artikel: http://www.smileambon.com/2015/02/cerita-haman-pardidu-urban-legen-dari.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline