Cerita rakyat legenda gunung Batu Hapu berasal dari Kalimantan Selatan, Indonesia. Alkisah, hidup seorang perempuan bernama Nini Kudampai. Ia memiliki seorang anak laki-laki bernama Angui. Mereka berdua memiliki hewan peliharaan seperti ayam putih, anjing putih, dan babi putih. Tersebutlah seorang saudagar kaya raya bernama Keling. Sang saudagar berniat menjadikan Angui sebagai anak angkatnya dan membawanya ke negerinya. Nini Kudampai merasa keberatan karena Angui adalah anak satu-satunya, namun akhirnya ia mengizinkan Angui dibawa oleh saudagar Keling. Akhirnya saudagar Keling membawa Angui ke negerinya. Saudagar Keling sangat menyayangi Angui. Setiap hari ia memanjakan Angui. Karena dimanja, lambat laun Angui berubah menjadi anak malas. Angui selalu menolak jika saudagar Keling meminta bantuannya. Karena sudah merasa kesal dengan sifat malas Angui, saudagar Keling akhirnya mengusir Angui dari rumahnya. Dengan sangat terpaksa, Angui pergi meninggalkan rumah sauda...
Buah cempedak adalah buah asli Kalimantan, bentuknya mirip nangka tetapi ukurannya relatif kecil dan memanjang. Bergetah lengket seperti juga buah nangka. Masyarakat lokal menyebut buah ini dengan nama "tiwadak". Daging buah yang harum Cara mengeluarkan isi dagingnya dalah dengan cara di belah kemudian di tarik melebar sehingga lapisan kulitnya terlepas dari daging buah dan bijinya. Aroma buah ini sangat khas dan wangi. Daging buah seperti halnya nangka namun lebih lembut berserat, dengan rasa yang manis dan beraroma khas. Dapat dimakan langsung sebagai buah atau dapat juga di goreng layaknya pisang goreng, orang banjar menyebut gorengan buah cempedak ini "gegodoh tiwadak". Biasanya anak-anak menyukai buah ini dan olahannya. Bagi orang banjar, kulit cempedak bukanlah sampah. Namun ini adalah bahan makanan favorit yang hadir musiman. Walaupun sebenarnya diluar musim cempedak masyarakat masih bis...
Kuyang adalah manusia hidup yang berubah wujud menjadi potongan kepala dan isi perut yang terburai, dapat terbang karena telinganya membesar yang digunakan sebagai sayap (mungkin mirip seperti telinga gajah). Ilmu kuyang umumnya dipelajari oleh kaum wanita, namun ada juga yang mengatakan bahwa ilmu kuyang juga dapat dipelajari oleh kaum laki-laki (tapi sangat jarang). Kuyang sangat gemar menghisap darah nifas ketika ada wanita yang melahirkan karena memang itulah makanan/minumannya yang pokok. Ilmu kuyang dipelajari oleh wanita karena alasan keduniaan seperti agar tetap awet muda/cantik, disayang suami atau pun untuk kekayaan. Namun ada juga perkecualiannya, yaitu ilmu warisan atau turunan. Misalnya seorang ibu yang memiliki Ilmu kuyang kalau mau meninggal dunia harus melepaskan ilmunya itu, kalau tidak,dia akan kesulitan untuk melepas nyawa. Cara melepas ilmu sesat ini yaitu harus ada orang yang mau manyalin...
Memang Kalimantan atau yang sering disebut Borneo merupakan pulau terbesar di wilayah Indonesia, Kalimantan merupakan pulau yang dimiliki oleh tiga Negara (Indonesia, Brunai dan Malaysia) dimana banyak hal yang masih tersembunyi di dalamnya. Kalimantan memiliki banyak suku bangsa, adat-istiadat, dan memiliki berbagai produk budaya yang diantaranya seni tari, seni musik, seni rupa dan bahasa daerah. Memang Kalimantan tidak perlu lagi ditafsirkan dengan bahasa apapun, yang lebih penting adalah Eksotisme Yang Menginspirasi senyatanya Kalimantan sudah hadir jauh-juauh sebelum masyarakat modern ada, Kalimantan merupakan instalasi seni nya Indonesia yang mana di dalamnya bersinar intan, berlian dan tambang-tambang lainnya, hutan-hutan yang masih lumayan baik dan terpelihara oleh masyarakat adat. Kondisi tersebut merupakan bentuk susunan artistik yang alami, ditambah dengan kegiatan upacara-upacara adat yang mengagungkan akan kebesaran Tuhan Sang Pencipta. Alam, budaya dan sistem r...
Adalah sebuah prosesi adat Dayak Meratus untuk mengobati orang yang sakit atau orang yang kesurupan, dengan cara memanggil para penjaga (Sangudara 4 dan Sangudara 8) dan memanggil roh leluhur. Baharagu biasanya dilakukan oleh satu orang Balian (kepala suku) dengan dibantu oleh seorang Patati (penabuh gendang). Oleh : Wiwid Bhozant (penggiat bilik pendidikan pedalaman Kalimantan)
Anggang adalah burung yang terdapat dipulau Kalimantan, masyarakat Dayak menyebutnya Tingang, ia bagai metafora dalam kehidupan dipedalaman Kalimantan, sebab mampu menjadi argumen yang mendunia, burung Anggang atau Tingang bahkan mempunyai kekuatan spiritual yang kharismatik, seakan semua roh menyatu dalam kegagahannya. Ia juga menjadi ikon dan idiom serta representasi kedayakan dan kekalimantanan. Pesona Anggang melekatkan estetik dan spirit yang tinggi bagi geliat kehidupan masyarakat Kalimantan. Kegagahan postur tubuhnya yang anatomis dengan keelokan bentuk dan kombinasi warna yang harmonis menjadikan Anggang sebagai burung dewa bagi masyarakat Dayak. Oleh : Koeshondo W. Widjojo (penggiat bilik pendidikan pedalaman Kalimantan)
Adalah tarian masyarakat adat Dayak yang sangat dinamik dan penuh dengan ritmik yang estetik, seolah tarian mereka benar-benar melebur dengan kedalaman jiwa dan menyatu dengan kehadiran roh nenek moyang. Oleh : Koeshondo W. Widjojo (penggiat bilik pendidikan pedalaman Kalimantan)
Beberapa karya rupa suku dayak yang sudah popular, sebut saja Mandau merupakan senjata tradisional ala suku Dayak. Berbentuk mirip pedang namun tidak begitu panjang. Dulu nya mandau digunakan untuk berperang. Bahkan ada beberapa sub etnis Dayak menganggap mandau adalah benda yang sakral dan magis. Tak sembarang orang boleh memiliki mandau. Bahkan mandau yang telah dikeramatkan oleh si empu nya, tidak boleh dilepaskan dari kumpang nya secara sembarangan. Namun ada beberapa sub etnis Dayak yang melengkapi mandau nya dengan berbagai mantra dan racun, hal ini dimaksudkan agar mandau semakin kuat dan sakti Adan juga Tameng, yang merupakan alat perisai sebagai pelengkap dalam perang. Guna nya untuk melindungi tubuh dari serangan lawan. Tameng terbuat dari kayu. Biasanya tameng diberi motif berukir yang sangat etnik, dan menarik, Kemudian Tato (Parung atau Betik), Secara religius tato bagi masyarakat Suku Dayak pada umumnya, merupakan sebuah lentera yang akan menerangi perjalanan hidup...
Kain Sasirangan Kain Sasirangan merupakan kain adat suku Banjar di Kalimantan Selatan yang diwariskan secara turun temurun sejak abad XII, saat Lambung Mangkurat menjadi Patih Negara Dipa. Cerita yang berkembang di masyarakat Kalimantan Selatan adalah bahwa kain Sasirangan pertama kali dibuat oleh Patih Lambung Mangkurat setelah bertapa 40 hari 40 malam di atas rakit Balarut Banyu. Menjelang akhir tapanya, rakitnya tiba di daerah Rantau kota Bagantung. Di tempat ini, ia mendengar suara perempuan yang keluar dari segumpal buih. Perempuan itu adalah Putri Junjung Buih, yang kelak menjadi Raja di daerah ini. Sang Putri hanya akan menampakkan wujudnya jika permintaannya dikabulkan, yaitu sebuah istana Batung dan selembar kain yang ditenun dan dicalap (diwarnai) oleh 40 putri dengan motif wadi/padiwaringin sebagai syarat ketika ia akan menggelar acara perkawinan agung dengan Pangeran Suryanata, pendiri dinasti pertama Negara Dipa. Awalnya sasirangan dikenal sebagai kain untuk &ld...