Dalam proses perubahan kebudayaan khususnya di pedesaan terjadi pergeseran nilai-nilai budaya. Hal ini mempengaruhi bentuk dan sifat gotong royong yang ada pada masyarakat bersangkutan. Kenyataan menunjukkan adanya perubahan sistem yang baru. Bahkan ada bentuk gotong royong yang sudah punah menghilang dari kebudayaan suatu masyarakat. Oleh karena itu dianggap perlu adanya usaha inventarisasi dan dokumentasi sistem gotong royong sebelum berubah dan menghilang dalam kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia. Sumber: http://repositori.kemdikbud.go.id/7684/
Keragaman Budaya yang dimiliki oleh Suku Bangsa di Indonesia banyak mengandung nilai budaya yang positif dan masih relevan pada masa kini, oleh sebab itu perlu diinformasikan dan disebarluaskan ke berbagai kalangan dalam rangka memperkokoh jati diri bangsa. lnformasi budaya yang akan disebarluaskan dimaksud adalah buklet berisi tentang "Masohi Ambon"yang merupakan salah satu sistem gotong royong masyarakat Ambon. Sumber: http://repositori.kemdikbud.go.id/10694/
Kue Apang sudah ada sejak tahun 60 an,kue Apang ini merupakan kue sesajian yang sangat enak dan paling digemari oleh anak anak hingga orang dewasa,kue Apang tersebut disajikan jika masyarakat Bugis melakukan acara adat maupun syukuran dan merupakan kue pelengkap jika masyarakat Bugis melakukan aktivitas usai bergotong royong.orang orang jaman dulu mengartikan dan memaknai kue Apang dalam suku bugis(tidak ada apa apa yang akan terjadi) dan juga termasuk kue yang ada sejak jaman penjajahan.
Muharram merupakan bulan islam yang menduduki urutan pertama di tahun hijriyah. Dalam kalender jawa, datangnya bulan spesial berupa muharram adalah pertanda masuknya bulan suro atau sura karena memang penanggalannya merujuk pada kalender hijriyah atau tahun islam. Di bulan pertama tahun islam ini khususnya tanggal 10 atau dikenal dengan hari asyura, sebgaian warga muslim ada yang memperingatinya dengan menghadirkan hidangan makanan bernama jenang suro. Makanan khas ini masih sering ada di Banyuwangi, Jawa Timur. Jenang Suro khas Banyuwangi ini disediakan dengan : jenang/bubur yang terbuat dari beras perkedel kentang sambal goreng kering tempe dengan kacang telor dadar yang diiris Jenang suro ini selalu ada pada saat bulan Muharram di daerah Banyuwangi, biasanya jenang suro ini akan dibagikan kepada tetangga sekitar. dan sesuai namanya jenang/bubur ini biasanya selalu ada hanya di bulan muharram saja. Tradisi Jenang Suro dilakukan warga Banyuwangi atas dasar kisah pada saat p...
Melestarikan budaya Indonesia merupakan kewajiban setiap warga negara. kebudayaan tersebut bisa berupa kesenian makanan pakaian dan yang lain sebagainya. Salah satu dari budaya yang melekat di sebuah lembaga pendidikan tradisional di Indonesia yaitu Pesantren adalah budaya gotong royong dengan istilah Ro'an. Istilah ini umum di Sebutkan oleh para santri yang berada di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk mengistirahatkan gotong royong membersihkan lingkungan pesantren atau membangun lingkungan pondok pesantren. Sebenarnya Istilah gotong royong dengan roan secara kegiatan bisa diartikan sama yaitu kegiatan yang dilakukan bersama-sama untuk melakukan kegiatan supaya pekerjaan tersebut cepat terselesaikan. Biasanya di sebuah Pesantren akan ada pengumuman lewat pengeras suara bahwa waktu tertentu akan di laksanakan roan untuk kegiatan tertentu. Sehingga para santri yang berada di pesantren tersebut bisa mempersiapkan diri untuk melakukan kegiatan roan. Setelah Diumumkan lewat...
Sambatan - Masyarakat jawa, khususnya jawa tengah mungkin tidak asing lagi dengan istilah sambatan rumah. Sambatan rumah adalah ritual pengangkatan kap atap rumah dengan bergotong royong antar tetangga terdekat secara suka rela. Biasanya sambatan dilaksanakan setelah pilar-pilar rumah telah tegak berdiri, setelah rangka kap atap rumah jadi, barulah ritual sambatan dilaksanakan. Ritual dimulai dengan doa bersama, setelah selesai berdoa barulah sarapan bersama denga lauk pauk yang khas (ingkung ayam, urab, serta lalapan lainnya). Setelah sarapan sambatan dimulai, seluruh warga (orang yang ikut sambatan) bergotong royong mengangkat kap atap rumah bersama-sama. Setelah kap terpasang, setiap warga mempunyai peran masing-masing, ada yang bertugas memasang genteng, memasang reng, dan lain sebagainya. Namun, tahukah kamu? akhir-akhir ini tradisi sambatan sudah mulai jarang ditemui, karna memang tak semua model rumah bisa dilaksanakan ritual sambatan. Sambatan biasanya hanya dilakukan oleh r...
Berkunjung ke Sumatera Barat tidak cuma menyuguhkan keindahan alamnya saja, melainkan juga keindahan budaya yang menyangkut tentang hal makanan tradisonal, upacara adat, ataupun tarian tradisional. Seni-seni tradisional kini memang jarang diminati, jarang ditelusuri yang mengancam akan ada negara lain yang mengklaim ataupun sekedar budaya itu akan terlupakan. Salah satu upaya cara pelestarian dari senibudaya tradisional ini adalah dengan cara mengenal budaya itu dengan baik, mulai memahami asal usul dari budaya tersebut, ataupun mulai mengetahui apa latar belakang adanya budaya tersebut. Menurut UU no 5 Tahun 2017 tentang 10 Objek Pemajuan Kebudayaan, Tari piring dapat digolongkan menjadi objek yang no 8 adalah tentang Seni. Seni adalah ekspresi artistik individu, yang berbasis warisan budaya maupun berbasis kreativitas penciptaan baru, yang terwujud dalam berbagai bentuk kegiatan dan/atau medium. Seni antara lain seni pertunjukan, seni rupa, seni sastra, seni musik, dan seni media...
Rasulan adalah suatu tradisi atau ritual tahunan setelah musim panen dan sudah lama diselenggarakan oleh masyarakat Gunungkidul. Kata rasulan sendiri tidak selalu dikaitkan dengan suatu kegiatan yang erat hubungannya dengan peringatan terhadap suatu momen hidup Nabi Muhammad SAW, namun kegiatan ini kegiatan budaya masyarakat sekitar. Ritual ini diselenggerakan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa atas segala nikmat dan karunia yang diberikan kepada semua warga. Masyarakat Gunungkidul memaknai Rasulan sebagai hari raya ketiga selain Idul Fitri dan Idul Adha. Biasanya, orang tua akan mengundang teman-teman anak mereka dan akan memasak masakan spesial untuk dihidangkan kepada mereka. Jadi, anak-anak tersebut membawa teman-temannya untuk makan di rumah. Tradisi ini menjadi keunikan tersendiri dan kebanyakan dari masyarakat Kabupaten Gunung Kidul sangat menunggu momen ini dibandingkan lebaran. Bahkan untuk melaksanakan tradisi Rasulan ini, mereka lebih banyak mengelu...
Rampak Kendang atau Rampak Gendang merupakan sajian musik tradisional kendang Sunda dalam jumalh banyak yang dimainkan secara serempak dan bersama-sama. Ramapk sendiri berasal dari bahasa Sunda yang artinya serempak, sementara kendang atau gendang merupakan instrumen musik gamelan yang memiliki fungsi sebagai pengatur irama lagu. Rampak kendang muncul sekitar tahun 1970-an bersamaan dengan tari Jaipong. Yaya Sukarya sebagai kepala Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI) Bandung sangat mendukung gagasan Yoyo Risyaman Wiranata dan Nandang Rusman Barmaya untuk membuat sebuah pertunjukan karawitan yang menggunakan gamelan salendro lengkap akan tetapi menggunakan juru pengkendang banyak berjumlah antara 20 sampai 30 orang. Istilah rampak kendang muncul setelah ada pertunjukan dengan mempergunakan kendang-kendang yang dimainkan secara bersama oleh banyak orang. Yaya Sukarya sebagai kepala Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI) Bandung menjadikan menabuh kendang merupakan mata p...