Pada zaman dahulu kala, di sebuah kampung antah berantah, hidulah sepasang suami istri. Mereka merupakan sebuah keluarga yang sangat miskin. Rumahnya dari pelepah daun rumbia yang didirikan seperti pagar sangkar puyuh. Atap rumah mereka dari daun rumbia yang dianyam. Tidak ada lantai semen atau papan di rumah tersebut, kecuali tanah yang diratakan dan dipadatkan. Di sana tikar anyaman daun pandan digelar untuk tempat duduk dan istirahat keluarga tersebut. Demikianlah miskinnya keluarga itu. Rumah mereka pun jauh dari pasar dan keramaian. Namun demikian, suami-istri yang usianya sudah setengah abad itu sangat rajin beribadah. “Istriku,” kata sang suami suatu malam. “Sebenarnya apakah kesalahan kita sehingga sudah di usia begini tua, kita belum juga dianugerahkan seorang anak pun. Padahal, aku tak pernah menyakiti orang, tak pernah berbuat jahat kepada orang, tak pernah mencuri walaupun kita kadang tak ada beras untuk tanak.”...
Pada jaman dahulu kala, di sebuah dusun terpencil di daerah Nanggro Aceh Darussalam, hiduplah seorang janda bersama seorang anak laki-lakinya yang bernama Banta Berensyah. Banta Berensyah seorang anak yang rajin dan mahir bermain suling. Kedua ibu dan anak itu tinggal di sebuah gubuk bambu yang beratapkan ilalang dan beralaskan dedaunan kering dengan kondisi hampir roboh. Kala hujan turun, air dengan leluasa masuk ke dalamnya. Bangunan gubuk itu benar-benar tidak layak huni lagi. Namun apa hendak dibuat, jangankan biaya untuk memperbaiki gubuk itu, untuk makan sehari-hari pun mereka kesulitan. Untuk bertahan hidup, ibu dan anak itu menampi sekam di sebuah kincir padi milik saudaranya yang bernama Jakub. Jakub adalah saudagar kaya di dusun itu. Namun, ia terkenal sangat kikir, loba, dan tamak. Segala perbuatannya selalu diperhitungkan untuk mendapatkan keuntungan sendiri. Terkadang ia hanya mengupahi ibu Banta Berensyah dengan segenggam atau dua genggam beras. Beras itu hanya...
Dalam cerita rakyat ini, amet muda adalah seorang putra mahkota dan sudah pasti dia seharusnya menjadi raja . Tetapi masalahnya si amet muda ini masih kecil sehingga belum mampu menjadi raja. Alkisah, di Negeri Alas, Nanggroe Aceh Darussalam, ada sebuah kerajaan yang diperintah oleh seorang raja yang arif dan bijaksana. Seluruh rakyatnya selalu patuh dan setia kepadanya. Negeri Alas pun senantiasa aman dan damai. Namun satu hal yang membuat sang Raja selalu bersedih, karena belum dikaruniai seorang anak. Sang Raja ingin sekali seperti adiknya yang sudah memiliki seorang anak. Pada suatu hari, sang Raja duduk termenung seorang diri di serambi istana. Tanpa disadarinya, tiba-tiba permaisurinya telah duduk di sampingnya. “Apa yang sedang Kanda pikirkan?” tanya permaisuri pelan. “Dindaku tercinta! Kita sudah tua, tapi sampai saat ini kita belum mempunyai seorang putra yang kelak akan mew...
Alkisah pada zaman dahulu, di sebuah perguruan yang terletak di Desa Lhok Drien, Sawang, Aceh Utara, tinggallah seorang pemuda gagah nan pandai. Saking pandainya, semua ilmu yang diajarkan oleh gurunya, Teungku Di Lhok Drien dapat dikuasai olehnya dalam sekejap. Bersebab itulah, kemudian ia dijuluki Malem Muda yang bermakna “orang yang berilmu di usia muda/belia”. Hal ini membuat Malem Muda diangkat menjadi tangan kanan gurunya, Teungku Di Lhok Drien.Suatu hari, Malem Muda dipanggil oleh gurunya untuk menghadap. Maka datanglah Malem Muda ke hadapan gurunya sambil bertanya,” Ada apa gerangan Teungku memanggil saya?” “Wahai Malem Muda, aku hendak memberimu suatu tugas. Akan tetapi, sebelumnya engkau harus berjanji dulu kepadaku bahwa engkau akan mematuhi segala yang kukatakan,” titah Tgk. Di Lhok Drien sembari mengelus jenggotnya. “Siap Teungku,” sahut Malem Muda. “Pasti ini tugas istimewa,” batinnya. Kemudian...
DALAM sejarah perlawanan rakyat Aceh terhadap Belanda. Ada kisah-kisah mistik. Salah satunya, ajimat rante bui yang dipakai oleh ulama-ulama pengerak perlawanan. Salah satu rante bui itu adalah milik Tgk Chik Di Tiro. Ajimat itu ditemukan Belanda ditubuh Tgk Di Cot Plieng. Sampai kini masih tersimpan di Kolonial Museum di Amsterdam, Belanda dalam etnografia Aceh. Setelah Snouckh Horgronje, mungkin Schimist lah orang Belanda yang sangat paham soal Aceh. Dengan pengetahuannya bahasa dan adat istiadat Aceh, ia menjadi perwira Belanda yang bisa bergaul secara bebas dengan masyarakat Aceh. Apalagi ditopang dengan pembawaannya yang tenang dan sikapnya yang terkendali. Namun sebagai tentara Belanda, ia tetap tidak sepenuhnya diterima masyarakat Aceh. Apalagi dalam kecamuk perang. Dalam tahun 1906, Schmist bertugas sebagai seorang letnan di Jeuram dan Seunagan yang kacau balau. Di dua daerah itu, saban hari peristiwa jebakan dan sergapan dengan kele...
Jeumpa zaman dahulu merupakan sebuah kerajaan, letaknya di Desa Blang Seupeung Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen. Di desa itu ditemukan makam Raja Jeumpa persisnya diatas bukit kecil di Dusun Tgk Keujruen. Tulisan ini merupakan rangkuman dari Ikhtisar Radja Jeumpa, yang di tulis oleh Ibrahim Abduh, mantan guru Sekolah Dasar (SD) Negeri 10 Bireuen. Tulisan itu ditulis pada 29 April 2004. Menurutnya dari dulu masyarakat di Biereun sering mendengar hikayat Raja Jeumpa. Kapan hikayat itu ada dan apa agama yang dianut olej raja tersebut, sampai kini masih menjadi tanda tanya. Malah ada yang menyebutkan hikayat raja Jeumpa hanya legenda atau tambo belaka. Benar atau tidak sampai kini masih jadi tanda tanya. Namun dari penelusuran dan bukti-bukti yang pernah ditemukan, banyak pihak meyakini raja Jeumpa dan kerajaannya memang benar-benar pernah ada. Secara geografis, kerajaan Jeumpa terletak di daerah...
INI bukanlah teluk. Bukan pula kuala. Tapi ini adalah hamparan samudra biru, nun jauh sampai ke kaki langit. Bagaimanapun, ini adalah cerita tentang alam. Coba dengar suara itu. Debuuurr...debuuuuurrr...bagai bahana guruh yang melanda jauh ke langit. Padahal, itu adalah suara gelombang samudra yang terempas di bibir pantai. Lantas, kisah tentang alam tersebut rangkai merangkai antara kenyataan yang gamblang, dengan legenda lama yang penuh misteri. Tapi, entahlah itu semua. Yang tampak sekarang adalah gelombang besar mengempas-empas ke bukit batu. Lokasinya, Desa Lubuk Baik, Kecamatan Alafan, Kabupaten Simeulue. Inilah dia sebuah pantai, kawasan wisata Batu Si Ambung-ambung yang menawarkan pesona. Berada di tempat ini, pertama-tama terlihat bukit batu menjorok ke laut. Lalu kaki bukit itu, layiknya anjungan kapal besar menyatu dengan hamparan batu semirip geladak kapal. Ini belum selesai. Hamparan geladak itu yang panjangnya, taruhlah sekitar 40-50 meter, rasanya seibar...
Ada sebuah kisah unik dari ujung Barat Laut Sumatra, tepatnya di Simeulue, ketika kearifan lokal yang diturunkan menjadi alasan bagi masyarakat untuk menghindari ajal, setidaknya untuk sementara. Adalah smong, sebuah cerita lokal yang diturunkan yang mengandung pesan kuat akan suatu peristiwa dimana akan ada ombak besar yang menerjang daratan. Kisah Smong diperkirakan telah lama dikenal olah masyarakat Simeulue, bahkan sebelum peristiwa tsunami 1907. Banyak yang menceritakan bahwa lebih dari setengah penduduk Simeulue tewas akibat kejadian tersebut. Akibat kejadian tersebut, masyarakat benar-benar menanamkan Smong tersebut kepada keturunannya agar tidak lagi mengulangi kesalahan para leluhurnya. Kata Smong berasal dari Bahasa Devayan yang berarti hempasan gelombang, bahasa Devayan sendiri merupakan bahasa yang digunakan oleh sebagian masyarakat Simeulue. Guna mengingatkan masyarakat Simeulue, maka dibuatlah syair Smong tersebut, entah siapa yang menciptakan, namun kini syair ter...
Bahan-bahan: 1 ekor itik, cuci lalu potong-potong. bisa juga dengan bebek utuh di panggang sedikit agar lemaknya menetes keluar. setelah itu baru di potong-potong. 25 gram kelapa gongseng 1 gelas santan kental Sedikit minyak untuk menumis Bumbu-bumbu: 50 gram ketumbar 10 buah cabai merah kering 6 butir kapulaga putih 5 butir kemiri 5 siung bawang putih 5 lembar daun pandan 3 butir bunga lawang keeling ( pekak, star anise) 3 sdm jintan 3 siung bawang merah 1 sdm lada putih ( merica) 1 sdm jintan ikan 1 butir biji pala 1 kelingking kayu manis 1 kelingking kunyit 1 kelingking jahe 1 batang serei ( sereh ) 1 genggam daun temurui Secukupnya garam Cara membuat: Ikat potongan bebek dengan daun pandan. Semua bumbu di tumbuk dan di haluskan.Kecuali serai, kayu manis dan daun temur...