tahun baru
426 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
SONGKOLO BAGADANG
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

  Mengunjungi Kota Maros ada yang kurang bila belum menyantap Songkolo Bagadang . merupakan makanan yang terbuat dari beras ketan putih yang dikukus hingga matang, kadang juga menggunakan beras ketan hitam. Songkolo bagadang disajikan di atas piring dan diberi bajabu atau taburan kelapa parut di sangrai. Lauk pendamping yang khas dari makanan Songkolo ini adalah ikan asin kering dan telur itik asin. Bagi yang ingin membuat sendiri berikut ini resepnya : Bahan Songkolo : - 3 ltr Ketan putih/hitam - 2 btr kelapa, parut, peras, ambil santannya. - 1 sdm garam. Cara membuat : - Ketan direndam selama 1-2 jam kemudian dicuci bersih - Setelah dicuci ,kukus sampai setengah matang. - Keluarkan kukusan dalam wadah, tuangi  santan dan aduk sampai santan merata, - Kukus kembali hingga masak. Bahan Bajabu : - 2 btr kelapa, parut - 10 siung Bawang merah - 7 siung Bawang putih - 2 sdm Ketumbar - 1 sdt Garam - 2 lbr Daun salam -...

avatar
Yulius Dwi Kristian
Gambar Entri
MINAS
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

  Ada satu minuman khas Sinjai Sulawesi Selatan yang sangat menarik yakni Minas . Minas adalah minuman memiliki khasiat memulihkan dan menambah tenaga setelah lelah bekerja. Minuman ini dibuat sebagai pengganti minuman keras di Sinjai karena masyarakatnya mayoritas Muslim dan sebagian besar penduduknya menjadi nelayan, memerlukan minuman penghangat badan. Minuman khas Sinjai ini mampu bertahan selama 1 minggu saja bila disimpan di lemari es. Minuman khas Sinjai ini paling cocok dikonsumsi pada malam hari. Untuk menghangatkan badan di tengah dinginnya malam.   Minas Foto: Jeanett Verica Rasanya mirip jus! Itulah kesan yang pasti pertama kali bakal kita rasain setelah menenggak minuman ini. Minas merupakan minuman khas Sinjai yang terbuat dari tape, madu, susu, telur, air kelapa, dan dicampur dengan sedikit tuak atau buah-buahan lain. Kesemua bahan ini diblender, kemudian disimpan di kulkas atau  freezer  kemudian diminum wakt...

avatar
Yulius Dwi Kristian
Gambar Entri
Maudu Lampoa
Ritual Ritual
Sulawesi Selatan

Upacara Mauludan di Cikoang (Gowa) diselenggarakan oleh masyarakat untuk memperingati hari ulang tahun Nabi Muhammad. Perayaan mengikutkan parade perahu yang dihias dengan bendera warna-warni serta aneka makanan.

avatar
Nadar
Gambar Entri
Benteng Fort Rotterdam
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sulawesi Selatan

Benteng Fort Rotterdam merupakan salah satu benteng di Sulawesi Selatan yang boleh dianggap megah dan menawan. Seorang wartawan New York Times, Barbara Crossette pernah menggambarkan benteng ini sebagai “the best preserved Dutch fort in Asia”. Pada awalnya benteng ini disebut Benteng Jumpandang (Ujung Pandang). Benteng ini awalnya dibangun tahun 1545 oleh raja Gowa ke X yakni Tunipallangga Ulaweng. Bentuknya yang unik layaknya seekor penyu membuat benteng ini populer dengan sebutan Benteng Panyyua oleh masyarakat setempat. Bahan baku awal benteng adalah tembok batu yang dicampur dengan tanah liat yang dibakar hingga kering. Bangunan didalamnya diisi oleh rumah panggung khas Gowa dimana raja dan keluarga menetap didalamnya. Ketika berpidnah pada masa raja Gowa ke XIV, tembok benteng lantas diganti dengan batu padas yang berwarna hitam keras.   Fort Rotterdam pada tahun 1924 (foto via wikipedia) Saat Belanda datang ke tanah Makassar, pecahlah p...

avatar
Oase
Gambar Entri
Putri Tandampalik
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sulawesi Selatan

Alkisah,  pada  zaman dahulu kala, di sebuah daerah di Provinsi Sulawesi Selatan,  berdiri  sebuah kerajaan yang bernama Kerajaaan Luwu. Kerajaan ini  dipimpin oleh seorang  raja atau  datu  yang bernama La Busatana  Datu Maongge, atau sering  dipanggil Raja Luwu atau Datu Luwu. Ia adalah  seorang raja yang adil, arif dan  bijaksana, sehingga rakyatnya hidup  makmur dan sentosa. Datu Luwu mempunyai seorang  putri yang cantik  jelita dan berperangai baik, namanya Putri Tandampalik. Berita   kecantikan dan perangai baiknya tersebar sampai ke berbagai negeri di  Sulawesi  Selatan. Pada  suatu hari, Raja Bone ingin  menikahkan putranya dengan Putri  Tandampalik. Ia pun mengutus beberapa pengawal  istana ke Kerajaan Luwu  untuk melamar sang Putri. Sesampainya di istana Luwu,  utusan tersebut  disambut dengan ramah oleh Datu Luwu. “Ampun, Baginda...

avatar
Oase
Gambar Entri
Jera Lompoe
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sulawesi Selatan

Suatu situs makam pun bisa saja berstatus cagar budaya yang dilindungi oleh pemerintah kalau beberapa persyaratan terpennuhi, seperti ketuaannya, nilai sejarah, nilai seni, dan lain-lain serta dapat membangkitkan ciri kedaerahaan, merangsang kreatifitas, menjadi kebanggaan nasional atau masyarakat luas, dan lain-lain. Dengan singkat kiranya itu dapat disebut mengandung nilai-nilai luhur budaya bangsa. Yang biasanya termasuk kategori ini adalah makam para raja, tokoh agama, tokokh perjuangan melawan penjajah, seniman besar, dan tokoh-tokoh masyarakat yang lain. Situs makam raja-raja Soppeng di Jera Lompo’e telah dipugar dan dikembangkan sebagai Taman Purbakala. Taman ini secara administrative termasuk Desa Bila, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Tinjauan Arkeologis Kabupaten Soppeng, termasuk juga ibukota Watan Soppeng, di dunia Arkeologi atau ilmu kepurbakalaan sudah lama dikenal karena kaya peninggalan-peninggalan purbakala sejak masa Praseja...

avatar
Oase
Gambar Entri
Lontaraq Dan Aksara Lontara
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Sulawesi Selatan

Lontaraq  adalah sebutan naskah bagi rakyat Sulawesi Selatan. Kata ini diambil dari bahasa Jawa/Melayu yaitu lontar atau palem tal ( Borassus flabellifer ). Dengan begitu, lontaraq adalah naskah yang ditulis pada daun tal, tradisi yang juga dilakukan oleh orang Sunda, Jawa, dan Bali dalam menulis naskah rontal mereka. Ada pula yang berpendapat bahwa secara etimologis kata lontarak terdiri dari dua kata:  raung  (daun) dan  talak  (lontar). Kata  raung talak mengalami proses evolusi menjadi  lontarak . Ada sebuah  lontaraq  yang unik, mirip dengan pita atau kaset audio/video. Teksnya ditulis satu baris pada daun tal sempit yang digulung, hanya dapat dibaca bila gulungan diputar balik. Tulisan pada gulungan bergerak di depan mata pembaca, dari kiri ke kanan. Salah satu  lontaraq  gulung tersebut adalah  La Galigo , sebuah epos asli masyarakat Bugis, diperkirakan ditulis pada abad ke-14, masa pra Islam. Karya sast...

avatar
Oase
Gambar Entri
Naskah La Galigo
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Sulawesi Selatan

Naskah La Galigo ini merupakan koleksi Museum La Galigo, Sulawesi Selatan Bahan dari kertas tidak berwatermark, sampul terbuat dari karton berwarna hitam dilapisi kertas tipis, berbentuk empat persegi panjang. Naskah ditulis dalam Aksara Lontarak, Bahasa Bugis dengan menggunakan tinta hitam. Jumlah halaman sebanyak 216. Kondisi naskah sudah tidak utuh lagi. Isi naskah antara lain: Mengisahkan tentang Sawerigading dan La Galigo ke Senrijaya. Naskah ini dipamerkan pada acara Pameran Gelar Museum Nusantara 2014 "Sabuk Peradaban Nusantara Jejak 1,5 juta tahun" yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.   Pameran diselenggaran pada tanggal 22-24 November 2014 di Jakarta Convention Center. 

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Lakipada
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sulawesi Selatan

Lakipadada, adalah bangsawan toraja yang jadi paranoid terhadap maut, sehingga berusaha mencari mustika tang mate supaya dia bisa hidup kekal, tanpa dihantui kematian (mirip cerita Nabi Sulaiman). Lakipadada didalam legenda itu diceritakan kehilangan orang2 tersayangnya, ibu, saudara perempuan, saudara laki-laki, bahkan pengawal dan hamba2nya satu demi satu meninggal dunia. Kemudian Lakipadada menjadi paranoid, berusaha menegasikan kemungkinan kematian juga datang padanya. Pergilah dia mengembara dengan tedong bonga nya mencari mustika tang mate yang bisa mengekalkan kehidupannya, diantaranya mengarungi ke teluk bone dengan buaya sakti (yang barter service dengan imbalan tedong bonga), mencari Pulau Maniang, tempat yang dianggapnya dihuni oleh seorang kakek tua sakti berambut dan jenggot putih yang diceritakan memiliki mustika itu. Karena kekurang sabarannya, Lakipadada gagal memenuhi persyaratan yang diajak si tua sakti; puasa makan minum dan tidur selama tujuh hari tujuh m...

avatar
Siti Badriah Gofur