bali
44 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Pakaian Adat Wanita Mbojo
Pakaian Tradisional Pakaian Tradisional
Nusa Tenggara Barat

Pada masa lalu, wanita Mbojo memiliki tata busana harian yang terdiri dari Baju Bodo atau Baju Poro yaitu baju berlengan pendek yang mendapat pengaruh dari Makasar. Warna baju Bodo  melambangkan status pemakaianya. Baju Poro berwarna merah adalah untuk para gadis. Baju Poro berwarna hitam dan ungu adalah untuk kaum ibu. Sedangkan warna kuning dan hijau adalah untuk wanita keluarga sultan. Di ujung lengan baju di pasang “Satampa baju”, berfungsi sebagai penutup lengan dan juga sebagai asesoris. Tetapi pada masa kini, seiring pesatnya pemakaian Jilbab, untuk menutup lengan hingga pergelangan tangan, kaum wanita menggunakan manset penutut dengan berbagai macam warna yang disesuaikan dengan warna baju poro. Demikian juga masalah warna, wanita Mbojo sudah tidak lagi mengikuti aturan dan tata cara masa lalu. Warna Baju Bodo sudah disesuaikan dengan selera zaman. Untuk pakaian bawah, pada masa lalu menggunakan Tembe su’i atau tembe songke (sarung songket), warna...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Pakaian Adat Pria Mbojo
Pakaian Tradisional Pakaian Tradisional
Nusa Tenggara Barat

Pada masa lalu, pria Mbojo memiliki ragam tata busana baik busana harian, upacara adat seperti khitanan, khatam Alqur’an, pernikahan, maupun tata busana pria sebagai pejabat di kesultanan Bima. Khusus untuk busana pengantin laki-laki dan pejabat kesultanan, akan diulas pada tulisan lainnya tentang pakaian adat pengantn Mbojo maupun pakaian para pejabat kesultanan Bima. Pakain adat harian untuk pria Mbojo menggunakan Jas tutup putih dan destar Songket. kancingannya terbuat dari perunggu atau perak. Bagi para bangsawan tinggi dibuat dari emas. Destar songket atau Sambolo Songke dengan warna dasar hitam dan merah tua. Di bawahnya kadang dengan celana hitam maupun dengan sarung. Motif dan warna sarung beragam seperti rebung (kakando), pado waji (jajaran genjang) yang dihiasi dengan sulaman benang emas dan perak. Tapi sekarang, motif sarung sudah berkembang dengan berbagai ragam motif. M. Hilir Ismail mengemukakan, cara pemakaian destar atau Sambolo bedasarkan status sosial...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Ro'o Sambi
Pengobatan dan Kesehatan Pengobatan dan Kesehatan
Nusa Tenggara Barat

Mau makan sayur enak dan kaya manfaat ? Cobalah cicipi sayur dari Ro’o Sambi. Sambi atau bahasa Indonesianya kesambi atau kosambi memiliki nama latin Schleichera oleosa. Pohon kesambi menyebar mulai dari kaki Pegunungan Himalaya dan dataran tinggi Dekan bagian barat di anak benua India, terus ke Srilangka hingga Indocina . Kemungkinan pada masa lampau tumbuhan ini dibawa masuk ke kawasa Malaysia termasuk Indonesia, dan kemudian meliar di sana. Di Indonesia terutama ditemukan di wilayah-wilayah dengan musim kemarau yang kuat, mulai dari belahan timur Jawa, Bali , Nusa Tenggara , Sulawesi, Maluku (Seram dan Kepulauan Kai). Kesambi tumbuh liar atau ditanam. Di Bima kesambi banyak ditemukan di pegunungan di sekitar Kota Bima maupun Kabupaten Bima. Masyarakat Bima menggunakan daun kosambi sebagai sayuran, terutama sayur santan dengan dicampur daging Sapi, kerbau maupun Rusa. Sepanjang perjalanan sejarah, Ro’o Sambi adalah makanan istana Bima dengan dicampur tulang dan dag...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Cila La Nggunti Rante
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Nusa Tenggara Barat

Parang atau golok ini konon memiliki kesaktian terutama jika digunakan disaat-saat genting pada masa kejayaan kerajaan dan kesultanan Bima. Dijuluki La Nggunti Rante karena konon dapat memotong apa saja termasuk Baja dan Besi. Menurut Kitab BO (Kitab Kuno Kerajaan Bima) parang ini dibuat pada abad ke-14 yaitu pada masa Pemerintahan Batara Indera Bima. La Nggunti Rante merupakan Golok Pendek dengan panjang 25 cm  dan lebar 10 cm. Menurut Muslimin Hamzah dalam bukunya Ensiklopedia Bima, ada penelitian dari oleh seorang ahli dari Sri Langka bahwa kembaran parang ini hanya ada di negerinya. Ini tentunya perlu sebuah penelitian yang mendalam karena dalam catatan sejarah Bima Sri Langka atau Sailon merupakan salah satu tempat pembuangan salah seorang Sultanah dari kesultana Bima yaitu Komalasyah atau dikenal dengan Kumala Bumi Partiga yang memerintah pada tahun 1748 – 1751). Bumi Partiga adalah sultan perempuan dari kesultanan Bima yang merupakan sultan yang ke-7. Paran...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Asal Mula Kampung Tolo Bali
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Nusa Tenggara Barat

Masa kesultanan Bima telah berlangsung lebih dari tiga abad. Pada masa itu perkembangan Islam cukup pesat. Pendidikan Islam dan Alqur’an diberlakukan merata ke seluruh negeri yang dimulai dari pelataran Istana hingga ke pelosok  dusun dan desa. Lantunan Ayat-ayat suci Alqur’an terdengar dari sudut-sudut kampung, di surau dan masjid-masjid terutama ba’da magrib sambil menanti masuknya waktu shalat Isya. Memasuki abad ke- 17 Dan  18 bisa dikatakan sebagai masa-masa keemasan peradaban Islam di Dana Mbojo. Guru-guru dan Ulama didatangkan dari Sulawesi dan Sumatra. Merekalah yang kemudian dikenal di Dana Mbojo sebagai orang-orang Melayu. Pada perkembangan selanjutnya, para guru dan ulama itu menikah dengan gadis-gadis Mbojo dan beranak keturunan di Bumi Maja Labo Dahu ini. Sebagai ungkapan terima kasih Sultan Bima kepada para guru dan ulama itu, diberikanlah tanah sawah dan ladang untuk mereka garap yang berloasi di sebelah utara Istana Bima. Tanah-tan...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Nagarakertagama Lan Sanesipun
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Nusa Tenggara Barat

Naskah Nagarakertagama Lan Sanesipun pernah tersimpan di Universitas Leiden, Belanda. Kemudian naskah ini diserahkan kepada pemerintah Indonesia sekitar tahun 1975 dan disimpan di Perpustakaan Nasional dengan kode naskah NB 9. Naskah ini berwujud teks prosa dan puisi, berisi 157 halaman dengan ukuran 48,5 x 3,5 cm. Naskah yang tersusun dari bahan lontar ini, diurutkan sesuai teks dengan menggunakan tali ditengah-tengah lempir lontar, sehingga kondisi naskah tersusun rapih. Naskah Nagarakertagama Lan Sanesipun merupakan naskah yang ditulis dengan aksara Bali dan berbahasa Jawa Kuna, berasal dari Lombok. Naskah ini berisi cerita: Lubdhaka Siw Ratri, Kunjara Karna, Jinarti Prakerti Pralambang Kamahayanin, Kerta Samaya Bhuwana Tatwa Pariyaya, Nagara Kertagama (desa Warnana), Nirartha Prakerta, Sangu Sekar, Anyang Nirartha, Lambang Puspa, Anja-anja Sancaya Turida, dan Anja-anja Sungsang.   Sumber: http://aksakun.org/

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Asal usul Nama Kota Ampenan
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Nusa Tenggara Barat

Tersebutlah pada zaman dahulu, kerajaan Bali berhasil membakar Desa Kenaga. Saat itu, yang menjadi pusat pemerintahan kerajaan Kenaga adalah Suradadi. Paihnya bernama Raden Satria Nata. Setelah kalah perang dengan Bali, Raden Satria Nata bersama pengikutnya mencari tempat untuk membuka desa baru. Akhirnya, dijumpailah tempat yang mirip dengan desa Kenaga. Desa itu bemama desa Madya. Raden Satria Nata dan pengikutnya kemudian membuka ladang dan bercocok tanam di situ. Tanaman yang paling cocok adalah jenis “komak” (dalam bahasa Jawa disebut “kara”). Konon, pada saat komak sedang berbunga, datanglah putri Jin mengisap sari bunga komak. Salah satu putri Jin tertangkap oleh Raden Satria Nata. Singkat cerita, putri Jin itu kemudian menjadi permaisuri Raden Satria Nata. Namun, kedua belah pihak telah bersepakat untuk tidak saling berbicara selama menjadi suami istri. Dalam perkawinan mereka, lahirlah seorang putra yang sangat disayang oleh Raden Satria Nata...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi Kawin Culik Suku Sasak di Lombok
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Barat

Pulau Lombok adalah sebuah pulau di Nusa Tenggara Barat. Sekitar 80% penduduk pulau ini adalah suku Sasak, sebuah suku bangsa yang masih dekat dengan suku bangsa Bali, namun sebagian besar memeluk agama Islam. Suku Sasak dikenal dengan adat istiadatnya yang masih kental, seperti budaya dan tata cara menenun, adat berpakaian, dan lain lain. Diantara adat-adat tersebut ada satu yang tidak kalah menarik perhatian, yaitu tradisi kawin culik suku Sasak. Mungkin inilah satu-satunya penculikan di dunia yang legal. Tradisi ini merupakan proses yang wajib ditempuh orang sasak sebelum melaksanakan pernikahan, yang dilakukan dengan cara melarikan atau mencuri calon mempelai wanita. Ketika wanita Sasak sudah yakin dengan pilihannya maka harus ada prosesi di mana sang gadis yang akan dinikahkan harus dilarikan dulu kerumah kerabat pihak laki-laki selama 1x24 jam tanpa sepengetahuan dan persetujuan orangtua gadis tersebut. Biasanya sang gadis dan laki-laki pilihannya akan membuat perjanjian kap...

avatar
OSKM18_19718149_Nadia
Gambar Entri
Upacara Perang Topat
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Barat

Indonesia yang wilayahnya tersebar luas dari sabang sampai merauke tentunya memiliki berbagai jenis kebudayaan yang ada di dalamnya. Kali ini, saya akan membahas mengenai salah satu tradisi dari Indonesia yaitu Upacara Perang Topat. Upacara Perang Topat merupakan tradisi turun temurun yang mulai dilakukan sepeninggal penjajahan Bali di Lombok di masa lampau. Tradisi ini di lakukan dengan cara saling lempar dengan menggunakan ketupat antara Ummat Islam dan Ummat Hindu Lombok. Dengan menggunakan pakaian adat khas Sasak dan Bali ribuan warga Sasak dan umat Hindu bersama-sama dengan damai merayakan upacara keagamaan yang dirayakan tiap tahun di Pura Lingsar, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Tradisi Perang Topat yang diadakan di Pura terbesar di Lombok (peninggalan kerajaan Karangasem) ini merupakan pencerminan dari kerukunan umat beragama di Lombok. Prosesi Perang Topat dimulai dengan mengelilingkan sesaji berupa makanan, buah, dan sejumlah ha...

avatar
Stephaniecaterine