Senjata dan Alat Perang
Senjata dan Alat Perang
Senjata Nusa Tenggara Barat Bima
Cila La Nggunti Rante
- 12 Juli 2018

Parang atau golok ini konon memiliki kesaktian terutama jika digunakan disaat-saat genting pada masa kejayaan kerajaan dan kesultanan Bima. Dijuluki La Nggunti Rante karena konon dapat memotong apa saja termasuk Baja dan Besi. Menurut Kitab BO (Kitab Kuno Kerajaan Bima) parang ini dibuat pada abad ke-14 yaitu pada masa Pemerintahan Batara Indera Bima. La Nggunti Rante merupakan Golok Pendek dengan panjang 25 cm  dan lebar 10 cm.

Menurut Muslimin Hamzah dalam bukunya Ensiklopedia Bima, ada penelitian dari oleh seorang ahli dari Sri Langka bahwa kembaran parang ini hanya ada di negerinya. Ini tentunya perlu sebuah penelitian yang mendalam karena dalam catatan sejarah Bima Sri Langka atau Sailon merupakan salah satu tempat pembuangan salah seorang Sultanah dari kesultana Bima yaitu Komalasyah atau dikenal dengan Kumala Bumi Partiga yang memerintah pada tahun 1748 – 1751). Bumi Partiga adalah sultan perempuan dari kesultanan Bima yang merupakan sultan yang ke-7.

Parang Sakti ini masih ada dan tersimpan di Museum Asi Mbojo. Ini adalah kekayaan dan warisan sejarah Bima yang harus diselamatkan dari tangan-tangan yang tidak bertanggungjawab. Sebab pasca wafat Sultan Muhammad Salahuddin pada tahun 1951 banyak koleksi Istana Bima yang hilang. Pada masa peralihan dari kesultanan Bima kepada Pemerintahan Swapraja Bima terjadi gelombang anti kesultanan Bima dan banyak benda-benda pusaka yang dijarah. Tidak sedikit harta pusaka ini yang dipalsukan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab dan dijual dengan harga miliaran rupiah. Konon, La Nggunti Rante pun pernah dijual, namun kembali dengan sendirinya ke Istana Bima.

Hj. Siti Maryam, salah seorang puteri Sultan Muhammad Salahuddin menceritakan bahwa banyak kejanggalan serta misteri seputar benda pusaka ini. Sejak tahun 1951, benda-benda pusaka ini seperti barang tak bertuan. Dia menjadi bahan rebutan antara pihak Istana dengan aparat Pemerintah waktu itu. Banyak benda-benda ini dijual ke Bali,  dijadikan koleksi pribadi para pejabat dan digantikan dengan imitasi untuk mengelabui aparat penegak hukum. Karena benda-benda ini adalah cagar budaya yang dilindungi Undang-Undang.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak, Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman)...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Prajurit pemanah kasultanan kasepuhan cirebon di festival keraton nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU