Kue Ipau belakangan mulai populer dengan sebutan pizza banjar, khas ada di Kalimantan Selatan. Memang dari sisi bahan baku yang digunakan ada banyak perbedaan, namun ada kesamaan kue ipau dan pizza modern, yakni aneka bahan baku yang dicampur menjadi kudapan lezat. Kesannya memang maksa banget, tapi boleh dong mimin sedikit mempolesnya biar kuliner khas Banjar ini bisa populer sepopuler pizza. Menelusuri asal mula yang mempopulerkan kue Ipau sangat tidak mudah. Beberapa pembuat kue yang mimin temui mengaku tak tahu siapa yang mempopulerkan kuliner ini pada awalnya. Namun yang pasti, kue Ipau adalah kue khas Arab yang umumnya hanya ada pada saat bulan puasa ramadan saja. Tak heran, kue ini juga sering disebut kue khas ramadan. Keberadaan orang-orang Arab yang tinggal di Kota Banjarmasin disinyalir menjadi asal-muasal kuliner pizzanya orang Banjar ini ada. Tak bisa ditampik memang, keberadaan orang Timur Tengah di tanah Banjar sedikit banyak memberi pengaruh terhadap bu...
Sekilas ======= Lamut adalah sebuah tradisi berkisah yang berisi cerita tentang pesan dan nilai-nilai keagamaan, sosial dan budaya Banjar Lamut merupakan seni cerita bertutur, seperti wayang atau cianjuran. Bedanya, wayang atau cianjuran dimainkan dengan seperangkat gamelan dan kecapi, sedangkan lamut dibawakan dengan terbang , alat tabuh untuk seni hadrah. Mereka yang baru melihat seni lamut selalu mengira kesenian ini mendapat pengaruh dari Timur Tengah. Pada masa Kerajaan Banjar dipimpin Sultan Suriansyah (Pangeran Samudra, Berkuasa 1520-1546), Lamut hidup bersama seni tutur Banjar yang lain, seperti Dundam, Madihin, Bakesah, dan Bapantun. Pelaksanaan Lamut akan dilakukan pada malam hari mulai pukul 22.00 sampai pukul 04.00 atau menjelang subuh tiba. Pembawa cerita dalam Lamut ini diberi julukan Palamutan . Pada acara, Palamutan dengan membawa terbang besar yang diletakkan dipangkuannya duduk bersandar di tawing halat (dinding tengah), dikelilingi oleh pen...
Sekilas ======= Di tengah serbuan berbagai macam jenis kosmetik modern dan berbagai cara perawatan kesehatan dan kecantikan di salon-salon, ada satu adat budaya di Kalimantan Selatan yang sampai sekarang masih dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Batimung, membuang keringat dari badan dengan cara diasapi serta ditambahkan bunga-bungaan dan ramuan alami untuk memberi keharuman kepada badan orang yang ditimung tadi. Batimung salah satu syarat bagi calon pengantin untuk menghadapi pesta perkawinannya nanti. Tujuannya agar mempelai laki-laki dan perempuan saat acara berlangsung tidak mengeluarkan bau keringat biasa tetapi berganti menjadi bau harum yang menambah pesona. Proses batimung biasanya dilakukan pada malam hari, dilaksanakan oleh para wanita dari keluarga orang yang batimung. Rempah-Rempah Batimung ======================== Bedak atau wadak, yang sering disebut mangir wangi. Terbuat dari beras kencur ditambah dengan bahan alami lainnya yan...
Roti ada juga yang bahannya dari sagu, maka dari itu dinamakan roti sagu. Jika ingin membuat roti sagu yang disediakan, yaitu: Bahan: sagu 1 liter tepung gandum 1 liter gula putih 1/4 kg telur bebek 4 butir gula merah Cara Pembuatan: Mula-mula gula putih dan telur dikocok sampai mengembang. Sesudah itu tambahkan dengan sagu dan juga tepung, diaduk rata sampai jadi adonan. Adonan tadi masukkan ke luangan roti yang dibaahnya dipanaskan oleh bara api, apinya jangan terlalu besar. Setelah itu, diatasnya ditaburkan sedikit gula merah yang diserut. Tutup dengan "panai" yang panas. Lama memasaknya sekitar 5 menit, roti sudah matang, warnanya terlihat agak merah muda. Sumber : Buku Profil Kebudayaan dan Pariwisata Kalimantan Selatan
Bahan: tepung sagu 1 liter gula putih 1/4 kg 1 biji kelapa parut kacang hijau 1/4 kg Cara Pembuatan: Terlebih dahulu tepung sagu itu disatukan pelan2. Masukkan ke air yang sudah mendidih sampai matang. Diangkat lalu digenggam-genggam, diratakan di tuangan kayu yang ukurannya kira2 satu jari. Setelah itu masukkan lagi ke air yang mendidih. Sampai disitu sudah jadi ular2, tetapi belum lengkap. Kacang hijau digoreng sampai masak, lalu diulek jadi halus. Semuanya dicampur dengan kelapa parut, tambahkan gula putih. Semuanya ditaburkan ke ular-ular. Sumber : Buku Profil Kebudayaan dan Pariwisata Kalimantan Selatan
Ada wadai cingkaruk habang, ada juga wadai cingkaruk putih. Jika ingin membuat wadai cingkaruk putih, maka yang disediakan: Bahan: Beras ketan putih 1/2 liter Gula putih 1/2 kg 1 biji kelapa muda parut Cara Pembuatan: Beras ketan terlebih dahulu disangrai di wajan sampai kering Kemudian masukkan gula merah serut dengan kelapa muda parut. Lalu aduk, digoreng sampai masak, kemudian diangkat. Kemudian digiling rata dengan penggilingan yang tebalnya kira2 satu jari. Lalu, diiris2 panjang tiga atau empat jari, potongan segi empat atau segi miring. Sumber : Buku Profil Kebudayaan dan Pariwisata Kalimantan Selatan
Wadai cingkaruk atau cangkaruk termasuk wadai yang kering. Kalau ingin membuat wadai cingkaruk, maka yang disediakan Bahan: Beras ketan putih 1/2 liter gula merah 1/2 kg 1 biji kelapa muda parut Cara Pembuatan: Beras ketan terlebih dahulu disangrai di wajan sampai kering Kemudian masukkan gula merah serut dengan kelapa muda parut. Lalu aduk, digoreng sampai masak, kemudian diangkat. Kemudian digiling rata dengan penggilingan yang tebalnya kira2 satu jari. Lalu, diiris2 panjang tiga atau empat jari, potongan segi empat atau segi miring. Wadai cingkaruk ini tahan didiamkan dalam waktu lama karena tidak cepat basi, asalkan dibungkus rapat. Sumber : Buku Profil Kebudayaan dan Pariwisata Kalimantan Selatan Lokasi penjual: Warung Kembar Alamat: Jl. Pangeran Abdurrahman, Cindai Alus, Martapura, Banjar, Kalimantan Selatan 71213
Biasanya disebut "tapai", tetapi karena ada tapai gumbili (singkong) lalu dibedakan dengan tapai beras. Bahan: Beras ketan 1 liter Pucuk daun katu secukupnya Ragi tapai secukupnya Cara pembuatan: Terlebih dahulu beras ketan direndam sekitar 30 menit lamanya, lalu tiriskan. Lalu dicampur dengan daun pucuk katu yang sudah hancur, diaduk sampai rata. Setelah itu, kukus sampai setengah matang, disiram dengan air panas 1 gelas. Jika sudah matang diangkat, lalu dinginkan, taburkan ragi tapai yang sudah dihancurkan halur seperti tepung. Adonan tapai itu terus digiling yang besarnya seperti buah duku. Disusun dalam tempat yang agak besar, ditaburi lagi dengan sedikit air kapur yang jernih. Yang terakhir didiamkan satu malam dengan keadaan tertutup. Selesai didiamkan, tapainya akan manis dan berwarna hijau. Sumber : Buku Profil Kebudayaan dan Pariwisata Kalimantan Selatan
Dinamakan roti baras habang karena warnanya habang anun (merah muda) karena ada campuran gula merah. Membuat roti baras habang tidak sudah. Bahan: tepung beras 1 liter gula merah 1/4 kg air santan 3 gelas sedikit garam Cara pembuatan: Terlebih dahulu tepung beras diaduk dengan santan. Kemudian masukkan gula merah dan sedikit garam. Semuanya diaduk rata, setelah itu didiamkan sebentar supaya adonannya mengembang. Siapkan tuangan kuningan yang biasa dipanaskan di atas api. Tuangan yang berisik tujuh lubang bundar diisi oleh adonan tadi. Tutup dengan "panai" panas. Sebentar saja roti baras yang berwarna merah muda tadi akan masak. Sumber : Buku Profil Kebudayaan dan Pariwisata Kalimantan Selatan