HUT RI
49 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Dhandhanggula, Bagian I Serat Panitisastra
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Timur

Dhandhanggula   (1)Makritya ring agnya narpasiwi,nular pralampitaning Sang Wusman,Ing Surakarta  wedhare, tata tri gora ratu ,Ri sangkala witning winarti, Nitisastra inaran,winarnaeng kidung,kadi kadanging sarjawa,limaksana sasananing kang janmadi,adi yang kadriyana.(cuplikan tembang Dhandhanggula bait 1)   Yang artinya: akan mengerjakan perintah raja putra,meniru lambang-lambang sang wusman, di  Surakarta  terbabarnya, tahun  1735  dibuatnya, dinamakan Nitisastra , tergubah dalam kidung, kawi yang karib kepada jarwa, lalu ditempat manusia luhur, itu kalau (boleh) mendapat perhatian.   Isi teks: cuplikan di atas menggambarkan pembuatan serat Panitisastra,atau asal muasalnya serat Panitisastra.   (6) Arsa tumut sarwa nora bangkit, mukanira kadya lenging gua, kewala melongo bae, mangkana ing tumuwuh, wruhing wisa sakiki-siki, wisaning wong anembah, ing Ywang Maha Gung , yen carobo ing tyasira, dadya rege...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Serat Panitisastra
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Timur

Serat panitisastra yaitu salah satu sastra piwulang  yang sebenarnya serat Nitisastra yang menggunakan bahasa Djarwa. Serat ini ketika tahun 1725 (1789M) dari bahasa Kawi disalin ke dalam bahasa Kawi-miring. Kemudian tahun 1735 (1808M),kemdian disusul kitab berbahasa Kawi-Djarwa. Setelah tahun 1746 (1819M),diubah ke dalam bahasa prosa oleh Raden Pandji Puspawilaga. Dibuat pada tahun 1843 pada zaman pemerintahan Sri Susuhunan P.B.VII.   Serat ini diedarkan di Surakarta,pada bait pertama tembang dhandhanggula menunjukkan asal muasalnya serat ini,yang berbunyi:   Makritya ring agnya narpasiwi,nular pralampitaning Sang Wusman,Ing  Surakarta wedhare, tata tri gora ratu ,Ri sangkala witning winarti, Nitisastra  inaran,winarnaeng kidung,kadi kadanging sarjawa,limaksana sasananing kang janmadi,adi yang kadriyana.   Yang artinya: akan mengerjakan perintah raja putra,meniru lambang-lambang sang wusman, di  Surakarta  terbabarny...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Asmarasupi
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Timur

Asmarasupi merupakan judul naskah ini. Bertemakan folklor yang diperkirakan disalin pada 1890 dengan kode naskah BR 51. Awalnya, naskah ini berada di tangan J.F. Kramer (diketahui dari tandatangan yang ditemukan pada halaman awal naskah) diperoleh dari koleksi Dr. Brandes. Sekarang tersimpan di Perpustakaan Nasional RI dengan nomer Rol 38.01. Naskah ini mengisahkan perjalanan Raden Asmarasupi (Jayengtilam), putra angkat Kyai Pengulu. Ia diperintahkan untuk mencari obat bagi putri di Ngesam yang bernama Retna Purbaningsih. Dalam perjalanannya, Asmarasupi sering bertemu dengan pandhita (pertapa) sebagai penunjuk jalan hingga akhirnya dapat ditemukan obat tersebut dan damailah negeri Ngesam yang diperintah oleh Jenal Ngalim.   Naskah terlihat kotor, pada beberapa halaman terdapat bekas jari (2 sidik jari). Secara keseluruhan naskah ini berjumlah 320 halaman, namun terdapat 3 halaman kosong. Penulisan naskah Asmarasupi menggunakan aksara Jawa dengan balutan tinta b...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Monumen Jalasveva Jayamahe
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Jawa Timur

Monumen Jalesveva Jayamahe atau Monjaya adalah sebuah monumen yang terletak di Kota Surabaya, Jawa Timur. Monumen ini menggambarkan sosok Perwira TNI Angkatan Laut berbusana Pakaian Dinas Upacara (PDU) lengkap dengan pedang kehormatan yang sedang menerawang ke arah laut, serasa siap menantang gelombang dan badai di lautan, begitu pula yang ingin di perlihatkan bahwa angkatan laut Indonesia siap berjaya.   Jalesveva Jayamahe memiliki makna “ di lautan kita jaya ” juga menjadi motto dari TNI Angkatan Laut. Keberadaan monumen ini sebagai pengingat bahwa sejak dulu Indonesia cukup berjaya pada bidang kemaritiman, yang bahkan telah dimulai sejak masa Kerajaan Sriwijaya hingga Majapahit. Monumen Jalesveva Jayamahe berada di kawasan Tanjung Perak, pelabuhan utama di Kota Surabaya, tepatnya di ujung barat Dermaga Madura.   Patung yang tingginya 31 meter tersebut berdiri di atas gedung setinggi 29 meter. Pada sebagian dinding gedung ini dibuat d...

avatar
OSKM18_16818181_Viola
Gambar Entri
SMA Kompleks Surabaya, peninggalan Belanda yang menyatukan 4 sekolah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Jawa Timur

Surabaya yang dikenal sebagai kota pahlawan memiliki banyak cerita sejarah sejak zaman penjajahan. Belanda sebagai negara yang paling lama menjajah Indonesia tentunya meninggalkan banyak bekas di berbagai bidang seperti bahasa, sarana&prasana hingga peninggalan arsitektur. Peninggalan arsitektur yang terkenal di Surabaya salah satunya adalah SMA Kompleks yang terletak di daerah Gubeng. Mulanya bangunan ini merupakan sekolah setingkat SMA bagi orang Belanda dan beberapa bumi putera yang memiliki kedudukan. Dulunya sekolah ini bernama HBS (Hogere Burger School) dan HVO. Saat peristiwa 10 November bangunan ini sempat menjadi Markas Tentara Republik Indonesia Pelajar. Fakta menarik lainnya adalah bahwa mantan Presiden RI pertama yakni Bapak Ir. Soekarno merupakan salah satu lulusannya. Selain itu masih banyak lagi nama nama siswa HBS yang akhirnya terjun dan sukses di pemerintahan. Pada tanggal 1 Agustus 1950 terjadi serah terima oleh B.J Pieters selaku direktur HBS kepada M...

avatar
OSKM18_19718012_Yazerlin Nadila Balqis
Gambar Entri
House Of Sampoerna
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Jawa Timur

                                                                                                  House of Sampoerna merupakan bangunan zaman Belanda yang dibeli oleh founder atau penemu Sampoerna, perusahaan kretek (rokok yang tembakaunya dibubuhi cengkih) keluarga, yang bernama Liem Seeng Tee, pada tahun 1932. House of Sampoerna atau dikenal dengan sebutan HOS terletak di Taman Sampoerna No.6, Krembangan Utara, Pabean Cantian, Kota Surabaya, Jawa Timur 60163. Sekarang HOS digunakan sebagai museum ya...

avatar
OSKM18_16218007_Asha Ashillah Nugroho
Gambar Entri
Surabaya dengan Bambu Runcingnya
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Timur

            Saat mendengar 10 November, pasti teringat akan hari pahlawan dan tentunya Kota Pahlawan atau biasa kita dengar, Kota Surabaya. Kota Surabaya sebagai saksi bisu terjadinya sejarah peperangan hebat antara pihak pasukan Indonesia dengan pasukan asing. Pertempuran ini merupakan pertempuran pertama setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, salah satu pertempuran terhebat dan terbesar dalam sejarah revolusi Indonesia karena rakyat Surabaya hanya menggunakan bambu runcing sebagai senjatanya.             Hanya bersenjatakan bambu, pasukan Inggris dapat dipukul mundur. Ada yang berkata bahwa pertempuran ini dapat dimenangkan disebabkan oleh kegigihan arek-arek Suroboyo yang tak kenal lelah demi mengusir penjajah, doa yang tak henti-henti dipanjatkan, oleh karena munculah ungkapan bonek, yaitu bondo nekat yang berarti hanya berlandaskan semangat tak kenal takut yang nekat yang melekat pada...

avatar
OSKM18_16518190_Novindra Nurrosyid Al Haqi
Gambar Entri
Pertunjukan Layang Ambiya
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Timur

Blitar adalah salah satu daerah yang memiliki banyak seni pertunjukan yang unik dan menarik. Kalian pasti sudah sering mendengar istilah Grebeg Pancasila. Ya, Grebeg Pancasila merupakan salah satu pertunjukan tahunan di Blitar. Namun, kali ini saya tidak akan membahas tentang Grebeg Pancasila, melainkan Layang Ambiya. Alhamdulillah saya berkesempatan untuk mewawancara Bapak Nasrudin Abdul Haris, seorang perangkat desa Kemloko, Blitar sekaligus pemain Layang Ambiya, dan Bapak Sutrisno, seorang pemain Layang Ambiya senior. Layang Ambiya berasal dari gabungan dua kata, Layang dan Ambiya. Layang diambil dari bahasa jawa yang berarti surat atau tulisan, sedangkan Ambiya berasal dari bahasa arab Ù†ÙÃ...½Ã˜Â¨Ã™Ã...½Ã˜ÂÂ&...

avatar
Oskm2018_16218103_atikpereztia
Gambar Entri
KEDIRI, KOTA TERLARANG BAGI PARA PRESIDEN
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Kediri adalah sebuah kota di Jawa Timur. Kota ini dilewati Sungai Brantas yang membelah Kediri dari selatan ke utara sepanjang 7 km dan dulunya adalah sebuah kerajaan Hindu pada sekitar abad 11, Kerajaan Kediri. Ada sebuah mitos di kota ini, para presiden dilarang datang ke Kota Kediri atau mereka akan lengser. Mitos ini mengatakan bahwa jika kunjungan oleh presiden itu sebagai urusan pekerjaan (kenegaraan) maka presiden itu akan jatuh. Walaupun hanya mitos tetapi hal ini memang benar-benar terjadi selama sejarah kepresidenan Indonesia. Dari ketiga Presiden RI yang pernah masuk ke Kediri kenyataannya semuanya dilengserkan. Ketiga presiden itu adalah Presiden Soekarno, B. J. Habibie, dan Gus Dur. Soekarno lengser tidak lama setelah kunjungan dari Kediri, Gus Dur lengser tiga hari setelah mengunjungi Pondok Pesantren Lirboyo, B. J. Habibie lengser setelah tidak sampai tiga bulan dari Kediri. Sedangkan SBY ketika mengunjungi korban letusan Gunung Merapi memilih untuk mengam...

avatar
OSKM18_16018056_Sonia Augustin Puspa Negara