Surabaya yang dikenal sebagai kota pahlawan memiliki banyak cerita sejarah sejak zaman penjajahan. Belanda sebagai negara yang paling lama menjajah Indonesia tentunya meninggalkan banyak bekas di berbagai bidang seperti bahasa, sarana&prasana hingga peninggalan arsitektur. Peninggalan arsitektur yang terkenal di Surabaya salah satunya adalah SMA Kompleks yang terletak di daerah Gubeng.

Mulanya bangunan ini merupakan sekolah setingkat SMA bagi orang Belanda dan beberapa bumi putera yang memiliki kedudukan. Dulunya sekolah ini bernama HBS (Hogere Burger School) dan HVO. Saat peristiwa 10 November bangunan ini sempat menjadi Markas Tentara Republik Indonesia Pelajar. Fakta menarik lainnya adalah bahwa mantan Presiden RI pertama yakni Bapak Ir. Soekarno merupakan salah satu lulusannya. Selain itu masih banyak lagi nama nama siswa HBS yang akhirnya terjun dan sukses di pemerintahan.

Pada tanggal 1 Agustus 1950 terjadi serah terima oleh B.J Pieters selaku direktur HBS kepada Marakamil S.P. yang merupakan orang asli Indonesia. Sejak saat itu dan seterusnya selalu dipimpin oleh bangsa sendiri.

Kini setelah mengalami beberapa perubahan pembagian sekolah & kepemimpinan, SMA Kompleks terdiri dari SMAN 1 Sby & SMAN 2 Sby yang menghadap ke arah Barat di Jl. Wijaya Kusuma, SMAN 5 Sby yang menghadap ke arah Timur di Jl. Kusuma Bangsa dan SMAN 9 Sby yang menghadap ke arah selatan. Meski kini sudah ada beberapa bangunan baru di dalamnya, tetapi tidak ada perubahan dengan bangunan asli Belanda yang telah sah dijadikan sebagai cagar budaya. Jika kita mengunjungi bangunan tersebut akan sangat terasa peninggalan arsitektur bergaya Eropa. 

Meski ada 4 Sekolah yang berhimpitan menjadi satu kompleks hal ini tidak menimbulkan adanya kerusuhan atau pertengkaran antar pelajar. Hal ini membuktikan bahwa Surabaya pantas diberi gelar sebagai Kota Pahlawan dengan semangatnya untuk selalu mewujudkan Indonesia Satu!

#OSKMITB2018