 
            Konon, di suatu daerah di Jawa Barat, sekitar daerah Cianjur, hiduplah seorang lelaki yang kaya raya. Kekayaannya meliputi seluruh sawah dan ladang yang ada di desanya. Penduduk hanya menjadi buruh tani yang menggarap sawah dan ladang lelaki kaya tersebut. Sayang, dengan kekayaannya, lelaki tersebut menjadi orang yang sangat susah menolong, tidak mau memberi barang sedikitpun, sehingga warga sekelilingnya memanggilnya dengan sebutan Pak Kikir. Sedemikian kikirnya, bahkan terhadap anak lelakinya sekalipun. Di luar sepengetahuan ayahnya, anak Pak Kikir yang berperangai baik hati sering menolong orang yang membutuhkan pertolongannya. Salah satu kebiasaan di daerah tersebut adalah mengadakan pesta syukuran, dengan harapan bahwa panen di musim berikutnya akan menjadi lebih baik dari panen sebelumnya. Karena ketakutan semata, Pak Kikir mengadakan pesta dengan mengundang para tetangganya. Tetangga Pak Kikir yang diundang berharap akan mendapat jamuan makan dan minum yang menyenangk...
 
                     
            Golok Tani memiliki panjang 25-30 cm dan lebar 4 cm. Umumnya digunakan untuk berkebun dan bertani, pokoknya segala kegiatan di ladang. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2015/03/senjata-tradisional-jawa-barat/
 
                     
            Sumedang adalah salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Di kabupaten ini, tepatnya di Desa Karedok, Kecamatan Jati Gede, ada satu upacara adat yang disebut dengan ngarot. Kata “ngarot” dalam bahasa Jawa dapat diartikan sebagai “berkenduri menjelang mengerjakan sawah” (Prawiro-atmodjo, 198: 422). Sedangkan, dalam bahasa Sunda, kata “ngarot” berasal dari kata “ngaruat” yang artinya adalah “selamatan untuk menolak bala”. Asal usul upacara ngarot di Desa Karedok berawal pada sekitar tahun 1900-an, ketika desa itu dilanda wabah penyakit yang banyak memakan korban, baik manusia maupun hewan peliharaan. Melihat warganya mendapat musibah, Erum, Kepala Desa Karedok waktu itu, meminta bantuan seorang Polisi Desa bernama Ki Maryamin untuk bertapa selama 40 hari-40 malam. Tujuannya adalah mencari tahu penyebab terjadinya wabah penyakit di Desa Karedok. Konon, ketika menjelang malam ke-40 tiba-tiba Ki...
 
                     
            Jika Eropa memiliki kisah Romeo dan Juliet , Cirebon punya kisah Baridin dan Ratminah. Legenda rakyat yang diciptakan Abdul Adjib itu hingga saat ini masih mengakar di dalam masyarakat Cirebon bahkan hingga Brebes. Budayawan Cirebon Sumbari Sastra Alam menuturkan, cerita itu berawal dari sosok pemuda bernama Baridin yang hidup miskin bersama sang ibunda, Mbok Wangsi, yang bekerja sebagai buruh tani. Dia mengisahkan, sosok Baridin yang miskin itu bertemu perempuan cantik dari keluarga kaya raya bernama Suratminah atau Ratminah. Singkat cerita, Baridin jatuh hati mendalam dan ingin memiliki Ratminah. Baridin yang baik dan penyabar itu meminta ibunya untuk melamarkan dirinya kepada Ratminah. Sementara Ratminah yang berasal dari keluarga kaya raya itu menolak lamaran Baridin dan ibunya. "Tragisnya, penolakan lamaran Baridin sambil dimaki-maki. Bahkan, buah tangan yang dibawa sebagai syarat melamar ditendang. Ibu Baridin pun diludahi," tut...
 
                     
            Cianjur merupakan sebuah kota bagian dari Provinsi Jawa Barat. Daerah ini terkenal akan kebudayaannya yang kental, termasuk banyak cerita yang dianggap menggambarkan asal-usul daerah ini. Berikut merupakan salah satu legenda yang dipercaya masyarakat merupakan asal-usul terbentuknya Cianjur dan dari mana asal kata "Cianjur" itu sendiri. Pada jaman dahulu di daerah Jawa Barat ada seorang lelaki yang sangat kaya. Seluruh sawah dan ladang di desanya menjadi miliknya. Penduduk desa hanya menjadi buruh tani penggarap sawah dan lading lelaki kaya itu. Orang kaya itu oleh penduduk desa dijuluki Pak Kikir karena memang dia adalah orang yang sangat kikir. Kekikiran Pak Kikir tidak pandang bulu, sampai-sampai terhadap anak lelaki satu-satunya pun dia juga sangat pelit. Untunglah sifat kikir itu tidak menular pada anak lelakinya itu. Anak Pak Kikir itu berwatak baik. Tanpa sepengetahuan ayahnya, sering dia membantu tetangganya yang kesusahan. Menurut anggapan dan kepercayaan...
 
                     
            Empal gentong merupakan salah satu makanan khas dari daerah Cirebon . Makanan ini sudah menjadi makanan yang ikonik bagi cirebon . Empal gentong berasal dari desa Battembat, kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon. Empal memiliki arti sebagai gulai dicirebon .Bentuk empal gentong menyerupai gulai dengan potongan potongan daging sapi , babat , dan usus . Empal gentong ini dinamai seperti ini karena gulai yang dimasak dalam gentong atau kuali yang biasa terbuat dari tanah liat . Bahan bakarnya pun masih menggunakan kayu bakar . Empal gentong biasa dimakan bersama dengan lontong ataupun nasi . Lontong menurut orang cirebon adalah beras yang dimasukkan kedalam daun pisang yang sudah dibentuk menjadi silinder .Cabai yang digunakan untuk empal gentong merupakan cabai kering yang dibuat menjadi seperti bubuk . Selain itu empal gentong juga biasa disantap dengan kerupuk rambak . Kerupuk rambak adalah kerupuk kulit biasa dibuat dari sapi . Sekarang ini sudah banyak tempat...
 
                     
            Mapag Tamba adalah salah satu bagian dari rangkaian ritual budaya agrari pada kalender tani di desa-desa Indramayu, dmulai dengan sedekah bumi, mapag tamba, dan ditutup dengan mapag sri. Tradisi ini merupakan ritual selama 40 hari setelah masa tanam padi. Di daerah lain, Mapag Tamba ini sering disebut Tolak Bala . Pada prosesi Mapag Tamb a ini dilakukan dengan cara membawa air tambak ke dalam batang bambu yang berasal dari sesepuh setempat. Mapag Tamba ini kabarnya sudah ada sejak ratusan silam, dan sampai sekarang masih bertahan. Air dalam batang bambu itu biasanya dibawa oleh pamong desa (wadyabala nibakena tamba), yang dibagi beberapa kelompok. Tugas pamong desa ini menguncurkan air suci sepanjang garis perbatasan desa. Para pamong ini biasanya mengenakan pakaian serba putih, dan tidak boleh bicara apapun selama prosesi ritual berlangsung. Tujuan Mapag Tamba ini sebenarnya menyangkut hajat orang banyak, yaitu...
 
                     
            Kacaritakeun aya hiji karajaan, katelah ngaranna Nagara Sokadana. Karajaan anu kamashur ma’mur, kawéntar beunghar ka mana-mana, ceuk paribasa mah réa ketan réa keton. Ari rajana ngaran Prabu Déwakeswari. Raja anu adil jeung bijaksana, sarta nyaah ka sakabéh rahayatna. Enggoning ngajalankeun pamaréntahanana, Kangjeng Raja dibantuan ku hiji patih, anu ngaranna Patih Lembu Jayéng Pati. Patih anu kakoncara percéka loba kabisa, pinter sarta asak tinimbanganana. Anu matak dipikolot ku Kangjeng Raja. Katambah-tambah kacida satia jeung satuhuna, tara kacatur ngijing sila béngkok sembah. Kacaritakeun Kangjeng Raja boga selir, Tunjungsari nu asalna ti Balangbangan. Keur geulis téh hadé tata hadé basa deuih. Nu matak kacida dipikaasihna ku Kangjeng Raja. Komi deui basa nyaho Nyi Selir kakandungan mah....
 
                     
            Kabupaten Bandung adalah salah satu wilayah di Provinsi Jawa Barat. Sebagian besar tanahnya berupa lahan pertanian sehingga mayoritas penduduknya bermatapencaharian sebagai petani. Para petani di daerah ini biasanya melakukan upacara adat dalam setiap proses pertanian, salah satunya adalah upacara mitembeyan. Mitembeyan memiliki arti ngamimitian atau memulai dalam bahasa Sunda. Mitembeyan adalah upacara adat yang dilakukan sebelum memulai suatu pekerjaan, misalnya sebelum menebar bibit, menanam benih, atau memanen hasil tani. Upacara adat ini merupakan pengaruh dari kepercayaan Hindu sebelum datangnya agama Islam ke Jawa Barat. Namun, saat ini masih ada sebagian petani yang melakukannya. Upacara adat Mitembeyan tidak terbatas untuk tanaman padi, tetapi dlakukan juga oleh petani jagung dan tanaman lain. Upacara m itembeyan yang dilakukan sebelum menanam benih bertujuan agar tanaman dapat berkembang dengan baik dan tidak diganggu oleh hama, sedan...
