Dulu, minuman ini sangat popular sekali di masyarakat Sunda. Minuman yang terbuat dari sadapan air pohon aren ini terasa manis dan cocok sekali kalau diminum siang-siang pas terik matahari, pasti seger banget. Lahang juga memiliki wangi yang khas sehingga menambah kenikmatan ketika Sobat Djadoel meminumnya.
Lahang bukanlah minuman yang baru di jagad kuliner, justru bisa dibilang senior dibandingkan minuman-minuman isotonik yang ada pada saat ini. Meskipun lahang tak sepopuler mereka, tapi rasa dan khasiatnya luar biasa. Zaman dulu, banyak orang yang meminumnya sebagai minuman penambah tenaga atau minuman pelepas dahaga. Sayangnya minuman ini sekarang sangat sulit didapatkan, selain pohon arennya yang sudah jarang ditemukan, cara untuk mendapatkan air Lahang juga relatif sulit. Jadi sangat maklum kalau sekarang,minuman ini sulit ditemui.
Tak hanya itu, cara menyadap pohon Aren pun tidak sembarangan, para petani biasanya harus berangkat lebih awal untuk menyadap aren agar kesegarannya terjaga. Selain itu kalau terlambat menyadapnya, air aren ini akan mengalami fermentasi dan berubah menjadi cuka atau tuak. Nah yang bahaya kalau air aren ini sudah berubah menjadi tuak, kandungan alkoholnya bisa sampai memabukkan. Tapi ada juga orang yang sering menggunakan cuka aren ini sebagai bahan asinan, rasa asam dari cuka aren ini juga tidak bikin sakit perut. Yang menarik, Lahang ini hanya bisa disadap dari bunga jantan pohon aren sedangkan dari bunga betinanya kita bisa memanen kolang kaling.
Mengingat waktu expired-nya yang hanya sedikit sekali, sadapan Lahang ini tidak mungkin untuk disimpan terlalu lalu lama. Jadi minuman Lahang ini biasanya dijual oleh pedagang Fresh from The Oven atau bisa juga sebelum dijual Lahang tersebut dicampur dengan air dan diberi sedikit gula terlebih dahulu biar tetep manis. Tentu saja rasanya akan berbeda dengan Lahang yang murni tanpa diberi campuran apapun.
Namun, sebenarnya tanpa ditambahkan air gula juga Lahang ini sudah terasa manis karena Lahang sebenarnya sudah mengandung glukosa antara 10-15%. Jadi jangan heran kalau rasanya sangat manis walau tanpa ditambahkan gula ke dalamnya. Karena kandungan gula inilah Lahang juga sering digunakan sebagai bahan dasar pembuatan gula aren.
Sobat Djadoel yang ingin icip-icip Lahang mungkin harus berasabar untuk mendapatkannya karena sudah sedikit sekali orang yang menjualnya. Bahkan di desa-desa sekalipun sudah jarang sekali orang yang menyadap Air Aren. Kalaupun Sobat Sjadoel menemukan yang jualan Lahang, pasti harganya lumayan mahal. Zaman dulu minuman ini dijual seharga Rp 500 sampai Rp 2.000 rupiah per gelasnya, tapi sekarang bisa sampai Rp 4.000 atau Rp 6.000 per gelasnya. Mungkin karena sudah sulit mendapatkan bahan bakunya.
Para pedagang Lahang biasanya membawa lodong bambu sebagai tempat penyimpanan Lahangnya. Dibagian atas lodong ini selalu disumbat dengan injuk kelapa atau dengan kerakas daun pisang. Selain untuk melindungi Lahang dari debu, injuk ini juga berguna untuk menyaring Lahang waktu menuangkannya ke pembeli.
Kalau di Bandung, mungkin Sobat Djadeol bisa ke daerah Dago Pakar. Kadang kala di sana ada seorang bapak-bapak yang masih menjual Lahang. Gimana Sobat Djadoel tertarik untuk mencoba minuman yang satu ini? Jangan cuman tahu minuman-minuman modern saja, tapi coba juga minuman jadul yang menyegarkan sekaligus menyehatkan sebelum minuman tersebut habis dimakan zaman. Selamat mencari Lahang, Sobat Djadoel.
sumber: http://djamandoeloe.com/read/89/kuliner/lahang,-si-minuman-langka
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...