Menebang batang kapuk kapuk ade dipingger ayek adek dirumah dek pacak tidok mikirke kakak lah jarang balek (laki-laki) sayur tu sayur kesek sayur dimasak pati sangkan kakak jarang balek adek dirumah nak marah bae (Perempuan) putih-putih bungemu padi maseh putih bunge melati adek dirumah nak marah bae kakak tu balek kalah bejudi (Laki-laki) mengetam nian padi padi banyak dipingger tebeng bukannye balek kalah bejudi kakak ni balek lah dari manceng (Perempuan) jalan jalan ke tebeng tebeng ade berang sane ngomong nak pegi manceng rupenye mendap di bini mude (Laki-laki) alangke lemak ke tanjung raje nyemerang sungai pinang sangkan mendap di bini mude malak sayur nagke nak sayur asam (Perempuan) jalan jalan ke kota l...
Oi kance-kanceku Singgahlah dulu ke humahku Endung bapangku Empai balek endai humeh Mbawe nanas Nanas bungaran Nanas Prabumuleh Kuneng masak Buahnye besak-besak Manes hasenye Tehase lok gule Haseila-haseila Nanas nanas manes Nanas Prabumule Lemak nian hasenye https://www.youtube.com/watch?v=4BVB87y6DAc
Mallogo adalah permainan tradisional yang berasal dari Sulawesi Selatan , Indonesia . Dalam bahasa Bugis disebut dengan Mallogo sedangkan dalam bahasa Makassar disebut dengan Allogo. Permainan mengandung makna kejujuran dan sportivitas. Permainan Mallogo berupa tempurung kelapa kering yang dibentuk segitiga ( logo ), lalu dipukul dengan sepotong bambu yang bentuknya seperti pemukul golf. Dahulu Mallogo dimainkan oleh seluruh kalangan masyarakat Sulawesi Selatan, baik rakyat biasa maupun bangsawan. Sehingga ada dua jenis logo (tempurung bentuk segitiga), yakni logo dari tempurung kelapa untuk rakyat biasa dan logo dari tanduk kerbau , seng , atau besi yang disepuh emas untuk kalangan bangsawan. [1] Mallogo (allogo) dimainkan oleh dua orang atau lebih, biasanya di halaman rumah atau pinggira...
Surat Ulu merupakan kumpulan beberapa aksara yang berkerabat di Sumatra sebelah selatan. Yang termasuk kelompok Surat Ulu adalah aksara Kerinci, aksara Rejang-Rencong, dan aksara Lampung. Istilah “kaganga” diciptakan oleh Mervyn A. Jaspan (1926-1975), antropolog di University of Hull di Inggris dalam buku Folk Literature of South Sumatra, Redjang Ka-Ga-Nga texts (Canberra, The Australian National University, 1964) untuk merujuk kepada Surat Ulu. Jaspan menggunakan istilah Kaganga berdasarkan tiga huruf pertama dalam urutan dalam sistem Surat Ulu. Surat Ulu sendiri merupakan istilah asli yang dipakai oleh masyarakat di Sumatra sebelah selatan. Disebut Surat Ulu karena yang kelompok yang menggunakan aksara ini berada di kawasan ulu (pegunungan) Sumatra, khususnya di Kerinci, Bengkulu, Sumatra Selatan, dan Lampung. Aksara Surat Ulu diperkirakan berkembang dari aksara Pallawa dan Kawi yang digunakan oleh Kerajaan Sriwijaya. Contohnya dapat kita lihat pada Prasasti Ko...
Dulu denga bejanji ngah aku kah nunggu aku balek Sumpah setie denga katekah dide kah ngaleh agi, dide kah ngaleh agi Ku dengar sandi rantau denga ke njadi ngah kanceku Ngape pule lok itu denga ase dek bedie ye laen, ase dek bedie ye laen Tegetar ase di jantungku datang surat denga nga aku Minta do’a restu sandi aku nak ngajung aku pule balek Oi denga adeng kejam ige denga adeng nyaketkah ati Jadilah restu sandi aku ku dide kah balek Sumber: http://www.lagu-daerah.com/2015/06/lirik-lagu-daerah-sumatera-selatan.html
Hampir semua prosesi pernikahan tradisional di nusantara selalu menarik untuk disaksikan, bukan hanya karena prosesi pernikahan ini melewati begitu banyak tahap sebelum akhirnya sang pengantin resmi jadi sepasang suami istri, tapi juga mengikuti tahap-tahap yang begitu kaya akan filosofis kehidupan sendiri itulah yang menarik. Tak terkecuali di Palembang tempat di mana pada masa lalu Kerajaan besar bernama Sriwijaya pernah berdiri ini memiliki tradisi adat pernikahan yang hingga kini masih digunakan oleh hampir seluruh warganya dengan merujuk pada keagungan serta kejayaan kerajaan besar tersebut. Dan seperti halnya pernikahan raja-raja pada umumnya, adat pernikahan di Palembang yang merujuk pada kerajaan Sriwijaya ini pun tak kalah megahnya. Kilau kemegahan itu dapat dilihat dari hampir semua ornament dalam pernikahan itu yang berwarna kuning dan merah keemasan, mulai dari busana mempelai yang dikenakan pada saat prosesi lamaran, seserahan dan pernikahan, maupun pada kursi pela...
Wujud Hantu Banyu Hantu banyu adalah sebutan untuk salah satu makhluk tak kasap mata yang kerap menampakan diri di dalam air. Wujud hantu Banyu konon menyerupai rambut seorang wanita yang kadang terlihat mengambang di aliran air sungai maupun berada di dalam aliran sungai. Beberapa masyarakat di wilayah bantaran sungai Musi sudah tak jarang asing lagi dengan cerita hantu banyu yang kerap mengegerkan tersebut. Menurut cerita hantu yang diyakini banyak ditemukan di sungai musi tersebut dapat muncul secara tiba-tiba dan langsung menggulung orang yang kebetulan tengah berada di sungai entah sedang mandi, buang hajat, maupun mencari ikan. Sayangnya tak banyak orang yang mampu bercerita secara mendalam tentang wujud dan ciri-ciri hantu ini karena mayoritas dari korban keganasan hantu banyu sungai Musi kehilangan nyawanya karena tenggelam dan kehabisan nafas. Selain dikenal dengan sebutan hantu banyu makluk ini juga kerap dikenal dengan nama &...
Si Pahit Lidah adalah julukan untuk Serunting, seorang pangeran yang berasal dari Sumatra Selatan. Ia terkenal punya kesaktian yang tinggi, namun ternyata kesaktiannya bisa dikalahkan oleh adik iparnya, Aria Tebing. Keduanya bertikai memperebutkan cendawan emas yang tumbuh di perbatasan ladang mereka. Inilah Kisah Si Pahit Lidah Pangeran Serunting. Dahulu, di daerah Sumidang, Sumatra Selatan, ada seorang pangeran bernama Pangeran Serunting . Ia adalah anak keturunan raksasa Putri Tenggang . Suatu hari, Pangeran Serunting mempersunting seorang gadis desa bernama Sitti . Setelah menikah, ia mengajak istrinya untuk tinggal di istana. Namun, Sitti bingung. Di satu sisi, ia tidak ingin berpisah dengan adik laki-lakinya yang bernama Aria Tebing , tapi di sisi lain ia harus patuh pada suaminya. “Dinda tidak tahu harus berbuat apa lagi, Kanda. Dinda tidak tega jika haru...
Beginde Lubuk Gong adalah seorang Kepala Desa di daerah Sumatra Selatan, Indonesia. Beginde dalam bahasa setempat berarti kepala desa. Beginde Lubuk Gong mempunyai seorang puteri yang cantik jelita bernama Puteri Lubuk Gong. Suatu ketika, puterinya dibunuh oleh seorang putra Beginde dari desa lain. Inilah kisah Puteri Lubuk Gong * * * Alkisah, pada zaman dahulu kala, di daerah Sumatra Utara, ada seorang beginde (kepala desa) yang kaya raya bernama Beginde Lubuk Gong. Ia sangat ketat menjalankan adat dan tidak segan-segan memberi hukuman kepada warganya yang melanggar adat tersebut. Meski demikian, rakyatnya merasa tidak terbebani dengan hal itu. Justru dengan aturan adat itu, rakyatnya dapat hidup aman dan makmur. Beginde Lubuk Gong mempunyai anak gadis yang cantik dan cerdas bernama Puteri Lubuk Gong. Kecantikan dan keelokan perangainya senantiasa mengundang decak kagum setiap pemuda yang melihatn...