Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Sumatera Selatan Sumatera Selatan
KISAH PUTERI LUBUK GONG
- 20 Juli 2018

 

 
Beginde Lubuk Gong adalah seorang Kepala Desa di daerah Sumatra Selatan, Indonesia. Beginde dalam bahasa setempat berarti kepala desa. Beginde Lubuk Gong mempunyai seorang puteri yang cantik jelita bernama Puteri Lubuk Gong. Suatu ketika, puterinya dibunuh oleh seorang putra Beginde dari desa lain.
Inilah kisah Puteri Lubuk Gong
* * *
 
Alkisah, pada zaman dahulu kala, di daerah Sumatra Utara, ada seorang beginde (kepala desa) yang kaya raya bernama Beginde Lubuk Gong. Ia sangat ketat menjalankan adat dan tidak segan-segan memberi hukuman kepada warganya yang melanggar adat tersebut.  Meski demikian, rakyatnya merasa tidak terbebani dengan hal itu. Justru dengan aturan adat itu, rakyatnya dapat hidup aman dan makmur. Beginde Lubuk Gong mempunyai anak gadis yang cantik dan cerdas bernama Puteri Lubuk Gong.
 
Kecantikan dan keelokan perangainya senantiasa mengundang decak kagum setiap pemuda yang melihatnya. Tak heran banyak pemuda dari desa-desa lain datang melamarnya. Namun, Beginde Lubuk Gong selalu menolak setiap lamaran yang datang, karena belum satu pun pelamar yang mampu memenuhi persyaratan yang diajukannya. 
Pada suatu hari, datanglah utusan putra seorang Beginde dari sebuah desa hendak melamar Puteri Lubuk Gong. Lamaran itu mereka sampaikan langsung kepada Beginde Lubuk Gong. 
  • “Maaf, Tuan! Maksud kedatangan kami kemari adalah ingin menyampaikan lamaran putra Beginde kami,” ungkap juru bicara utusan itu. 
  • “Ketahuilah, wahai utusan! Sudah banyak utusan yang datang kemari, tapi belum ada yang sanggup memenuhi persyaratanku,” kata Beginde Lubuk Gong. 
  • “Kalau boleh kami tahu, apakah persyaratan Tuan itu?” tanya ketua utusan itu. 
  • “Pakaian tujuh pasang, baju kain salinan 42 lusin, itik dan ayam sekandang penuh, merpati berarak-arakan awan di langit, kayu bakar setinggi bukit, batang tujuh buah, dan serai kunyit seladang lebar,” jawab Beginde Lubuk Gong. 
  • “Bagaimana? Apakah kalian sanggup memenuhi syarat tersebut?” Beginde Lubuk Gong balik bertanya kepada utusan itu. 
  • “Sesuai dengan pesan Beginde kami, sebesar apapun permintaan yang Tuan ajukan, Beginde kami akan menyanggupinya,” jawab utusan itu. 
  • “Baiklah kalau begitu, lamaran kalian aku terima,” kata Beginde Lubuk Gong. 
  • “Terima kasih, Tuan! Berita gembira ini akan kami sampaikan kepada Beginde kami,” kata ketua utusan itu. 
Setelah mendapat persetujuan dari Beginde Lubuk Gong, para utusan putra Beginde kembali ke desanya untuk menyampaikan berita gembira itu kepada Beginde mereka. Alangkah senang hati Beginde mendengar berita gembira itu. Ia pun memerintahkan kepada seluruh warganya untuk mengumpulkan barang-barang bawaan sesuai dengan permintaan Beginde Lubuk Gong. Sudah berminggu-minggu mereka bekerja keras, namun hingga pada hari yang telah ditentukan barang-barang bawaan yang mereka kumpulkan belum memenuhi permintaan Beginde Lubuk Gong. 
 
Sementara itu di tempat lain, Beginde Lubuk Gong bersama keluarga dan warganya sibuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk menyambut kedatangan rombongan dari pihak pelamar yang akan mengantarkan barang-barang bawaan. Sudah seharian penuh mereka menunggu, namun belum ada tanda-tanda kedatangan rombongan tersebut. 
 
Pada hari-hari berikutnya, Beginde Lubuk Gong terus menunggu kedatangan rombongan tersebut, namun mereka tak kunjung datang. Hari, pekan, dan bulan, bahkan tahun telah berlalu, rombongan dari pihak pelamar belum juga datang. Pada awal tahun ketiga barulah mereka datang dengan arak-arakan laki-laki dan perempuan yang memikul dan menjunjung barang bawaan. 
Beginde Lubuk Gong pun menyambut kedatangan mereka secara sederhana. Ia pun segera menerima dan memeriksa barang-barang bawaan dan ternyata semuanya lengkap dan sesuai dengan permintaannya. Hatinya pun sangat senang dan terpukau karena semua permintaannya terpenuhi. Namun satu hal yang membuat hatinya kecewa, karena keterlambatan para utusan mengantar barang-barang bawaan tersebut. 
  • “Kalau boleh aku tahu, mengapa kalian terlambat mengantarkan barang-barang bawaan ini kemari, sehingga kami harus menunggu selama dua tahun?” tanya Beginde Lubuk Gong. 
  • “Maafkan kami atas keterlambatan ini, Tuan! Untuk memenuhi seluruh permintaan Tuan, ternyata kami memerlukan waktu yang cukup lama. Sudilah Tuan memakluminya dan menerima barang-barang bawaan ini,” jawab ketua rombongan itu. 
Mulanya Beginde Lubuk Gong ingin marah dan membatalkan pertunangan puterinya dengan Putra Beginde. Namun setelah mendengar penjelasan dari ketua rombongan tersebut, akhirnya ia memakluminya. 
  • “Baiklah, barang-barang bawaan ini aku terima. Sekarang tinggal menuggu hari baik untuk melangsungkan pernikahan puteriku dengan putra Beginde kalian. Pesta pernikahan ini akan dilangsungkan selama tujuh hari tujuh malam. Untuk itu, aku harus mempersiapkan segala keperluan pesta besar ini,” ungkap Beginde Lubuk Gong.
  • “Baiklah, Tuan! Kami akan menunggu kabar selanjutnya dari Tuan,” kata ketua rombongan itu seraya berpamitan dan meninggalkan rumah Beginde Lubuk Gong.
Keesokan harinya, Beginde Lubuk mengumumkan kepada seluruh rakyatnya bahwa dia akan segera menikahkan puterinya. Rakyatnya pun sangat senang karena akan ada pesta besar selama tujuh hari tujuh malam. Mereka pun segera mempersiapkan segala keperluan untuk menyambut pernikahaan Puteri Beginde. Mereka mulai menghias jalan-jalan dan rumah Beginde Lubuk Gong. Untuk memenuhi kebutuhan pesta besar itu, Beginde Lubuk Gong harus pergi ke negeri lain untuk berbelanja. Ia berangkat bersama para pembantunya dengan menggunakan kapal besar. Karena begitu banyak barang harus dibeli, sehingga sebulan lamanya Beginde Lubuk Gong belum juga kembali. Putra Beginde, calon mempelai laki-laki, tidak sabar lagi menunggu hari pernikahannya. 
 
Pada suatu hari, ia mendengar desas-desus bahwa puteri Beginde Lubuk Gong telah dipersunting oleh raja negeri yang didatangi oleh Beginde Lubuk Gong. Ia pun percaya begitu saja pada desas desus tersebut, tanpa terlebih dahulu menyelidiki kebenarannya. 
“Barangkali kabar ini ada benarnya. Sudah sebulan Beginde pergi ke negeri itu, tapi belum juga kembali. Padahal ia memiliki kesaktian yang tinggi, dalam waktu sekejap saja ia dapat berlayar ke negeri sejauh mana pun,” pikirnya. 
Semakin hari desas-desus tersebut semakin memekakkan telinga Putra Beginde. Ia mendengar kabar bahwa utusan raja yang akan melamar Puteri Lubuk Gong telah tiba di Dusun Kertajaya, tidak jauh dari desa tempat tinggal Puteri Lubuk Gong. Hati Putra Beginde pun semakin kesal sehingga timbul niatnya untuk membunuh calon istrinya. 
Tanpa berpikir panjang lagi, ia segera menuju ke rumah Beginde Lubuk Gong dengan membawa sebuah pedang panjang. Sementara itu, Puteri Lubuk Gong yang mengetahui kedatangan tunangannya merasa sangat gembira dan segera bersolek dengan hiasan yang menawan. Ia mengira bahwa kedatangan tunangannya itu untuk bersilaturrahmi. 
 
 
Alangkah terkejutnya ia ketika hendak menemuinya di ruang tamu rumahnya, ia melihat calon suaminya itu sedang menggenggam sebuah pedang dengan wajah yang beringas. Tanpa diduganya, tiba-tiba sang Tunangan menebas lehernya. Puteri Lubuk Gong pun tewas seketika. Ibu Puteri Baginda yang melihat kejadian itu langsung menjerit dan bertanya kepada calon menantunya itu. 
  • “Hai, kenapa kamu membunuh calon istrimu? Apa salahnya? Padahal ia sangat mengharap kedatanganmu,” kata ibu Puteri Lubuk Gong. 
  • “Tidak usah banyak dalih! Kalian telah memperdayaiku. Utusan raja yang akan melamar Puteri Lubuk Gong telah tiba di Dusun Kertajaya. Beginde Lubuk Gong telah membuat janji untuk menikahkan Puteri Lubuk Gong dengan raja itu!” seru Putra Beginde, calon suami Puteri Lubuk Gong. 
Ibu Puteri Lubuk Gong berusaha menjelaskan kepada calon menantunya bahwa desas-desus tersebut hanyalah fitnah. Namun, calon menantunya tidak mau menerima alasan apapun. Ibu Puteri Gong pun tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali menangisi kematian puteri semata wayangnya. Sementara Putra Beginde itu segera pergi meninggalkan rumah itu. Tak berapa lama kemudian, warga pun berdatangan ke rumah Beginde Lubuk karena mendengar ada suara tangis histeris. Mereka sangat terkejut ketika melihat Puteri Lubuk Gong tergeletak bersimbah darah. 
“Apa yang terjadi dengan Puteri Lubuk Gong?” tanya seorang warga kepada ibu Puteri Lubuk Gong. 
Ibu Puteri Lubuk Gong pun menceritakan semua kejadian yang menimpa puterinya. Setelah mendengar cerita itu, salah seorang warga segera menyampaikan berita duka itu kepada Beginde Lubuk Gong yang masih berada di negeri lain. 
Dengan kesaktiannya, Beginde Lubuk Gong memerintahkan angin berhembus, sehingga dalam sekejap kapal besarnya tiba di pelabuhan negerinya. Sesampainya di rumah, ia bersama warga segera mengebumikan puterinya. Setelah itu, ia memerintahkan para pengawalnya untuk menangkap calon menantunya itu. 
“Segera tangkap pembunuh itu dan bawa dia kemari hidup-hidup!” seru Beginde Lubuk Gong. 
Mendengar perintah itu, para pengawal itu segera mencari Putra Beginde. Tak beberapa lama kemudian, mereka pun kembali membawa Putra Beginde dengan tangan terikat. 
“Hai, Putra Beginde! Kamu telah membunuh puteriku. Kamu harus mengganti nyawa puteriku. Mulai detik ini, kamu tidak boleh lagi kembali ke rumahmu dan harus tinggal di sini sebagai ganti puteriku!” seru Beginde Lubuk Gong.
Keesokan harinya, Beginde Lubuk Gong membuang segala barang persiapan pernikahan puterinya ke dalam sungai, termasuk barang-barang bawaan Putra Beginde. 
 
Sumber: http://agathanicole.blogspot.com/2017/08/kisah-puteri-lubuk-gong.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Vila Van Resink
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Vila Van Resink adalah bangunan cagar budaya berbentuk vila yang terletak di Jalan Siaga, Kalurahan Hargobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemilik awal vila ini adalah Gertrudes Johannes "Han" Resink, seorang anggota Stuw-groep , sebuah organisasi aktif pada Perang Dunia II yang memperjuangkan kemerdekaan dan pembentukan negara demokratis Hindia Belanda. Bangunan tersebut dibangun pada masa pemerintah Hindia Belanda sebagai bagian dari station hill (tempat tetirah pada musim panas yang berada di pegunungan) untuk boschwezen dienst (pejabat kehutanan Belanda). Pada era Hamengkubuwana VII, kepengelolaan Kaliurang (dalam hal ini termasuk bangunan-bangunan yang berada di wilayah tersebut) diserahkan kepada saudaranya yang bernama Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Mangkubumi. Tanah tersebut lantas dimanfaatkan untuk perkebunan nila, tetapi kegiatan itu terhenti kemudian hari karena adanya reorganisasi pertanian dan ekonomi di Vors...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Gereja Kristen Jawa Pakem Kertodadi
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Gereja Kristen Jawa (GKJ) Pakem Kertodadi adalah salah satu gereja di bawah naungan sinode Gereja Kristen Jawa, yang terletak di Jalan Kaliurang km. 18,5, Padukuhan Kertadadi, Kalurahan Pakembinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Awal mula pertumbuhan jemaat gereja ini berkaitan dengan keberadaan Rumah Sakit Paru-Paru Pakem, cabang dari Rumah Sakit Petronela (Tulung), yang didirikan di wilayah Hargobinangun. Sebelum tahun 1945, kegiatan keagamaan umat Kristen diadakan secara sederhana dalam bentuk renungan atau kebaktian pagi yang berlangsung di klinik maupun apotek rumah sakit yang dikenal dengan nama "Loteng". Para perawat di rumah sakit tersebut juga melakukan pelayanan kesehatan ke dusun-dusun di sekitarnya, yaitu Tanen, Sidorejo, Purworejo, dan Banteng. Menurut Notula Rapat Gerejawi, jemaat gereja ini mengadakan penetapan majelis yang pertama kali pada 21 April 1945. Tanggal tersebut lantas disepakati sebagai hari jadi GKJ Pa...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Situs Cepet Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Situs Cepet Pakem adalah situs arkeologi yang terletak di Padukuhan Cepet, Kalurahan Purwobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan temuan dua buah yoni dan sejumlah komponen arsitektur candi di sekitarnya, situs ini diduga merupakan reruntuhan sebuah candi Hindu dari masa klasik. Lokasinya kini berada di area permakaman umum Padukuhan Cepet, berdekatan dengan sebuah masjid. Benda cagar budaya (BCB) utama yang ditemukan di situs ini adalah dua buah yoni yang terbuat dari batu andesit. Kondisi keduanya telah rusak, sedangkan lingganya tidak ditemukan. Yoni pertama awalnya berada di pekarangan penduduk bernama Pujodiyono, tetapi sekarang dipindahkan di halaman makam. Yoni ini memiliki ukuran relatif besar dengan bentuk yang sederhana, yaitu lebar 134 sentimeter, tebal 115 sentimeter, dan tinggi 88 sentimeter. Bagian bawah cerat yoni tersebut tidak bermotif dan memberikan kesan bahwa pengerjaannya belum selesai. Sementara itu, terdap...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Situs Potro
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Situs Potro atau Pancuran Buto Potro adalah situs arkeologi yang terletak di Padukuhan Potro, Kalurahan Purwobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Situs ini terdiri atas dua benda cagar budaya (BCB) utama yang seluruhnya terbuat dari batu andesit, yaitu jaladwara dan peripih. Jaladwara di situs ini oleh masyarakat setempat dikenal dengan nama Pancuran Buto, karena bentuknya menyerupai kepala raksasa (kala) dengan mulut terbuka, gigi bertaring, dan ukirannya menyerupai naga. Sementara itu, keberadaan peripih berukuran cukup besar di situs ini menimbulkan dugaan bahwa pernah berdiri sebuah bangunan keagamaan di sekitar lokasi, kemungkinan sebuah candi, meskipun bentuk dan coraknya tidak dapat dipastikan karena minimnya artefak yang tersisa.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Sambal Matah
Makanan Minuman Makanan Minuman
Bali

Resep Sambal Matah Bahan-bahan: Bawang Merah Cabai Rawit Daun Jeruk Sereh Secukupnya garam Minyak panas Pembuatan: Cincang bawang merah, cabai rawit, daun jeruk, dan juga sereh Campur semua bahan yang sudah dicincang dalam satu wadah Tambahkan garam secukupnya atau sesuai selera Masukkan minyak panas Aduk semuanya Sambal matah siap dinikmati

avatar
Reog Dev