Guo Lowo terletak di desa Watuagung kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek, kurang lebih 30 km dari kota Trenggalek, juga 30 km dari kota Tulungagung atau kurang lebih 180 km dari Kota Surabaya kearah pantai selatan, tepatnya kearah pantai Prigi Kecamatan Watulimo. Berikut ini adalah cerita penemuan Guo Lowo dan Watulimo : Seorang bernama Lomedjo bertempat tinggal di Desa Watuagung waktu masih kecil sering kali mendengar cerita ayah maupun kakeknya bahwa prajurit kerajaan Mataramlah yang berhasil membuka hutan dan membuka wilayah Prigi, yang pada saat itu masih merupakan hutan belantara yang belum terjamah manusia. Ksatria mataram tersebut adalah Raden Tumenggung Yudho Negoro yang nama aslinya Raden Kromodiko. Karena jasa-jasanya terhadap mataram maka mendapat anugerah nama kehormatan Raden Tumenggung Yudho Negoro tersebut. Ketika itu tidak mudah untuk membuka suatu lahan membentuk wilayah baru. Berbagai hambatan dijumpai Raden Tumenggung Yudho Negoro beserta rombongan, ba...
Ratusan warga Trenggalek, Jawa Timur, Jumat, menyaksikan ritual larung atau penenggelaman kepala kerbau ke dasar sungai di Dam Bagong, yaitu upacara adat menghormati leluhur daerah setempat, Raden Menak Sopal. Upacara sejak pagi hingga siang itu menarik perhatian warga dan sebagian saling berebut potongan kepala, kulit beserta beberapa bagian tubuh kerbau yang ditenggelamkan di dasar pusaran Dam Bagong yang berkedalaman sekitar dua hingga tiga meter. "Ini sudah menjadi tradisi turun temurun karena dengan dibangunnya Dam Bagong ini masyarakat Trenggalek, terutama para petani bisa mengairi sawah dengan mudah," kata Jafar, pemuda peserta rebutan sesaji. Rangkaian upacara adat di Dam Bagong sekaligus menjadi bagian acara hari jadi Kabupaten Trenggalek yang jatuh pada 30 Agustus. Selain melarung sesaji berupa kepala kerbau, ritual adat juga diwarnai kegiatan "nyekar" di makam Raden Menak Sopal yang dalam sejarahnya dikenal sebagai Bupati (Adipati) pertama di Trenggalek. Ritual itu merupa...
Konon di pulau Madura, tepatnya di kadipaten Sumenep berdiamlah sebuah keluarga yang terdiri dari bapak, ibu dan dua orang anak kembarnya. Kedua anak tersebut bernama Nuron dan Rokip. Mereka sama-sama belajar ilmu agama Islam di sebuah mandala pimpinan Kyai Marur. Nuron adalah anak yang cerdas dan pandai. Ia sangat bangga dengan kecerdasan dan kepandaian yang dimilikinya. Sedangkan Rokip mempunyai kemampuan yang biasa-biasa saja seperti anak-anak pada umumnya, namun dia berperangai yang lebih sopan dan santun kepada sesama. Pada suatu hari setelah selesai pengajian keduanya dipanggil Kyai Marur. “Kalian dipanggil kesini berkaitan dengan neng-cenneng, kamu tahu kan apa itu? Nak, neng-cenneng itu sebagai tanda pelajaran akan dimulai atau tanda pelajaran sudah usai dan itu sudah lumrah digunakan di tanah Jawa ini.” “Apakah itu berarti Kyai akan memilih diantara kami untuk bertugas membunyikan neng-cenneng itu Kyai?&r...
Katakanlah kepadaku, Paman, keputusan bijak apa yang harus kuambil? Telah kuterima sayembara ini atas keinginanku sendiri. Jauh di dalam hati, Paman, aku menyadari bahwa cintaku tidak akan pernah bisa disandingkan dengan Putri Adipati.â Tidak perlu sedemikian risau, Ananda,â jawab sang Paman. âDi hutan ini tidak ada yang perlu engkau cemaskan. Ayahanda telah membekalimu dengan ilmu dan pengetahuan layaknya seorang ksatria. Dan jiwamu adalah jiwa ksatria. Semua hal yang harus dimiliki oleh seorang ksatria telah melekat padamu. Dan semua hal yang ingin dimiliki oleh setiap ksatria telah mengikutimu. Putuskanlah apa yang engkau anggap bijak, wahai, Anakku. Pamanmu ini akan selalu mendukungmu. Tinggalkanlah kami Paman. Bawalah orang-orang bersamamu, kecuali orang-orang yang telah mengikutiku membuka Hutan Kitri*. Aku akan pergi ke barat bersama mereka. Kemarin kami menemukan kotoran hewan kecil yang serupa gunung. Penduduk menamai hewan it...
Jika anda menyusuri kampung-kampung di Surabaya, sesungguhnya kota ini awalanya berdiri karena kumpulan dongeng-dongeng. Cerita rakyat yang ditularkan melalui tradisi lisan ini kelak menjadi penanda banyak tempat yang terangkai menjadi sebuah kota. Saya menemukan sebuah batu ceper yang menyembul diantara bangunan baru kawasan Puskesmas Banyuurip sekitar delapan tahun lalu. Saya mendapatkan informasi keberadaan batu ini dari sebuah tulisan kumpulan kisah cerita rakyat Surabaya yang ditelusuri sejumlah budayawan Surabaya antara 1980-1983. Batu serupa lingga dan yoni itu nyatanya memiliki kisah yang panjang tentang kawasan Banyuurip dan daerah Simo. Kisah yang kelak paling tersohor dalam epos cerita ludruk, “Batu ini ditemukan Joko Jumput yang kemudian dihadiahkan ke ibunya, Mbok Rondo Praban Kinco untuk dipakai membuat jamu. Jamu buatan Mbok Rondo ini diyakini tambah mujarab karena batu ini,” terang Supardi, seorang warga kelahiran Banyurip yang menulari cerita ini...
Tersebutlah kisah yang beredar di desa Medayu, Banjarnegara, tentang seorang puteri cantik yang diasingkan dari keraton, karena hidupnya selalu dikejar kejar raksasa yang ingin mangganggunya. Ya, dialah puteri kencana Ayu, bangsawan yang cantik dan berhati mulia. Suatu hari, ia dibawa ke hutan yang jauh dari desa, karena gangguan si raksasa jahat yang sudah tahu. Semilir angin terasa sejuk menerpa raga. Rerimbunan pepohonan rindang seakan menjadi payung yang meneduhkan, namun tidak bagi sang puteri. Di tengah gelap dan dinginnya malam, prajurit keraton dan warga desa terpaksa meninggalkan Puteri Kencana Ayu seorang diri ditengah hutan. Rasa takut mulai menyelimuti hati sang Putri di hutan yang masih perawan itu. Namun apadaya, toh hal ini dilakukan untuk menyelamatkannya juga. Malam semakin larut, sang putri mulai merasa lelah, akhirnya ia memutuskan untuk beristirahat di bawah sebuah pohon besar. ia duduk di atas tumpukan kayu. Saat ini daerah...
Mendengar nama kaum Sodom dan Gomorah tentunya akan teringat mengenai kisah di zaman Nabi Luth mengenai dua kota yang hancur akibat dilaknat Allah SWT. Kedua kota tersebut hancur karena penduduknya kerap melakukan hal-hal yang dibenci oleh Allah SWT seperti mabuk-mabukan, berzina, dan berjudi. Dalam bahasa Ibrani, Sodom berarti terbakar sementara Gomorah adalah terkubur. Memang itu yang terjadi pada kota itu, terbakar dan terkubur. Ternyata kisah nyata mengenai kota atau daerah yang hancur akibat penduduknya kerap berbuat maksiat juga terdapat di Kabupaten Banjarnegara. Daerah yang hilang akibat bencana tanah longsor yaitu Dusun Legetang yang terletak di Desa Pekasiran, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jateng. Masyarakat di sekitar memperoleh cerita mengenai kisah tragis hilangnya Dusun Lagetang secara turun-temurun dari kakek-nenek maupun orangtuanya. Diceritakan Dusun Lagetang tersebut hilang akibat tertimbun long...
Prasasti Airlangga terletak di Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Prasasti ini memiliki ukuran tinggi 2,20 m, lebar 1,16 m dengan ketebalan 29 cm. Prasasti ini terbuat dari batu monolit pipih yang sudah sedikit aus permukaannya. Di samping prasasti ini terdapat sebuah batu kecil yang konon setiap tahun bertambah tinggi. Dari isinya, prasasti ini menceritakan tentang adanya tambak yang diserahkan kepada masyarakat untuk dikerjakan. Selain itu, rakyat tidak diharuskan untuk menyetor pajak kepada kerajaan, karena sawah itu untuk menunjang kemakmuran rakyat sekitar yang menjaga kejernihan Sungai Kalagyan. Namun, kemakmuran rakyat sirna setelah diserang air bah dari Sungai Brantas, yang menenggelamkan tanah maupun sawah rakyat. Bagian pertama prasasti ini berbunyi sebagai berikut: Sira ratu cakrawarta umanun pamanghanikan rat hita pratidina panlingananikan sabhuwanari tan sharta kewala cri maharaja, yawat kawanunann yaca donanya, an kap...
Gresik adalah sebuah daerah di provinsi Jawa Timur yang mana dikenal sebagai salah satu daerah industri utama di Jawa Timur. Ada beberapa perusahaan besar di Gresik dan juga merupakan penghasil perikanan yang cukup besar. Tapi tahukah Anda bahwa di Gresik ada sebuah makam penyebar agama Islam di Jawa yaitu Sunan Maulana Malik Ibrahim atau biasa dipanggil Sunan Gresik. Nah pada kesempatan ini saya ingin menceritakan kisah beliau mulai dari silsilah sampai perjuangan beliau menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Sunan Gresik Sumber: https://www.google.com/ Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim dipercaya sebagai orang yang pertama kali menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Meski tidak terdapat bukti sejarah lengkap yang meyakinkan mengenai asal keturunan Maulana Malik Ibrahim, meskipun pada umumnya disepakati bahwa ia bukanlah orang Jawa asli. Sebutan Syekh Maghribi yang diberikan masyarakat kepadanya dapat ditafsirkan bahwa beliau berasal d...