Budaya Indonesia
441 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
AMBO UPE DAN BURUNG BEO
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sulawesi Selatan

Ambo Upe adalah seorang penggembala kerbau yang tinggal di sebuah daerah di Sulawesi Selatan, Indonesia. Ambo upe adalah bahasa Bugis yang terdiri dari dua kata, yaitu ambo yang berarti bapak, dan upe berarti untung atau beruntung. Ambo upe berarti bapak yang beruntung. Pada suatu hari, Ambo Upe menggembalakan enam ekor kerbaunya di pinggir sebuah hutan lebat. Tanpa diduga, tiba-tiba muncul dua orang perampok dari dalam hutan dengan wajah seram. Kedua perampok itu kemudian menghampiri dan mengikat Ambo Upe pada sebuah pohon, lalu membawa pergi kerbau gembalaannya.   Alkisah, di sebuah kampung di daerah Sulawesi Selatan, Indonesia, ada sebuah keluarga petani yang memiliki tiga pasang kerbau. Hewan ternak tersebut digembalakan oleh seorang anak dalam keluarga itu, bernama Ambo Upe . Ia anak yang rajin dan suka menolong terhadap sesama makhluk.   Pada suatu hari, Ambo Upe menggembalakan tiga pasang kerbaunya di sebuah padang ilalang...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Bessing Banranga
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Sulawesi Selatan

Bessing Banranga, ialah tombak bercabang yang terbuat dari besi. Gagangnya terbuat dari kayu yang panjangnya sekitar 1 meter lebih (lihat gambar 2). Bes banranga termasuk salah satu jenis senjata yang digunakan, baik di dalam pertempuran maupun berburu binatang. Seperti halnya bessing (tombak bermata tunggal), maka bessing banranga (tombak bercabang) di daerah Bone juga diguna kan masyarakat untuk menyerang lawan, Cara penggunaannya pun dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dilontarkan dan di tusukkan ke badan lawan, sambil penyerang tetap memegang gagang senjata (bessing banranga)-nya. Pada zaman yang silam bessing banrangga digunakan untuk: berperang, berburu, serta menjaga keamanan raja dan keluarga nya di istana. Dewasa ini, dimana daerah Bone sudah termasuk dalam wilayah hukum Tepublik Indonesia, rakyat tidak lagi ikut dalam kegiatan pertempuran. Perburuan pun sudah langka, malah an raja dan istananya tidak lagi berfungsi seperti sediakala. Kon sekwensi logis daripadan...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Alameng
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Sulawesi Selatan

Alameng, ialah senjata menyerupai kelewang, namun penggunaannya diletakkan (lihat gambar 3). Bentuk alameng ini dikenal hampir di seluruh wilayah pemu kiman suku Bugis. Hal ini tidak mengherankan karena sejak zaman yang silam alameng termasuk salah satu jenis senjata tradisional yang selalu digunakan dalam pertempuran. Alameng adalah salah satu jenis senjatra tradisional yang digunakan untuk menyerang lawan. Dalam hal ini, alameng sebagai senjata untuk menyerang, cara penggunaannya ialah menetakkan nya atau membacokkannya ke badan lawan. Senjata ini pun ter masuk salah satu alat perang di zaman dahulu kala. Namun, se karang tidak digunakan lagi untuk tujuan perang. Dalam konteks kehidupan budaya, selain untuk berperang alameng dianggap mempunyai tujuan-tujuan tertentu, yaitu: perdamaian/persahabatan, ekonomi, politik, religious dan lain sebagainya. Tujuan penggunaan alameng tersebut berkaitan dengan fungsi fungsinya sebagai alat yang dianggap mempunyai arti dan makna tertentu da...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tappi’ (keris)
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Sulawesi Selatan

Tappi’, adalah senjata tajam berupa keris yang terbuat dari besi. Senjata ini disebut pula "gajang”. Bentuk semakin ke ujung semakin kecil dan akhirnya meruncing (lihat gambar 4). Dari hasil studi kepustakaan dapat diketahui bahwa bentuk senjata tajam seperti ini terdapat hampir di seluruh kawasan kepu lauan Indonesia, meskipun motif/ragam hiasnya berbeda satu dan lainnya. Penggunaan tappi yang disebut keris ialah untuk menusuk lawan. Jelaslah, bahwa senjata tradisional jenis keris tersebut merupakan salah satu alat untuk membunuh lawan, baik dalam arena pertarungan perorangan maupun di dalam perang massal. Pada zaman dahulu hampir setiap orang di daerah Bone memiliki, menyimpan dan menggunakan keris sebagai senjata. Tappi’, mempunyai fungsi kekerabatan yang lebih spesifik jika dibandingkan dengan jenis-jenis senjata tradisional lainnya. Keunikannya, karena tappi dapat berfungsi sebagai pengganti diri bagi pemiliknya. Hal ini, tercermin antara lain dala...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Waju Rante
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Sulawesi Selatan

Waju Rante, ialah baju besi yang biasanya digunakan sebagai pakaian berperang. Baju ini terbuat dari untaian cincin besi yang diakibatkan satu sama lain, sehingga tampak seperti rajutan (lihat gambar 6). Waju rante digunakan dengan tujuan untuk melindungi tubuh dari terjangan senjata lawan. Berbeda dengan Kanna yang hanya dipegang dengan sebelah tangan, maka waju rante dikenakan pada badan sebagaimana halnya mengenakan kemeja biasa. Pada masa sekarang waju rante jumlahnya dapat dihitung dengan jari. Oleh karena itu cara yang paling mudah untuk meli hatnya adalah ke Museum Lagaligo Ujung Pandang. Waju rante mempunyai fungsi sosial yang kurang lebih sama dengan kanna, yaitu umumnya berfungsi sebagai pakaian perang bagi kaum bangsawan. Demikianlah, maka peninggalan waju rante yang masih dapat ditemukan sebagai warisan budaya masa lampau kebanyakan ditemukan dalam keluarga bangsawan. Bagi masya rakat Bugis di daerah Bone, waju rante bukan hanya semata-mata menyangkut keselamatan...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
"Badong" Lagu Pemakaman Toraja
Musik dan Lagu Musik dan Lagu
Sulawesi Selatan

Salah satu nyanyian asli yang berasal dari leluhur masyarakat Toraja yang terkenal adalah 'badong'. Badong tidak mempunyai arti dalam bahasa Indonesia karena nyanyian ini hanya ada di Toraja. Badong adalah nyanyian yang khusus di nyanyikan dalam upacara pemakaman atau kematian. Lirik dalam lagu badong berisi kata kata untuk mengantar arwah orang yang telah meninggal ke alam baka sesuai dengan kepercayaan yang ada dalam agama 'aluk to dolo' yakni agama asli yang ada di Toraja. Badong dilakukan oleh banyak orang yang membentuk lingkaran sambil berpegangan tangan dan dipandu oleh seorang pemimpin badong. Mereka mengenakan pakaian serba hitam dan melakukan tarian sambil bernyanyi Badong. Mereka mengumandangkan lagu ini selama pesta upacara kematian berlangsung. Lagu ini dinyanyikan secara akapela maupun dengan iringan alat musik semacam gendang. Nada yang digunakan cenderung minor dan suram. OSKMITB2018

avatar
Oskm18_16718229_ferdinand
Gambar Entri
Permainan A'Tojeng
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Sulawesi Selatan

Permainan A'Tojeng adalah salah satu kebudayaan unik dari Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Sesuai dengan namanya yang berarti 'Ayun' permainan ini menggunakan alat berupa ayunan raksasa yang tingginya dapat mencapai 9 meter, diayun dengan sekuat tenaga. BAhan pembuatan ayunan untuk permainan budaya inipun berbeda dengan ayunan pada umumnya, rantai atau tali pada ayunan biasa diganti dengan bambu berukuran panjang. Bahan - bahan lainnya adalah kayu dan akar atau tumbuhan merambat untuk mengikat atau menyambungkan setiap bahan. Cara memainkan A'Tojeng adalah ayunan dimainkan biasanya oleh 2 orang wanita, dan 2 orang dewasa yang bertugas mengayunkan dengan menggunakan seutas tali yang didorongkan ke penampil yang berada di atas ayunan agar ayunan berayun maju dan mundur. Dahulu, A'tojeng hanya untuk raja dan keturunannya, namun saat ini A'tojeng kerap pula ditampilkan pada kegiatan seremoni pemerintahan dan acara adat seperti pada ritual A'dinging - dinging. Para penampil memai...

avatar
Oskm18_16118018_rakha Susanto
Gambar Entri
Rambu Solo
Ritual Ritual
Sulawesi Selatan

Adat Pemakaman Toraja ‘Rambu Solo’ Ahmad Risyad Granada Tiammar 16918138   1.1.  Kebudayaan Rambu solo Rambu solo yang merupakan sebuah adat pemakaman asli yang dilakukan oleh etnis toraja telah menjadi daya Tarik khas dari tempat itu. Wisatawan dari dalam negara maupun mancanegara berbondong-bondong untuk menyaksikan upacara pemakaman ini. Gambar 1.1 Kuburan Batu Londa Rambu Solo’ merupakan acara tradisi yang sangat meriah di Tana Toraja, karena memakan waktu berhari-hari untuk merayakannya. Upacara ini biasanya dilaksanakan pada siang hari, saat matahari mulai condong ke barat dan biasanya membutuhkan waktu 2-3 hari. Bahkan bisa sampai dua minggu untuk kalangan bangsawan. Kuburannya sendiri dibuat di bagian atas tebing di ketinggian bukit batu. Karena menurut kepercayaan Aluk To Dolo (kepercayaan masyarakat Tana Toraja dulu, sebelum masuknya agama Nasrani dan...

avatar
OSKM18_16918138_Ahmad Risyad Granada Tiammar
Gambar Entri
Sisemba
Ritual Ritual
Sulawesi Selatan

Suku Toraja memang terkenal dengan kebudayaan-kebudayaannya yang unik. Salah satu keunikan yang menonjol adalah ritual dan atraksi yang ada dilakukan oleh para masyarakatnya. Sisemba adalah salah satu atraksi budaya yang ada di Toraja. Sisemba diadakan setelah panen oleh para masyarakat sebagai ritual ungkapan rasa syukur atas hasil panen. Selain itu, sisemba juga bertujuan untuk meningkatkan semangat pesertanya untuk mendapatkan hasil panen yang berlimpah pada tahun selanjutnya. Pada dasarnya, sisemba menuntut pesertanya untuk melakukan "adu kaki" secara massal dengan tujuan menjatuhkan lawan. Pesertanya harus berpasang-pasangan dan berpegangan tangan dalam mengikuti sisemba ini untuk memperkuat terjangan mereka. Walaupun tidak ada peraturan tertulis, namun ada tokoh adat yang berdiri di tengah-tengah kubu untuk melerai peserta yang dianggap melanggar "peraturan". Peserta sisemba juga tetap dituntut untuk menjaga sportivitas. Sisemba hanya boleh diikuti oleh masyarakat...

avatar
OSKM18_16018218_Shania