Sumber: https://lektur.kemenag.go.id/web/ Logo Kemenag RI LKK_PDG2013_PSM09 ROTASI GAMBAR 90�LKK_PDG2013_PSM09 1 / 15StartStop Manuskrip Puslitbang Lektur - Kementrian Agama RI Copyright © 2020 Kementrian Agama RI. Supported By Web Design Jakarta
Sumber: https://lektur.kemenag.go.id/web/ Logo Kemenag RI LKK_PDG2013_PSM10 ROTASI GAMBAR 90�LKK_PDG2013_PSM10 1 / 17StartStop Manuskrip Puslitbang Lektur - Kementrian Agama RI Copyright © 2020 Kementrian Agama RI. Supported By Web Design Jakarta
Sumber: https://lektur.kemenag.go.id/web/ Logo Kemenag RI LKK_PDG2013_PSM11 ROTASI GAMBAR 90�LKK_PDG2013_PSM11 1 / 17StartStop Manuskrip Puslitbang Lektur - Kementrian Agama RI Copyright © 2020 Kementrian Agama RI. Supported By Web Design Jakarta
Randai merupakan pertunjukan kesenian Minangkabau yang dianggap paling lengkap karena menghadirkan empat unsur kesenian sekaligus, yakni seni tari, seni suara, seni musik, dan seni sastra/seni peran/akting atau seni drama. Randai dipertunjukkan oleh sebuah tim dalam formasi lingkaran. Kesenian ini menampilkan seni tari yang berasal dari gerakan-gerakan mancak atau bungo silek (bunga silat) dan diiringi oleh musik vokal (dan juga musik instrumental) dan sastra (pantun atau drama). Randai dimainkan oleh beberapa orang (berkelompok atau beregu). Cerita dalam Randai, selalu mengangkat cerita rakyat Minangkabau, seperti cerita Cindua Mato, Malin Deman, Anggun Nan Tongga, dan cerita rakyat lainnya. Konon kabarnya, randai pertama kali dimainkan oleh masyarakat Pariangan, Padang Panjang, ketika mereka berhasil menangkaprusa yang keluar dari laut. Biasanya randai dimainkan pada perayaan pesta, seperti: pernikahan, pengangkatan penghulu atau pada hari besar tertentu. Bahkan, pemerintah Sumat...
Permainan ini ada beriringan dengan berkembangnya kepercayaan animisme dan dinamisme di tengah masyarakat Minangkabau Sumatera barat. Artinya, permainan ini sudah ada jeuh sebelum masukinya islam ke daerah ini, yang diperkirakan terjadi pada abad ke-14. Menariknya, setelah masuknya Islam ke daerah ini, permainan Hantu Atau Jin masih dapat ditemui pada beberapa derah di Sumatera Barat. permainan ini mulanya ditemui di Kab. Pesisir Selatan, yaitu sekitar tahun 1950.Sesuai dengan namanya, main hantu atau main Jin, maka ada nuansa megic dalam permainan ini. Jin dan Hantu adalah nama yang diberikan oleh masyarakat untuk menyebut sejenis makhluk gaib yang menakutkan serta sering mengganggu manusia. Oleh karena itu, satu fungsi sosial permainan ini adalah ajakan untuk mendekatkan diri pada agama dan Tuhan, sehingga akan terhindar dari gangguan Jin atau hantu. Permainan ini dimainkan oleh anak-anak yang berjumlah berkisar antara 10 sampai 15 orang, serta seorang akan berperan sebagai pem...
Ini merupakan pesta tahunan yang dilakukan setiap tanggal 10 Muharram di Kota Pariaman. Pesta tersebut merupakan upaya peringatan meninggalnya cucu Nabi Muhammad, Hasan dan Husein. Dulu, budaya ini hanya dilakukan oleh penganut Syi’ah, namun kini penganut Sunni pun ikut melestarikan budaya yang dibawa oleh pasuka Tamil Muslim Syi’ah dari India ini. Tabuik sendiri merupakan istilah untuk mengusung jenazah yang dibawa selama prosesi upacara. Saat acara melepaskan tabuik ke laut, masyarakat menampilkan kembali Pertempuran Karbala, serta memainkan alat musik drum tassa dan dhoi. http://mahligai-indonesia.com/ragam-budaya/tradisi-nusantara/tradisi-masyarakat-minangkabau-ini-masih-lestari-hingga-sekarang-siapa-yang-tidak-kenal-dengan-minangkabau-sumatera-barat-daerah-yang-terletak-di-sebelah-barat-indonesia-ini-memiliki-penduduk-yang-g-7070
Selain sapi, masyarakay Minangkabau yang khususnya berada di daerah Payakumbuh dan Limapuluh Kota, juga suka menggelar Pacu Itiak (Balapan Itik). Event Pacu Itiak biasanya dilaksanakan di 11 tempat berbeda di Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota. Dalam perlombaan ini, itiak akan dilempar dan kemudian terbang menuju garis finish. Pemenang akan ditentukan dari seberapa cepat itiak mencapai garid finish. http://mahligai-indonesia.com/ragam-budaya/tradisi-nusantara/tradisi-masyarakat-minangkabau-ini-masih-lestari-hingga-sekarang-siapa-yang-tidak-kenal-dengan-minangkabau-sumatera-barat-daerah-yang-terletak-di-sebelah-barat-indonesia-ini-memiliki-penduduk-yang-g-7070
Rudan merupakan salah satu hasil teknologi tradisional yang pernah ada di Nagari Matur Hilir, Kec. Matur, Kab. Agam Sumbar. Keberadaan teknologi tradisional ini terkait dengan keperluan kaum perempuan, khususnya ibu-ibu di dapur. Rudan merupakan alat yang digunakan untuk memarut kelapa-biasanya terpakai apabila sebuah keluarga mengadakan acara sukuran. Rudan terdiri dari dua bagian. Papan yang dibentuk seperti raket tenis meja, namun berukuran lebih besar dan tebal. Kedua, besi tipis yang berigi-rigi diseluruh dipermukaannya. Dalam proses pembuatannya, besi tipis berigi tersebut ditempel di atas papan dengan menggunakan beberapa buah paku. Selanjutnya, apabila ibi-ibu akan menggunakan alat ini, maka isi kelapa akan dilepas dari batok tempurung kelapa dalam ukuran-ukuran kecil. Lebih lanjut, isi kelapa tersebut akan diparut dengan cara mengesekkannya ke permukaan rudan. Posisi rudan ketika digunakan dimiringkan dengan kemiringan 30 derjat. Biasanya, hasil parutan kelapa dengan...
Panggilan Upiak atau Buyuang bagi orang Minangkabau pada zaman dulu adalah panggilan kesayangan kepada anak perempuan dan anak laki-laki. Panggilan itu dapat pula digunakan untuk menyapa dan menyebut anak-anak yang belum dikenali namanya. Di Nagari Bayang ada seorang anak yang diberi nama Buyuang Kacinduan. Arti nama itu adalah anak laki-laki yang dirindukan. Nama itu diberikan karena Buyuang lahir setelah ayah dan ibunya menanggung kerinduan yang sangat lama untuk memiliki anak. Buyuang Kacinduan benar-benar menjadi seorang anak yang sangat disayangi oleh ayah-ibunya. Namun, meskipun sangat disayang, Buyuang tidaklah tumbuh menjadi anak yang manja. Kedua orang tuanya seperti mempersiapkan bekal untuk kehidupan Buyuang kelak di kemudian hari. Setiap hari Buyuang diajari dengan hal-hal yang baik, seperti harus selalu bersyukur kepada Tuhan, selalu berbuat baik kepada sesama, menyayangi hewan dan tumbuhan, serta rajin membantu pekerjaan ayah-ibu. Semua orang di kampung tempat mereka t...