Biduk Bebandung merupakan kapal kerajaan yang digunakan oleh para raja-raja Kesultanan Bulungan untuk melakukan ritual adat, pesta adat dan acara-acara besar lainnya. Biduk Bebandung sendiri berasal dari kata biduk yang artinya adalah perahu; dan bebandung yang berarti kembar, sehingga Biduk Bebandung memiliki makna dua buah perahu kembar atau lebih, yang diapit atau digandeng menjadi satu. Biasanya Biduk Bebandung ini mengitari Sungai Kayan, sambil memberikan beberapa jenis sesajen agar acara-acara yang sedang dilaksanakan oleh Kesultanan Bulungan tidak mengalamai masalah atau kendala. Kapal ini didominasi warna kuning dengan garis tepi berwarna merah yang melambangkan kesejahteraan dan keberanian Kesultanan Bulungan. Adapun ornamen, dekorasi maupun hiasan Biduk Bebandung terdiri dari kain berwarna kuning, merah dan hijau disebut sebagai sapu air, yang berfungsi sebagai penutup sekeliling dari gandengan Biduk Bebandung. Bagian atas Biduk Bebandung terdapat empat buah tiang seba...
Lirik Lagu Bebilin Oleh: Siti Aisyah Inindang….. inindang… 2X inindang….. inindang… 2X i yadu yaki bebilin yadu yaki 2X bebilin yadu yaki 2X Suboi no labu bedilit 2X Penembayuk de no fikir 2X impeng de lunas insuai 2X i yadu yaki bebilin yadu yaki 2X Manongku te ganak kandis 2X layau pegadan ku gino 2X Tembelayan awoi lumot 2X batang tembaloi ku gino 2X i yadu yaki bebilin yadu yaki 2X i yadu yaki bebilin yadu yaki 2X Manongku te ganak kandis 2X layau pegadan ku gino 2X Tembelayan awoi lumot 2X batang tembaloi ku gino 2X i yadu yaki bebilin yadu yaki 2X Sapu tangan jingga-jingga 2X Mapit kegulu injakin 2X Buwoi nio kati intamu 2X Betapap maya bedindang 2X I yadu yaki bebilin yadu yaki 2X I yadu yaki bebilin yadu yaki 2X I yadu yaki bebilin yadu yaki 3X Oleh : Datu Noerbeck Inindang … Inindang I yadu yaki Bebilin yadu yaki (2X) Nyusub de labu bebilit (2X) Pe...
Mandi Abalisi adalah mandi yang menurut bahasa dayak agabag berarti mandi untuk terhindar dari marabahaya. Karena tradisi ini biasanya dilaksanakan ketika adanya terjadi kematian seorang perempuan yang meninggal karena melahirkan. Tujuan Mandi Abalisi : Tujuan dilaksanakannya mandi abalisi bagi perempuan dayak agabaq adalah sebagai penghormatan pada perempuan yang telah meninggal disaat melahirkan. Dengan dilaksanakannya mandi abalisi ini perempuan dayak agabaq berharap agar terhindar dari marabahaya seperti yang dialami warga mereka yang telah meninggal karena melahirkan. Pelaksanaan Mandi Abalisi : Mandi abalisi ini dilaksanakan dengan ditandai seluruh perempuan Dayak Agabag akan menyunggi daun talas di atas kepala mereka ketika menuju sungai, ini juga merupakan syarat wajib bagi suku dayak dalam melaksanakan mandi abalisi tersebut dan mandi dilakukan disungai. Kurangnya Infrastruktur salah satu penyebab banyaknya an...
Melah dan lakin ngayau adalah suatu rangkaian upacara adat suku Dayak Kayan. Upacara adat ini merupakan upacara yang dilakukan dalam masa perayaan dan masa panen. Pada zaman dahulu, rangkaian upacara ini dilakukan apabila ada musuh yang menyerang desa dan mereka, dan dengan segala yang ada berupaya untuk dapat bertahan dari serangan musuh tersebut. Kemenangan atas serangan tersebut ditandai dengan keberhasilan mendapat kepala musuh mereka (lakin ayau). Sekarang, upacara ini maknanya bergeser. kini melah dan lakin ngayau dimaksudkan untuk membersihkan desa dari musibah-musibah, dan merayakan pesta panen. Puncak dari upacara ini adalah ketika penari yang terdiri dari 50 orang masing-masing membawa tombak menuju pohon Belawing. Setelah itu untuk menggantikan kepala musuh, mereka akan menyembelih anak babi dengan disertai suara lemalu bernada panjang. Anak babi tersebut kemudian diangkat ke atas dan diarak-arak. Alih-alih sebagai tanda kemenangan atas musuh, arak-arakan sekarang dim...
Sejarah berdirinya Kerajaan Bulungan dikisahkan dalam sebuah legenda lisan yang telah diceritakan secara turun-temurun.Legenda ini merupakan suatu peristiwa yang benar-benar terjadi. Namun, karena tidak ada dalam bentuk tulisan, legenda ini sering mengalami perubahan yang beragam sehingga makin berbeda dengan kisah aslinya. Kata ‘bulungan’ berasal dari kata bulutengon (bahasa Bulungan) yang berarti ‘bambu betulan’ atau ‘benarbenar bambu’, istilah yang diambil dari legenda sejarah Bulungan. Karena adanya perubahan dialek bahasa Melayu, kata itu berubah menjadi ‘bulungan’. Legenda tersebut berawal dari cerita seorang yang bernama Kuwanyi. Ia adalah pemimpin suku bangsa Dayak Hupan (Dayak Kayan) karena tinggal di hilir Sungai Kayan. Awalnya Dayak Kayan mendiami sebuah perkampungan kecil dengan penghuni kurang lebih 80 jiwa di tepi Sungai Payang, cabang Sungai Pujungan. Karena kehidupan penduduk sehari-hari kurang baik, mereka pindah ke hilir sebuah sungai besar yang bernama Sungai Ka...