Di Makassar ternyata ada beberapa jajanan yang unik dan khas. Yang pertama namanya Pisang Ape. Untuk orang Jakarta atau Betawi asli barangkali artinya jadi Pisang Apaan? (apa=ape, red). Tentu saja artinya bukan itu, Pisang Ape adalah sejenis jajanan khas Makassar yang terbuat dari pisang dicampur gula merah dan durian. Rasanya? Mantap sekali. Dengan rasa yang begitu enak, tenyata cara bikinnya mudah saja, mirip seperti kita bikin pisang bakar. Pada dasarnya Pisang Ape memang pisang bakar, tapi disiram saus gula merah dan durian. Jika Anda penasaran bagaimana cara buatnya, mudah saja, pertama sediakan pisang kepok (ini jenis pisang yang cocok untuk dibakar). Kupas pisang tersebut lalu bakar diatas bara hingga matang dengan cara dibolak-balik. Sambil menunggu pisang matang, siapkan bahan-bahan yanb terdiri dari gula merah 250 gr, 100 ml air, 5 biji durian matang yang dibunag bijinya, 1/4 sdt garam dan 1 lbr daun pandan untuk mengharumkan....
Hei bagaimana kabar kawan-kawan Apakah baik kondisimu disana Kami disini sedang bernyanyi kawan Akan senandung lagu rindu tentang kamu Yang ada di timur, bagaimana kabarmu Yang ada di barat, bagaimana kabarmu Yang ada di utara, bagaimana kabarmu Yang ada di selatan, bagaimana kabarmu Yang ada di gunung, bagaimana kabarmu Yang di sebrang lautan, bagaimana kabarmu Yang di kota-kota, bagaimana kabarmu Yang di desa-desa, bagaimana kabarmu Yang dibalik tembok, bagaimana kabarmu Yang dikolong jembatan, bagaimana kabarmu Yang dipasar-pasar, bagaimana kabarmu Yang dijalan-jalan, bagaimana kabarmu Yang tersapu badai, bagaimana kabarmu Yang terbakar matahari, bagaimana kabarmu Yang terbujur sakit, bagaimana kabarmu Yang berselimut dingin, bagaimana kabarmu Kurindukan selalu untuk dirimu Semoga kau disana bersahaja slalu Rencong marencong, rencong marencong
La Dana adalah seorang anak petani dari Toraja. Ia sangat terkenal akan kecerdikannya. Kadangkala kecerdikan itu ia gunakan untuk memperdaya orang. Sehingga kecerdikan itu menjadi kelicikan. Pada suatu hari ia bersama temannya diundang untuk menghadiri pesta kematian. Sudah menjadi kebiasaan di tanah toraja bahwa setiap tamu akan mendapat daging kerbau. La Dana diberi bagian kaki belakang dari kerbau. Sedangkan kawannya menerima hampir seluruh bagian kerbau itu kecuali bagian kaki belakang. Lalu La Dana mengusulkan pada temannya untuk menggabungkan daging-daging bagian itu dan menukarkannya dengan seekor kerbau hidup. Alasannya adalah mereka dapat memelihara hewan itu sampai gemuk sebelum disembelih. Mereka beruntung karena usulan tersebut diterima oleh tuan rumah. Seminggu setelah itu La Dana mulai tidak sabar menunggu agar kerbaunya gemuk. Pada suatu hari ia mendatangi rumah temannya, dimana kerbau itu berada, dan berkata "Mari kita potong hewan ini, saya s...
Mengunjungi Kota Maros ada yang kurang bila belum menyantap Songkolo Bagadang . merupakan makanan yang terbuat dari beras ketan putih yang dikukus hingga matang, kadang juga menggunakan beras ketan hitam. Songkolo bagadang disajikan di atas piring dan diberi bajabu atau taburan kelapa parut di sangrai. Lauk pendamping yang khas dari makanan Songkolo ini adalah ikan asin kering dan telur itik asin. Bagi yang ingin membuat sendiri berikut ini resepnya : Bahan Songkolo : - 3 ltr Ketan putih/hitam - 2 btr kelapa, parut, peras, ambil santannya. - 1 sdm garam. Cara membuat : - Ketan direndam selama 1-2 jam kemudian dicuci bersih - Setelah dicuci ,kukus sampai setengah matang. - Keluarkan kukusan dalam wadah, tuangi santan dan aduk sampai santan merata, - Kukus kembali hingga masak. Bahan Bajabu : - 2 btr kelapa, parut - 10 siung Bawang merah - 7 siung Bawang putih - 2 sdm Ketumbar - 1 sdt Garam - 2 lbr Daun salam -...
Bila anda mengunjungi Kota Makasar tepatnya di Anging Mammiri sepertinya harus mencoba makanan ini yaknni Pisang Epe . Makanan khas ini berbahan dasar pisang kepok yang dibakar dan disajikan dengan saus kinca gula merah. Rasa Pisang epe ini sangat manis dengan aroma yang harum. Pilihan rasanya juga banyak ada rasa keju, durian, cokelat dan orisinal. Bedanya hanya di cara penyajian saja. Rasa cokelat, maka pisang diberi siraman susu cokelat. Untuk rasa keju, pisang diberi taburan parutan keju. Rasa durian, maka pisang disiram vla durian sebagai kuahnya. Sementara rasa orisinal, hanya diberi kuah gula aren aja. Bagi yang ingin membuat sendiri berikut ini resepnya : Bahan : - 1 sisir pisang kepok yang tua, dikupas Bahan Saus : - 250 gram gula merah, disisir tipis - 100 ml air - 5 mata durian matang, buang bijinya - 1/4 sendok teh garam - 1 lembar daun pandan Cara Membuat : 1. Bakar pisang diatas bara api sambil dibolak balik hing...
Samabala kaluku atau dalam bahasa Indonesia yang artinya “sambel kelapa” merupakan makanan khas asal Sulawesi selatan. Masyarakat Makassar sering menggunakan cemilan sederhana ini dengan makanan khas Bugis-Makassar seperti Buras, Leppa-leppa dll. Cemilan tradisional ini akan banyak ditemukan pada masyarakat Makassar pada hari-hari tertentu seperti hari raya idul fitri dan lain sebagainya. Cemilan khas ini selalu saja disandingkan dengan Buras atau bahkan juga dengan ketupat dan nasi putih sekalipun. Rasanya yang kecut, asin, manis dan pedis merupakan kombinasi yang unik saat dinikmati dengan makanan pendukung. Bahan yang digunakan pun terbilang terjangkau serta cara membuatnya pun sangat sederhana. Untuk membuat banyak tidaknya sambala kaluku tergantung dari banyaknya kelapa. Kelapa yang telah diparut lalu ditiraskan keatas loyan yang datar, hal ini dimaksudkan agar kelapa yang akan di jemur dapat kering lebih cepat. Setelah kelapa di jemur kira-kira sejam (ter...
passiliran adalah tradisi penguburan bayi yang meninggal sebelum tumbuh gigibayi. Berbeda dengan penguburan orang-orang dewasa yang biasanya dikuburkan di tebing-tebing, bagi bayi yang meninggal sebelum tumbuh gigi ini di kuburkan di tubuh sebuah pohon yang memiliki diameter cukup besar (sekitar 800 hingga 100 cm) yaitu pohon Tarra. Pohon Tarra sendiri di pilih karena pohon ini disamping memiliki diameter cukup besar juga memiliki getah yang berlimpah yang diyakini penduduk setempat sebagai pengganti air susu ibu bagi si bayi yang meninggal. Lebih jauh dari itu, . Dengan menguburkan bayi di pohon Tarra, orang Toraja menganggap bayi ini seperti dikembalikan lagi ke rahim ibunya. Makanya, lubang tempat meletakkan mayat bayi di tubuh pohon Tarra ini pun dibuat sedemikian rupa hingga memiliki kemiripan dengan rahim, dan si mayat bayi diletakkan begitu saja tanpa dibungkus kain apapun sehingga benar-benar seperti bayi yang berada di kandungan ibunya. Setelah sang may...
Mayoritas penduduk suku Toraja, hingga enam puluh persen masih memegang teguh kepercayaan nenek moyangnya, maka adat istiadat yang ada sejak dulu tetap dijalankan sekarang. Sebagai penganut Aluk Todolo masyarakat Suku Toraja mengenal dan masih melestarikan dua ritual besar dalam daur hidupnya, yaitu: Upacara kegembiraan yang disebut Rambu Tuka dan upacara kedukaan yang disebut Rambu Solok . Upacara Rambu Solok adalah jawaban dari ketidakpastian akan misteri kehidupan setelah mati, agar terhapuskan segala kekhawatiran akan nasib si mati di alam baka. Karena ajaran Aluk Todolo menurut orang Toraja berisi konsep kepercayaan terhadap alam kehidupan setelah mati. Ajaran ini menganggap bahwa arwah seseorang setelah mati tidak hilang begitu saja melainkan kembali ke suatu tempat yang dianggap sebagai alam arwah atau sebagai tempat asal-usul leluhur merek...
Benteng Fort Rotterdam merupakan salah satu benteng di Sulawesi Selatan yang boleh dianggap megah dan menawan. Seorang wartawan New York Times, Barbara Crossette pernah menggambarkan benteng ini sebagai “the best preserved Dutch fort in Asia”. Pada awalnya benteng ini disebut Benteng Jumpandang (Ujung Pandang). Benteng ini awalnya dibangun tahun 1545 oleh raja Gowa ke X yakni Tunipallangga Ulaweng. Bentuknya yang unik layaknya seekor penyu membuat benteng ini populer dengan sebutan Benteng Panyyua oleh masyarakat setempat. Bahan baku awal benteng adalah tembok batu yang dicampur dengan tanah liat yang dibakar hingga kering. Bangunan didalamnya diisi oleh rumah panggung khas Gowa dimana raja dan keluarga menetap didalamnya. Ketika berpidnah pada masa raja Gowa ke XIV, tembok benteng lantas diganti dengan batu padas yang berwarna hitam keras. Fort Rotterdam pada tahun 1924 (foto via wikipedia) Saat Belanda datang ke tanah Makassar, pecahlah p...