pahlawan
42 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Klenteng Gie Yong Bio
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Jawa Tengah

Pulang dari Surabaya ke Solo mencoba jalur Pantura memang cukup jauh, namun juga mengasyikkan. Lelah, ya jelas! Tapi lelah itu terobati manakala menemukan bangunan  lawas  yang bisa ditulis untuk mengisi blog. Kali ini pengin ke Lasem.   Pada waktu memasuki Lasem, suasana Tiongkok memang sudah terasa. Bangunan khas Tiongkok banyak ditemui di Lasem hingga gang-gang kecil. Pantas bila Lasem ditetapkan sebagai Kota Pusaka di Kabupaten Rembang karena memiliki kekhasan bangunan Tiongkok tersebut, dan ada juga yang menyebutnya dengan  Le Petit Chinois  atau Tiongkok kecil.   Seperti biasa, bila memasuki kawasan dengan nuansa Tiongkok, saya akan menanyakan keberadaan klenteng. Di Lasem, klenteng yang pertama kali mudah ketemu adalah Klenteng Gie Yong Bio karena dari tepi jalan raya arah Rembang (dulu dikenal sebagai  Grotepostweg  – Jalan Raya Pos) terdapat papan penunjuknya. Klenteng ini terletak di Jalan Babagan No. 7 Desa Bab...

avatar
Arum Tunjung
Gambar Entri
Asal Usul Kota Pekalongan Jawa Tengah
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Tengah

Asal Usul Kota Pekalongan berasal dari Topo Ngalongnya Joko Bau /Jaka Bau putra dari Kyai Cempaluk pahlawan Mataram dari Kesesi. Suatu hari, Joko Bau diperintahkan oleh Ki Cempaluk untuk mengabdi pada Sultan Agung raja Mataram. Dia juga mendapat tugas untuk memboyong putri Ratnasari Kalisasak Batang ke istana, tetapi Joko Bau malah jatuh cinta pada sang putri. Karena tindakannya mencintai putri Ratnasari, ia diberi hukuman untuk mengamankan daerah pesisir yang dibajak oleh Cina. Kemudian Joko Bau bersemedi di hutan Gambiran, setelah lama ia bersemedi akhirnya namanya berganti manjadi Bau Rekso. Atas perintah Sultan Agung, Bau Rekso mempersiapkan pasukan untuk menggempur para kompeni yang berada di Batavia (1628-1629).   Logo Kabupaten Pekalongan Sumber: http://www.google.com/ Namun, serangan itu mengalamai kegagalan, kemudian ia kembali ke hutan Gambiran untuk bertapa "ngalong" artinya bergelantungan seperti kelelawar. Saat topo ngalong Joko B...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Hantu Pocong
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Tengah

Sejarah Pocong Hantu Paling Serem. Selain hantu kuntilanak, ternyata hantu pocong juga merupakan salah satu hantu yang paling ditakuti oleh masyarakat kita. Banyak masyarakat kita yang berasumsi bahwa asal usul hantu pocong yaitu orang yang meninggal dunia saat dimakamkan tali pocongnya tidak dilepas, sehingga arwah si mayit bergentayangan untuk meminta tolong dibukakan tali pocongnya. Ada juga yang menyebutkan awal mula sejarah hantu pocong berasal dari sesosok makhluk halus yakni jin, yang menyerupai atau menyamar sebagai pocong. Dan masih banyak lagi versi-versi lain tentang sejarah awal mula hantu pocong, yang merupakan hantu paling ditakuti oleh mayoritas orang. Adapun untuk wujud hantu pocong itu sendiri penggambaran pocong bervariasi. Dikatakan, pocong memiliki wajah berwarnah hijau dengan mata yang kosong. Penggambaran lain menyatakan, pocong berwajah rata dan memiliki lubang mata berongga atau tertutup kapas dengan wajah putih pucat. Untuk lebih jelasnya, silaka...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Hantu Genderuwo
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Tengah

Habitat hunian kegemarannya adalah batu berair, bangunan tua, pohon besar yang teduh atau sudut-sudut yang lembab sepi dan gelap. Menurut mitos, pusat domisili makhluk ini dipercaya berada di daerah hutan seperti Hutan Jati Cagar Alam Danalaya, kecamatan Slogohimo, sekitar 60 km di sebelah timur Wonogiri, dan di wilayah Lemah Putih, Purwosari, Girimulyo di Kulon Progo, sekitar 60 km ke barat Yogyakarta.     Istilah genderuwa yang sebenarnya diduga berasal dari bahasa Kawi gandharwa yang berakar dari bahasa Sansekerta gandharva. Gandharwa dalam kepercayaan Hindu dan Buddha (yang merupakan kepercayaan dominan di zaman kerajaan Hindu Buddha di nusantara) digambarkan sebagai makhluk berwujud manusia berjenis kelamin pria yang tinggal di kahyangan.     Mitos genderuwa sebagai makhluk gaib sendiri diduga berakar dari mitos kuno Persia gandarewa. Dalam mitos Persia, gandarewa adalah siluman air Persia yang terus-menerus mencoba...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Budaya Lek-Lekan
Ritual Ritual
Jawa Tengah

Budaya Lek-Lekan Budaya Lek-Lekan merupakan salah satu budaya yang berkembang di Kota Semarang, budaya Lek-Lekan apabila dilakukan menjelang peringatan hari kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus, tepatnya tanggal 16 Agustus malam hingga dini hari disertai dengan doa-doa untuk para pahlawan juga disebut sebagai Tirakatan. Budaya Lek-Lekan dilakukan pada malam kemerdekaan dan saat malam 1 Suro (Malam 1 Muharram dalam kalender Islam). Kegiatan saat Lek-Lekan juga disesuaikan dengan kondisi, contohnya: Dalam peringatan Hari Kemerdekaan dikenal juga sebagai Malam Tirakatan, maka acaranya adalah menyanyikan Lagu Indonesia Raya, mengheningkan cipta, semangat kebangsaan, dan sebagai ajang perekatan antar warga. Apabila dilakukan saat Malam 1 Suro, maka diisi dengn berbagai macam doa awal tahun, zikir malam, dilanjutkan dengan solat malam. Apabila dilakukan menjelang tanggal 10 Dzulhijjah (Hari Raya Kurban), maka diisi dengan penjagaan hewan kurban secara berga...

avatar
OSKM18_16918290_Zufar Zufar Taufiqurrahman Fattah
Gambar Entri
Budaya Lek-Lekan
Ritual Ritual
Jawa Tengah

Budaya Lek-Lekan Budaya Lek-Lekan merupakan salah satu budaya yang berkembang di Kota Semarang, budaya Lek-Lekan apabila dilakukan menjelang peringatan hari kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus, tepatnya tanggal 16 Agustus malam hingga dini hari disertai dengan doa-doa untuk para pahlawan juga disebut sebagai Tirakatan. Budaya Lek-Lekan dilakukan pada malam kemerdekaan dan saat malam 1 Suro (Malam 1 Muharram dalam kalender Islam). Kegiatan saat Lek-Lekan juga disesuaikan dengan kondisi, contohnya: Dalam peringatan Hari Kemerdekaan dikenal juga sebagai Malam Tirakatan, maka acaranya adalah menyanyikan Lagu Indonesia Raya, mengheningkan cipta, semangat kebangsaan, dan sebagai ajang perekatan antar warga. Apabila dilakukan saat Malam 1 Suro, maka diisi dengn berbagai macam doa awal tahun, zikir malam, dilanjutkan dengan solat malam. Apabila dilakukan menjelang tanggal 10 Dzulhijjah (Hari Raya Kurban), maka diisi dengan penjagaan hewan kurban secara berga...

avatar
OSKM18_16918290_Zufar Zufar Taufiqurrahman Fattah
Gambar Entri
Museum Kretek Kudus
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Jawa Tengah

Kudus dikenal sebagai kota penghasil rokok (kretek) terbesar di Jawa Tengah dan juga dikenal sebagai kota santri. Sebagai kota yang terkenal dengan kretek, Kudus memiliki museum kretek yang bisa terbilang lengkap dengan koleksi-koleksi kreteknya. Museum Kretek Kudus diresmikan tahun 1986 dan terletak di Jalan Getas Pejaten No 155, Kecamatan Jati–Kudus, Jawa Tengah. Lokasinya tak jauh dari perbatasan Kabupaten Kudus dan Demak.   Di dalam museum yang memiliki luas sekitar dua hektar ini, terdapat koleksi yang dapat dilihat-lihat beragam koleksi alat-alat untuk memproduksi rokok kretek. Contohnya seperti miniatur yang di dalamnya menggambarkan proses produksi rokok, kemudian display beragam jenis rokok kretek,  alat giling cengkeh, mesin giling tembakau, alat perajang tembakau, dan lain sebagainya.   Di dalam museum terpampang display foto-foto dari tokoh-tokoh wiraswasta yang mengembangkan rokok kretek. Pengunjung juga bisa menonton film dokumenter...

avatar
Oskm18_19718174_muhammad
Gambar Entri
Museum Mandala Bakti Semarang
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Jawa Tengah

Budaya dan masyarakat bagaikan kedua sisi uang logam. Kedua hal tersebut saling berkaitan dan menunjang eksistensi satu sama lain. Budaya merupakan hasil realisasi dari pola pikir manusia dalam beradaptasi dengan lingkungannya. Jadi, bisa disimpulkan bahwa seiring berkembangnya pola pikir manusia, budaya yang terbentuk pun juga akan berkembang yang berujung pada pergantiannya suatu era. Walaupun suatu budaya telah terganti, bukan berarti budaya tersebut langsung dilupakan begitu saja. Hal tersebut dipandang sebagai suatu histori masyarakat yang sangat berharga.    Bukti sejarah tersebut biasanya tersimpan rapi di sebuah museum, salah satu museum yang cukup historical adalah Museum Mandala Bhakti yang berada di Kota Semarang. Museum Mandala Bhakti bisa dikatakan sebagai museum yang cukup unik karena berdekatan dengan gedung bersejarah di Semarang, yaitu: Lawang Sewu. Bukan hanya itu, konon terdapat jalur bawah tanah yang dapat menghubungkan antara Lawang Sewu dan Mu...

avatar
OSKM18_19718153_angelica
Gambar Entri
Tugu Muda Semarang
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Jawa Tengah

Tugu Muda merupakan sebuah monumen yang terletak di pusat kota Semarang. Tugu Muda berada di tengah persimpangan lima jalan utama, yaitu Jln. Pemuda, Jln. Pandanaran, Jln. Imam Bonjol, Jln. Mgr. Sugiyopranoto, dan Jln. DR. Sutomo, serta sebuah jalan kecil, yaitu Jln. Inspeksi. Di sebelah utara terdapat Gedung Pandanaran, di sebelah timur ada Lawang Sewu, di sebelah selatan menghadap Museum Mandala Bhakti, dan di sebelah barat ada Wisma Perdamaian. Monumen ini dibangun untuk mengenang jasa-jasa pahlawan yang telah mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada umumnya dan kota Semarang pada khususnya saat Pertempuran Lima Hari Semarang. Monumen ini sebenarnya mulai dibangun pada akhir tahun 1945 didekat Alun-Alun, namun karena kondisi Semarang yang masih kacau saat itu, pembangunan tidak selesai sampai tahun 1953. Lokasinya dipindah ke tempat terjadinya peristiwa pertempuran yaitu lokasinya saat ini, dan diresmikan bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional oleh Ir. Soekarno, Preside...

avatar
OSKM2018_16218009_aulia Aulia Azizah