Bedhaya Arjuna Wiwaha merupakan salah satu Yasan Dalem atau karya Sri Sultan Hamengku Buwono X. Cerita dari tari ini diambil dari kisah Mahabharata, ketika Begawan Ciptoning atau Arjuna dengan teguh bisa mempertahankan tapa brata nya hingga menjadikannya berhasil menjadi wakil para Dewa. Pertunjukan Tari Bedhaya Arjuna Wiwaha yang dibawakan KHP Kridhamardawa dalam video ini dipentaskan pada tanggal 15 Juli 2018 di Bangsal Pagelaran dalam rangka Gelar Budaya Catur Sagatra, yaitu pertunjukan seni oleh empat penerus Dinasti Mataram. Komposisi Gendhing : Pambuka : Gendhing Raja Manggala Laras Pelog Pathet Nem, Kendhangan Ladrang Soran : Gendhing Titi Sari Laras Slendro Pathet Nem, Kendhangan Jangga, Jangkep Sadhawahipun Bedhayan: Bedhaya Harjuna Wiwaha Lirihan I: Gendhing Jati Kumala, Laras Slendro Pathet Sanga, Kendhangan Candra, Kendhang Satunggal Lirihan II: Gendhing Boyong, Laras Pelog Pathet Barang, Kendhangan Lahela Lirihan III: Gendhing Centhini, Laras Slendro Pathet...
Serat Babad Ngayogyakarta HB IX teks I tersimpan di Kawedanan Hageng Punakawan Widya Budaya Kraton Kraton Kasultanan Yogyakarta dengan kode koleksi A.46. Namun begitu, dalam katalog khusus manuskrip di Kraton Kasultanan Yogyakarta, yang berjudul “Daftar manuskrip ingkang sumare wenten KHP widya budaya keraton ngayogyakarto Hadiningrat”, manuskrip dengan kode koleksi A.46, tidak ditulis dengan judul Serat Babad Ngayogyakarta HB IX , melainkan hanya ditulis Serat Babad Mentawis Ngayogyakarta , tidak berbeda dengan manuskrip-manuskrip lain yang berjudul sama. Oleh karena itu bagi yang belum membaca/mengetahui isinya tidak akan mengetahui bahwa naskah tersebut berisi penggalan kisah sejarah perjalanan hidup Sri Sultan Hamengku Buwana IX. Naskah ini berwujud kitab yang dijilid dengan sampul kulit berwarna coklat muda, dengan ukuran, Panjang 46 cm, lebar 31 cm, dan tebal 6 cm. Naskah ini memiliki jumlah halaman tulisan sebanyak 670 halaman. Media tulis dari naskah ini berupa semacam...
Beksan Lawung Ringgit merupakan tarian karya Sri Sultan Hamengku Buwono I yang naskahya berbentuk serat Kandha. Naskah tarian ini adalah salah satu naskah yang baru saja dikembalikan oleh Inggris ke Kraton sejak peristiwa Geger Spehi. Beksan ini merupakan salah satu beksan yang unik, yang memadukan lawung sebagai properti dan lampahannya seperti dalam ringgit (wayang) dimana keenam penarinya merupakan 6 tokoh dalam ringgit gedhog yang membawakan cerita Panji. Enam penari tersebut terdiri dari 2 penari alus berkarakter impur, 2 penari gagah berkarakter bapang, 2 penari alus berkarakter kinantang. sumber: warisanbudaya.kemendikbud.go.id
Dalem Tejokusuman merupakan tempat tinggal, seorang Pangeran Putra Sultan Hamengku Buwono VII yang memerintah pada tahun 1877-1921. Akan tetapi sebelumnya bangunan itu telah ada, sebagai bangunan milik keraton. Salah satu bangunan milik keraton yang kemudian dibangun adalah Dalem Tejokusuman, yang pada masa Sultan Hamengku Buwono VII diberikan kepada putranya, GPH. Tejokusumo, setelah dewasa dan berumah tangga sendiri. Oleh karena bangunan tersebut merupakan tempat tinggal beliau dengan keluarganya itulah nama sebutan Tejokusuman melekat Pada umumnya bangunan kuno di Jawa menggunakan konsep tradisi yang membagi ruang-ruangnya dari bagian profane, semi salual dan salual. Khususnya bangunan Dalem Tejokusuman, dahulu juga ada bagian-bagian pokok yang bersifat profan, semi salual dan salual yaitu pendhopo, pringgitan dan daleman. Seluruh bangunan Dalem Tejokusuman berukuran 406 m2 yang didirikan diatas tanah 9210 m2 luasnya. Pada dasarnya ketiga bagian tersebut merupakan bangunan luar yan...
Dalem Joyodipuran terletak di jalan Brigjen Katamso 139 Yogyakarta. Dalem Jayadipuran merupakan sebuah bangunan rumah Jawa klasik yang berbentuk limasan. Pada mulanya rumah ini bernama Dalem Dipowimolo sesuai dengan pemiliknya, KRT. Dipowimolo. Setelah KRT. Dipowimolo meninggal bangunan rumah ini oleh Sri Sultan HB VII, kemudian dihadiahkan kepada menantunya yang bernama KRT Yosodipuro yang dikenal sebagai seniman serba bisa. Sejak bangunan ini dihadiahkan kepada KRT Yosodipura, maka kemudian rumah ini dikenal dengan nama Dalem Yosodipuran. Setelah berulang kali terjadi pergantian kepemilikan dan penghuni akhirnya sebagai pemilik terakhir bangunan beserta tanah Dalem Yosodipuran adalah Departemen Kebudayaan dan Pariwisata yang difungsikan sebagai Kantor BPSNT Yogyakarta. Peranan Dalem Yosodipuran : 29 Mei - 3 Juni 1919 sebagai tempat kongres Jong Java 23 - 27 Mei 1923 kongres Jong Java II 22 - 25 Desember 1928 Kongres Perempuan Indonesia
Kanjeng kyai Al Qur'an merupakan naskah pusaka milik Kraton Kasultanan Yogyakarta, naskah ini hasil gubahan Ki Atmo Perwito ditulis pada tahun 1212 H atau 1797 M yang terdiri dari 574 halaman. Kanjeng Kyai Al Qur'an merupakan pusaka Kraton Yogyakarta telah disalin setebal 575 halaman. Isinya meliputi seluruh ayat dan surat yang terdapat dalam Mushaf Usmani yang menjadi standar cakupan dan pembacaan Al Qur'an. Sebutan Kanjeng Kyai tidak bisa dilepaskan dari kepercayaan kepada kesaktian (kasekten) yang ada dalam budaya Jawa. Kanjeng Kyai Al Quran disimpan di tempat kusus bahkan diberlakukan sebagai benda keramat dan sangat dimulyakan. Kitab suci ini diberi gelar kehormatan "Kanjeng Kyai". Benda pusakan ini di kalangan abdi dalem apalagi dikalangan masyarakat luas, dipandang sebagai benda yang harus dihormati (karena sebagai milik pribadi raja) juga dianggap memiliki kekuatan yang bersifat magis. Karena merupakan benda pusaka kraton proses pengerjaan dikerjakan dengan membaca d...
Seni Kriya Kulit Tatah Sungging adalah kelompok seni kriya kulit yang menggunakan bahan utama ( bahan baku ) kulit mentah (perkamen) dari kulit binatang dengan teknik ditatah (ukir) dan disungging dalam mewujudkan suatu karya. Jadi walaupun dengan mnenggunakan bahan baku kulit mentah, tetapi dalam mewujudkan karya tidak menggunakan teknik ditatah dan disungging bukanlah kriya kulit Tatah Sungging. Tatah diartikan sebagai aktivitas memahat dan Sungging diartikan sebagai aktivitas mewarnai. Jadi Tatah Sungging adalah proses untuk memahat dan mewarnai objek wayang tertentu. Makna yang terkandung pada Tatah Sungging adalah agung dan berwibawa. Maksudnya adalah sebuah gagasan tentang penciptaan karya seni yang memberi kiasan agung dan berwibawa dari penokohan atau karakter-karakter wayang yang akan ditatah sungging. Tatah Sungging mempunyai suatu yang istimewa bila dibandingkan dengan teknik lainnya, sedangkan teknik yang khusus ini akan menghasilkan suatu karya kriya yang khusus pula (...
Masangin adalah singkatan dari masuk (diantara) dua beringin. Masangin merupakan permainan tradisional yang legendaris dan sarat dengan mitos yang berkembang secara turun temurun dalam masyarakat tradisional Kota Yogyakarta. Konon, jika terdapat seseorang yang berhasil melewati beringin kembar bernama Supit Urang yang terdapat di tengah Alun-Alun Kidul dengan menutup mata, berarti orang itu memiliki hati yang bersih dan apabila dia berdoa dalam Masanginnya, akan dipermudah dalam meraih cita-citanya. Secara logis, pelaku budaya Masangin yang menutup matanya diasumsikan tidak tahu atas apa yang dikehendaki oleh TuhanNya. Oleh karena itu, manusia hanya bisa berusaha melalui segala cobaan hidup yang digambarkan kesulitan mencapai celah diantara dua pohon tersebut. Dalam hal ini, orang yang memiliki keyakinan terhadap dirinya sendiri cenderung tidak mudah terpengaruh oleh berbagai hambatan, termasuk gelap dan keragu-raguan. Dalam kehidupan nyata, mereka adalah orang yang mampu mewujudk...
Kata lurik sendiri berasal dari bahasa Jawa Kuno ‘lorek’ yang berarti lajur, belang atau pun garis. Kain lurik yang memiliki motif sederhana ini memiliki segudang filosofi yang mengandung harapan, nasihat, bahkan kekuatan spiritual yang masih dipercaya dan menjadi adat dan tradisi. Corak kluwung memiliki arti pelangi. Secara simbolis kain lurik ini dilukiskan dengan garis-garis lebar beraneka warna seperti pelangi yang menjadi tanda keajaiban alam dan tanda kebesaran Sang Pencipta. Dalam budaya Jawa kain lurik corak kluwung dianggap sakral dan mempunyai fungsi tolak bala, sehingga lebih sering dipakai pada upacara sakral seperti pernikahan, mitoni dan labuhan. Saat upacara pengantin, kain lurik biasanya diletakkan di bawah bantal pengantin. Harapannya agar kedua mempelai bisa mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan dalam berumah tangga. Untuk acara mitoni pada bulan ke-7 kehamilan, kain lurik biasa dipakai sebagai lambang pengharapan agar anak yang dikandung kelak bisa sel...