Serat Babad Ngayogyakarta HB IX teks I tersimpan di Kawedanan Hageng Punakawan Widya Budaya Kraton Kraton Kasultanan Yogyakarta dengan kode koleksi A.46. Namun begitu, dalam katalog khusus manuskrip di Kraton Kasultanan Yogyakarta, yang berjudul “Daftar manuskrip ingkang sumare wenten KHP widya budaya keraton ngayogyakarto Hadiningrat”, manuskrip dengan kode koleksi A.46, tidak ditulis dengan judul Serat Babad Ngayogyakarta HB IX, melainkan hanya ditulis Serat Babad Mentawis Ngayogyakarta, tidak berbeda dengan manuskrip-manuskrip lain yang berjudul sama. Oleh karena itu bagi yang belum membaca/mengetahui isinya tidak akan mengetahui bahwa naskah tersebut berisi penggalan kisah sejarah perjalanan hidup Sri Sultan Hamengku Buwana IX.
Naskah ini berwujud kitab yang dijilid dengan sampul kulit berwarna coklat muda, dengan ukuran, Panjang 46 cm, lebar 31 cm, dan tebal 6 cm. Naskah ini memiliki jumlah halaman tulisan sebanyak 670 halaman. Media tulis dari naskah ini berupa semacam kertas HVS yang cukup tebal, dengan ukuran Panjang 45 cm, lebar 31 cm, dengan ukuran media tulis Panjang 30 cm, lebar 18 cm. di Kraton Kasultanan Yogyakarta, kitab ini sangat dilindungi dan dihormati. Dalam penyimpanannya, (disarekke/disemayamkan), kitab ini ditata dengan dilindungi/dibungkus kain satin berwarna kuning keemasan. Ketika dikeluarkan (miyos/keluar) dan dibaca, peletakannya harus dialasi semacam bantal terbuat dari bahan dakron yang sangat lemtur. Barang siapa yang akan membaca atau memegang harus mengenakan sarung tangan. Selain itu, abdi dalem yang bertugas mengeluarkan dan mengembalikan kembali kitab Serat Babad Nyayogyakarta HB IX, sebelum memegang terlebih dahulu duduk bersila menghadap kitab ini seraya mangkupkan kedua telapak tangan dengan kedua ujung ibu jari tangan menyentuh bawah lobang hidung dengan takupan jari jemari menghadap kitab tersebut, yang dalam istilah Jawa disebut sikap menyembah, sebagai tanda hormat.
Teks Serat Babad Ngayogyakarta HB IX ditulis dengan aksara Jawa ragam bata rinimbag (batubata ditata). Setiap halaman memuat 25 larik tulisan, dan setiap larik memuat kurang lebih 23 huruf. Bahasa naskah berupa Bahasa Jawa ragam krama, dalam bentuk puisi Jawa tembang macapat. Berikut beberapa halaman awal dan beberapa halaman akhir dari naskah Serat Babad Ngayogyakarta HB IX.
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak, Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman)...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang