Bedhaya Arjuna Wiwaha merupakan salah satu Yasan Dalem atau karya Sri Sultan Hamengku Buwono X. Cerita dari tari ini diambil dari kisah Mahabharata, ketika Begawan Ciptoning atau Arjuna dengan teguh bisa mempertahankan tapa brata nya hingga menjadikannya berhasil menjadi wakil para Dewa. Pertunjukan Tari Bedhaya Arjuna Wiwaha yang dibawakan KHP Kridhamardawa dalam video ini dipentaskan pada tanggal 15 Juli 2018 di Bangsal Pagelaran dalam rangka Gelar Budaya Catur Sagatra, yaitu pertunjukan seni oleh empat penerus Dinasti Mataram.
Komposisi Gendhing:
Pambuka: Gendhing Raja Manggala Laras Pelog Pathet Nem, Kendhangan Ladrang Soran: Gendhing Titi Sari Laras Slendro Pathet Nem, Kendhangan Jangga, Jangkep Sadhawahipun Bedhayan: Bedhaya Harjuna Wiwaha Lirihan I: Gendhing Jati Kumala, Laras Slendro Pathet Sanga, Kendhangan Candra, Kendhang Satunggal Lirihan II: Gendhing Boyong, Laras Pelog Pathet Barang, Kendhangan Lahela Lirihan III: Gendhing Centhini, Laras Slendro Pathet Manyura, Kendhangan Candra Panutup: Gendhing Sri Kondur, Laras Slendro Pathet Manyura, Kendhangan Ladrang Bedhaya Harjuna Wiwaha (Gendhing Ranu Manggala)
Sinopsis Bedhaya Harjuna Wiwaha Salah satu tradisi bagi Sultan atau raja Keraton Yogyakarta yang baru saja dinobatkan adalah menciptakan sebuah tarian, khususnya bedhaya. Salah satu karya Sri Sultan Hamengku Buwono IX adalah Bedhaya Harjuna Wiwaha dengan koreografer KRT Sasminta Dipura. Bedhaya ini diciptakan pada tahun 1976, namun pernah mengalami perubahan pada tahun 1993 oleh Nyi KRT Kusumaningrat.
Bedhaya Harjuna Wiwaha diangkat dari kisah Ciptaning Mintaraga. Diceritakan, saat itu Prabu Niwatakawaca banyak menimbulkan kejahatan karena keinginannya untuk mempersunting Bathara Supraba tidak dikabulkan oleh para dewa. Oleh karena itu Raden Harjuna yang sedang bertapa di gunung Ngendrakila dengan nama Begawan Ciptaning, diutus oleh Sang Ywang Bathara Guru untuk memerangi kejahatan yang ditimbulkan oleh Prabu Niwatakawaca dengan menggunakan Bathari Supraba sendiri.
Saat itu Prabu Niwatakawaca benar-benar terpesona dengan Bathari Supraba, sampai berserah jiwaraganya, bahkan memberi tahu titik kelemahan dirinya sendiri. Dari Bathari Supraba, Begawan Ciptaning mengetahui titik lemah dari Prabu Niwatakawaca, sehingga terjadi peperangan antara keduanya dimana Prabu Niwatakawaca kalah dan dibunuh oleh Begawan Ciptaning. Oleh karena itu, Begawan Ciptaning atau Raden Harjuna diwisuda oleh Bathara Guru menjadi raja bergelar Prabu Kalithi dan dinikahkan dengan Bathari Supraba.
sumber: warisanbudaya.kemendikbud.go.id
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dala...
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang