Pungut artinya sanggul. Dalam bahasa Buol adalah pelepah, sejenis daun palam yang masih kuncup, apabila dibuka seperti setengah bulan (bulan sabit). Ciri-ciri sanggul : Betuk sanggul seperti bulan sabit dan terlihat dari depan Letak sanggul dibelakang simetris Rambut model harus panjang ( ± sebatas bahu) OMU : berwarna emas masih keturunan raja berwarna perak keturunan rakyat biasa Ornamen Sanggul: OMU, hiasan yang berbentuk pohon, batangnya berwarna hijau melambangkan kebesaran, pohon berarti perlindungan (teduh). Cara Membuat Sanggul: Rambut disisir yang rapi di arahkan ke belakang, dijepit pada batas hair line bawah. Buat cetakan berbentuk bulan sabit yang sudah ditutup dengan rambut. Letakkan cetakan pada batas hair line bawah. Rambut dilekuk ke atas, dibentuk menutupi cetakan. Ditutup dengan harnet. Sumber: http://slideplayer.info/slid...
MASYARAKAT Suku Lauje, di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, mempunyai tradisi unik dalam menerima tamu atau pembesar yang baru berkunjung ke daerahnya. Mereka ak an menyambutnya dengan tarian perang yang dimainkan oleh empat lelaki yang menggunakan guma atau parang panjang, serta dua orang yang bertombak. Penyambutan itu juga diiringi musik yang terdiri dari susulan balok kayu, gendang dan gong besar.Sabtu (19/04/2008) lalu, empat orang lelaki menggunakan guma dan dua lelaki lainnya menggunakan tombak terlihat berhadapan dengan sejumlah tamu. Di antara tamu itu terlihat Bupati Parigi Moutong Longki Djanggola (yang sekarang adalah Gubernur Sulawesi Tengah) dan Camat Palasa Darwis Rahmatu. Mereka lalu berteriak dan berlaga dengan sesama mereka di depan para tamu penting itu. Jangan salah kira, mereka bukan hendak saling membunuh. Mereka ternyata sedang menyambut tamu-tamunya itu. Tradisi tarian perang ini, biasanya disebut Meaju. Lazim ditarikan kala menerima tamu atau pembesa...
Luwuk - Di Luwuk, Sulawesi Tengah ada ritual adat Tumpe yang menarik untuk dilihat traveler. Lebih menarik lagi, ada kisah anak ajaib nan mistis yang menyelimutinya. Ritual adat Tumpe adalah ritual adat tahunan yang diselenggarakan oleh masyarakat Batui dan Banggai. Tumpe adalah telur pertama dari burung Maleo. Awal mula diadakannya ritual adat Tumpe ini ternyata diselimuti nuansa mistis. Dikumpulkan detikTravel, Kamis (10/8/2017), kisah ini berawal dari perjalanan Adisoko dari tanah Jawa ke Sulawesi Tengah, dan kemudian menjadikannya sebagai Raja Pertama di Banggai. Sebutannya adalah Mumbu Doi Jawa yang artinya Tuan dari Jawa. Adisoko pun menikah dengan perempuan gaib yang memberikannya anak ajaib yaitu Abu Kasim. Saat Abu Kasim di dalam kandungan, Adisoko memutuskan untuk kembali ke tanah Jawa. Selama 10 tahun, rakyat Banggai hidup tanpa adanya kepala pemerintahan. Masyarakat pun jadi resah karena menginginkan sosok pemimpin untuk Keraton Banggai. Telur burung Maleo (Bon...
Masyarakat adat nusantara masih memegang teguh tradisi dan kebudayaan serta warisan kultural dari para leluhurnya. Baik dari pola hidup maupun dari berbagai ritual adatnya. Ngata Toro merupakan desa adat yang masih memegang teguh tradisi para leluhur. Ngata Toro atau Desa Toro merupakan sebuah desa yang berada di dekat Taman Nasional Lore Lindu, tepatnya di Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Desa ini terkenal dengan varietas padi unggulan seperti padi Kamba dan padi Kanari. Menurut pengakuan salah seorang tetua adat, masyarakat Desa Toro sejak dulu sudah menggantungkan hidupnya pada dua nilai moral, yaitu hintuvua dan katuvua . Hintuvua adalah nilai-nilai moral dalam membangun hubungan antar sesama manusia dengan berlandaskan saling cinta, penghargaan, solidaritas, dan musyawarah. Sedangkan, katuvua adalah nilai-nilai ideal tentang pola hubungan antara manusia dengan lingkungannya yan...
Pohon sagu dan palem merupakan jenis tanaman dataran rendah tropik yang banyak ditemukan tumbuh liar di kawasan hutan Dolo, Donggala, Sulawesi Tengah, Indonesia. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, asal usul kedua jenis pohon ini berasal dari tubuh manusia atau penjelmaan manusia. Hal ini dikisahkan dalam sebuah legenda yang hingga kini masih dipercayai kebenarannya oleh masyarakat setempat. Bagaimana manusia dapat menjelma menjadi pohon sagu dan palem? Ikuti kisahnya dalam cerita Asal Usul Pohon Sagu dan Palem berikut ini! * * * Alkisah, di daerah Donggala, Sulawesi Tengah, hidup sepasang suami-istri bersama seorang anak lelakinya. Mereka tinggal di sebuah rumah tua yang terletak di pinggir hutan Dolo. Hidup mereka sangat miskin. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka mencari buah-buahan dan hasil hutan lainnya yang tersedia di sekitar mereka. Semakin lama sang Suami pun merasa bosan hidup dengan keadaan seperti itu. Akhirnya, timbullah niatnya ingin me...
Guma adalah parang panjang dari Sulawesi Tengah yang merupakan pusaka turun temurun. Guma hanya keluar saat sedang ada acara adat. Mata parangnya bukan dari besi melainkan dari batu keras. Ditambah ukiran kepala manusia di dekat pangkal parang. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2017/04/senjata-tradisional-sulawesi-tengah/
Sebagai alat pelindung diri dari serangan lawan, di Sulawesi Tengah menggunakan cakalele/perisai yang terbuat dari kayu dan dilapisi dengan sekeping besi tipis. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2017/04/senjata-tradisional-sulawesi-tengah/
Surampa disebut juga tombak kanjae, senjata panjang yang sering digunakan masyarakat berupa tombak bermata tiga seperti senjata trisula. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2017/04/senjata-tradisional-sulawesi-tengah/
Di Sulawesi Tengah, Banua Mbaso atau disebut juga Souraja merupakan rumah tradisional tempat tinggal turun temurun bagi keluarga bangsawan. Souraja pertama kali dibangun oleh Raja Palu, Jodjokodi, pada tahun 1892. Souraja yang pertama kali dibuat terebut, masih bisa dilihat pada saat ini. Kata Souraja (Sou Raja) dapat diartikan rumah besar, merupakan pusat pemerintahan kerajaan masa lampau, bisa dikatakan sebagai rumah tugas dari manggan atau raja. Selama bertugas, raja beserta keluarganya tinggal di sini. Bangunan Banua Oge atau Sou Raja adalah bangunan panggung yang memakai konstruksi dari kayu dan dengan paduan arsitektur bugis dan kaili. Luas keseluruhan Banua Oge atau Sou Raja adalah 32×11,5 meter. Tiang pada bangunan induk berjumlah 28 buah dan bagian dapur 8 buah. Bangunan Induk sendiri berukuran 11,5 x 24,30 meter, yeng terbagi atas 4 bagian yaitu : a. Gandaria (Serambi) Berfungsi sebagai tempat ruang tunggu untuk tamu. Dibagian depan terletak an...