Bul-umbul Belambangan 3x Umbul-umbul Belambangan eman… He umbul-umbul he Belambangan 2x Belambangan, Belambangan Tanah Jawa pucuk wetan Sing arep bosen sing arep bosen Isun nyebut-nyebut aran ira Belambangan, Belambangan Membat mayun Paman Suwarane gendhing Belambangan Nyerambahi nusantara Banyuwangi… kulon gunung wetan segara Lor lan kidul alas angker keliwat-liwat Belambangan.. Belambangan Aja takon seneng susah kang disangga Tanah endah… gemelar ring taman sari nusantara He.. Belambangan… He Belambangan Gemelar ring taman sari nusantara Belambangan he seneng susahe wistah aja takon Wis pirang-pirang jaman turun temurun yong wis kelakon Akeh prahara taping langitira magih biru yara Magih gedhe magih lampeg umbak umbul segaranira Belambangan he.. gunung-gunungira magih perkasa Sawah lan kebonanira wera magih subur nguripi Aja kengelan banyu mili...
Kata mocoan berasal dari bahasa Jawa yang berarti "membaca". Sedangkan, konotasi dari kata Pacul adalah "mengejek". Ada 7 sampai 8 pemain dalam satu grup di Mocoan Pacul Goang dengan kendang, biola, gong dan kluncing sebagai alat musik utama. Para pemain membaca dan bernyanyi menggunakan versi dari lagu-lagu mocopat seperti kasmaran, arum-arum, Derma, Pangkur, sinom dan lainnya, dengan menggunakan gaya Blambangan. Pembacaan diambil dari lontar Yusuf. Dalam kegiatan Paculan atau mengejek adalah adegan terlucu dalam pertunjukan ini. Para paculan menggunakan pepatah, pantun atau lelucon. Untuk memulai paculan, para penonton biasanya mengatakan, "Paculan wis" (mari kita paculan) agar pemain mulai mengejek satu lainnya.
Tari Praburoro adalah tarian yang dramatis lainnya dari Banyuwangi, Tariang ini merupakan hikayat dari Amir Hamzah, tentang cerita rakyat sejak masuknya Islam ke Indonesia. Kata Praburoro di ambil dari Roro Rengganis, karena sering membawakan lakon dengan tokoh Roro Rengganis atau Praburoro. Kesenian ini dimainkan oleh 40-50 orang dalam 3 group dan diiringi oleh gamelan Jawa bernada slendro dengan menggunakan busana wayang orang. Cerita berkisar tentang penaklukan negara-negara non muslim dan berakhir dengan adegan, raja ditaklukkan oleh Menak Agung Jayengrono dan Umarmoyo.
Petik laut Lampon dilaksanakan pertama kali sekitar tahun 1927. Namun pelaksanaannya terbatas dalam skala kecil. Karena pada tahun tersebut merupakan waktu dibukanya wilayah pesanggaran dengan adanya surat izin berstempel “Cap Singa”. Tradisi Petik Laut Lampon ini diteruskan hingga kini dan diadakan setiap tanggal 1 Syuro. Dalam upacara ini dilakukan tirakatan. Pada awalnya tirakatan disertai mesu broto (tidak makan, tidak minum, tidak merokok, tidak bicara). Seiring perkembangan zaman tirakatan diganti berupa doa bersama, meskipun cara lama juga dilakukan oleh orang-orang tertentu. Maksud dan tujuan dari acara ini adalah agar masyarakat (terutama nelayan) dijauhkan dari musibah, malapetaka, fitnah, serta diberi ketentraman dan kemudahan rejeki (dalam bahasa Jawa diungkapkan dengan istilah: supoyo adho bilaine, cepak rejekine, slamet tak sobo prane, guyup rukun bebrayane, gampang anggone, luruh sandang pangane, kalis sakabih samba kala ). Ung...
Makanan ini merupakan perpaduan dari nasi rawon dan nasi pecel yang disajikan dalam satu piring. Biasanya, rawon dan pecel merupakan menu makanan yang berbeda, tetapi di Banyuwangi kedua makanan ini dipadukan menjadi satu menu. RM/Toko yang Menyediakan : Warung Nasi Pecel & Rawon Mandala Cafe Address: Jl. Jaksa Agung Suprapto No.36, Penganjuran, Kec. Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur 68416
Makanan ini merupakan perpaduan dari rujak dengan soto. Jika biasanya rujak dan soto merupakan menu tersendiri, masyarakat Banyuwangi kemudian memadukannya ke dalam satu menu. Rujak yang terdiri atas lontong, sayur-mayur (kulupan), bumbu rujak kemudian disiram dengan kuah soto dan ditambahkan beberapa kerupuk. Makanan ini dapat ditemukan di hampir semua bagian daerah di Banyuwangi. Bahan: 1 buah (300 gram) tahu putih, digoreng dan dipotong-potong 200 gram tempe, digoreng, dipotong-potong 1 ikat (100 gram) kangkung, disiangi lalu direbus 100 gram taoge, diseduh 300 gram cingur 1 buah (100 gram) mentimun, dipotong-potong 4 buah lontong untuk pelengkap Bumbu Ulek Halus: 1 buah pisang batu, diiris 4 buah cabai rawit merah 6 sendok makan kacang tanah goreng 4 sendok teh gula merah sisir 4 siung bawah putih utuh, digoreng 2 sendok teh garam 4 sendok makan petis 4 se...
Gunung kelud terletak di Jawa timur masuk kedalam tiga wilayah yaitu Bltar,Kediri, dan Malang. Akan tetapi yang sekarang exis dengan daerah wiasta atau yang dibuka untuk tempat wisata adalah gunung kelud yang masuk wilayah kabupaten Kediri. Pada zaman dahulu gunung merupakan tempat yang sacral bagi umat manusia utamanya adalah umat hindu budha. Seperti contohnya gunung kelud yang merupakan gunung tolak kejahatan. Di tinjau dari asal kata gunung kelud tersebut yaitu kelud berarti membersihkan, dalam konteks ini membersihkan berarti membersihkan segala sesuatu yang bersifat negative. Dewasa ini masyarakat masih mempercayai bahwa suatu gunung merupakan sesuatu tempat yang sakral khususnya masyarakat disekitar gunung tersebut. Seperti halnya masyarakat lain yang berada di lereng gunung, masyarakat yang ada di sekitar lereng gunung kelud ini juga mempercayai bahwa gunung kelud merupakan tempat yang sakral. Nampak bahwa setiap satu tahun sekali tepatnya pada bulan suro (bulan dalam hi...
Blitar merupakan daerah yang kaya akan peninggalan nusantara serta kaya akan peninggalan budaya serta adat istiadat,salah satunya yaitu Ritual siraman pusaka GONG KIYAI PRADAH. Ritual ini di laksanakan dua kali dalam satu tahun yaitu pada 1(satu) syawal dan 12(dua belas) robiulawal bertepatan dengan Peringatan maulid Nabi Muhammad SAW,yang bertempat di kelurahan kalipang atau sering di sebut dengan lodoyo terletak di belahan selatan wilayah kabupaten Blitar. Peringatan ini merupakan sesuatu kebiasaan yang unik,dan selalu dipadati masyarakat. Sebab, pada saat peringatan maulid Nabi Muhammad S.A.W ini ber akulturasi dengan kebudayaan tradisi setempat yang rutin digelar tiap Maulud penanggalan Jawa. Ribuan orang yang memadati alon alon Kelurahan Lodoyo,tidak hanya warga sekitar, tetapi juga warga dari daerah-daerah lain. Sekitar pukul 09.00 WIB, pusaka Gong Kiyai Pradah dikeluarkan dari tempat penyimpanannya. Setelah dibawa dan diarak, pusaka berupa alat musik tradisional sebua...
Banyuwangi, kota yang berada di ujung pulau jawa yang menyimpan beribu khasanah seni dan budaya. Salah satunya, yakni jaran kecak paju gandrung. Perpaduan penari gandrung yang melakukan paju atau menari dengan kuda. Tidak mau punah karena pergeseran zaman, Paguyuban Jaran Kencak Paju Gandrung (JKPG) terus melakukan upaya pelestarian. Dengan cara melakukan arisan bagi pemilik kuda kecak. Tidak hanya itu, JKPG juga selalu menampilkan kuda dan penari gandrung. Tak ayal, hal itu selalu menarik perhatian masyarakat. Demi melestarikan tradisi asli Banyuwangi, Rugito mbahe Jaran Kencak mendirikan paguyuban bernama Jaran Kencak Paju Gandrung mulai tahun 1996. Tak ayal, hingga kini anggota paguyuban tersebut mencapai 23 orang. Setiap dua minggu sekali, mereka menggelar arisan sekaligus tontonan. Suasana siang kemarin terasa sangat panas. Sengatan matahari, nampaknya tidak menyurutkan semangat warga Pakis untuk berbondong – bondong menyaksikan arisan sekaligus tontonan yang...