×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Ritual

Provinsi

Jawa Timur

Asal Daerah

Lodoyo, Kab. Blitar

Ritual Siraman Gong Kiyai Pradah

Tanggal 02 Sep 2014 oleh Santoso i.

Blitar merupakan daerah yang kaya akan peninggalan nusantara serta kaya akan peninggalan budaya serta adat istiadat,salah satunya yaitu Ritual siraman pusaka GONG KIYAI PRADAH. Ritual ini di laksanakan dua kali dalam satu tahun yaitu pada 1(satu) syawal dan 12(dua belas) robiulawal bertepatan dengan Peringatan maulid Nabi Muhammad SAW,yang bertempat di kelurahan kalipang atau sering di sebut dengan lodoyo terletak di belahan selatan wilayah kabupaten Blitar. Peringatan ini merupakan sesuatu kebiasaan yang unik,dan selalu dipadati masyarakat. Sebab, pada saat peringatan maulid Nabi Muhammad S.A.W ini ber akulturasi dengan kebudayaan tradisi setempat yang rutin digelar tiap Maulud penanggalan Jawa. Ribuan orang yang memadati alon alon Kelurahan Lodoyo,tidak hanya warga sekitar, tetapi juga warga dari daerah-daerah lain. Sekitar pukul 09.00 WIB, pusaka Gong Kiyai Pradah dikeluarkan dari tempat penyimpanannya. Setelah dibawa dan diarak, pusaka berupa alat musik tradisional sebuah gong besar dan empat bendhe yang terbungkus kain putih tersebut dibawa naik ke nDalem Pasiraman. Ndalem itu berupa bangunan tinggi (seperti panggung) yang berada  di tengah alon-alon. Gong pusaka tersebut di mandikan atau di sucikan dengan air lengkap dengan bunga tuju rupa di dalam nDalem setinggi kurang lebih tuju meter tersebut. Momen inilah yang di tunggu masyarakat sambil berdesak desakan yaitu pembuangan air bekas penyucian gong pusaka tersebut,setiap habis memandikan air dan makanan yang terdapat di nDalem tersebut di sebar pada masyarakat yang berdesak desakan menonton acara tersebut. Menurut cerita masyarakat Lodoyo air bekas penyucian tersebut berkasiat menyembuhkan penyakit dan menjadikan kita awet muda.

Cerita masyarakat secara turun temurun mengenai gong kiyai pradah ini bersal dari kerajaan surakarta,sedaangkan tradisi atau adat siraman gong kiyai pradah yang masih terlaksanakan sampai saat ini menurut cerita masyarakat bermula dari adanya amanat dari bangsawan surakarta yang bernama Pangeran Prabu yang membawa gong pusaka ke daerah lodoya kira kira abat 17. Kepergian sang pangeran prabu dari surakarta ini menurut cerita karena mendapatkan hukuman pengasingan ke hutan lodoyo yang rimba, oleh raja Sri Paku Buwono I dari Kartosuro. Gong yang menurut sang pangeran prabu sebuah pusaka ini akan di jadikan tumbal di hutan lodoyo karena keampuhanya tidak di ragukan lagi, menurut cerita gong ini terbukti mampu memadamkan pembrontakan di kerajaan surakarta. Pengembaraan sang prabu dan istrinya dalam proses melakukan pengasingan ini mereka tiba di suatu tempat yang kemungkinan lodoyo yang sekarang ini, mereka bermalam di rumah seorang janda yang bernama Nyai Potrosutro sekaligus menitipkan amanat yaitu agar memandikan gong tersebut setiap satu tahun dua kali dengan kembang setaman,menurut cerintanya air percikan pemandian gong itu mempunyai mitos membuat orang yang terkena akan awet muda,oleh sebab itu kemungkinan besar banyak masyarakat yang berbondong bondong hadir sampai berdesak desakan untuk bisa terkena percikan air agar awet muda,selain puncak ritual ini sebelumnya masyarakat juga banyak yang membeli aneka barang,sandang dan pangan atau hanya sekedar jalan jalan saja karena sebelum acara puncak pemandian Gong berlangsung, di alon-alon lodoyo di meriahkan dengan pasar malam yang memenuhi alon-alon lodoyo hingga sampai ke tepi tepi jalan raya. Adat atau tradisi ini bukti bahwa masyarakat Indonesia masih peduli dan melestarikan peninggalan nusantara.

 

DISKUSI


TERBARU


Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

Refleksi Realit...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Refleksi Keraton Yogyakarta Melalui Perspektif Sosiologis

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adanya manusia menjadi penyebab munculnya kebudayaan. Kebudayaan sangat penting dalam k...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...