Huta atau kampung di daerah komunitas orang Batak Toba adalah persekutuan masyarakat yang paling kecil yang dibentuk oleh marga. Mulanya mereka tinggal di kampung induk tetapi karena penduduknya terus berkembang menyebabkan terbentuk huta-huta yang baru. Untuk mengatur kepentingan bersama beberapa kampung atau huta membentuk federasi atau persekutuan yang sifatnya masih terikat satu dengan lainnya. Kumpulan huta disebut Horja. Perserikatan horja ini lebih banyak mengurus hal yang berhubungan dengan duniawi. Dalam pagelaran pesta Horja Bius diadakan yang namanya Hahomion.Dalam pagelaran pesta Horja Bius diadakan yang namanya Hahomion. Ritual Hahomion adalah upacara yang dilakukan oleh nenek moyang kita terdahulu yang ditujukan untuk pemujaan kepada roh leluhur dan kekuatan gaib. Maksud diadakannya Ritual Hahomion untuk memberikan sesajen/persembahan kepada kekuatan gaib dan roh leluhur. Nenek moyang kita dahulu percaya bahwa roh leluhur masih memiliki peran dalam kehidupan keturuna...
Tor Tor Sipitu Cawan adalah salah satu jenis tari tor tor yang berasal dari budaya masyarakat Batak di Sumatera Utara. Tarian ini sedikit berbeda dengan tari tor tor yang sering kita lihat. Tari Tor Tor Sipitu Cawan ini biasanya dibawakan oleh para penari wanita dengan membawa beberapa cawan yang ditaruh di bagian badan sebagai ciri khas dan property menarinya. Tarian ini tergolong tarian sakral dan hanya ditampilkan di acara-acara tertentu saja. Selain kesakralannya, tarian ini memiliki gerakan yang sangat unik dan cukup sulit, sehingga tidak bisa dilakukan oleh sembarang penari. Namun karena itulah, Tari Tor Tor Sipitu Cawan ini tergolong sebagai tarian yang mempunyai nilai seni yang tinggi. Sumber: https://www.jatikom.com/2018/11/34-provinsi-tari-adat-tradisional.html#ixzz5XxoIbUzn
Tari Endeng-endeng dapat dikategorikan sebuah perpaduan tarian dan pencak silat. Tradisi ini lazimnya dilakukan masyarakat yang sedang menggelar pesat khitanan (sunat rasul) atau malam pesta perkawinan oleh masyarakat.Tari ini menggambarkan semangat dan ekspresi gembira masyarakat sehari- hari. Tari endeng-endeng merupan tari tradisi yang berasal dari daerah Tapanuli Selatan. Dalam penampilannya, endeng-endeng dimainkan oleh sepuluh pemain yakni dua orang bertugas sebagai vokalis, satu orang pemain keyboard, satu orang pemain tamborin, lima orang penabuh gendang, dan seorang pemain ketipung (gendang kecil). Biasanya lagu yang dibawakan berbahasa Tapanuli Selatan. Setiap tampil, kesenian ini memakan waktu empat jam. Daya tarik kesenian ini adalah joget dan tariannya yang ceria, sesuai dengan lagu-lagu yang dibawakan. Sumber: https://www.jatikom.com/2018/11/34-provinsi-tari-adat-tradisional.html#ixzz5XxocBYSj
Tari topingtoping adalah tarian tradisional masyarakat Batak Simalungun. Tari ini pada awalnya diilakukan untuk menghibur keluarga kerajaan yang sedang berduka cita, namun dalam perkembangannya, tari topingtoping dilakukan sebagai sarana hiburan masyarakat. Tari topingtoping dilakukan oleh beberapa orang dengan mengenakan kostum berupa topeng dan akan diiringi oleh alat-alat musik tradisional. Adapun penggunaan topeng pada tari topingtoping ini terdiri dari 3 macam, yaitu Topeng dalahi (topeng yang menyerupai wajah pria yang dikenakan oleh penari pria), Topeng Daboru (topeng yang menyerupai wajah wanita dan dikenakan oleh penari wanita), dan Topeng Huda-Huda (Topeng yang menyerupai paruh burung enggang, dibentuk dari jalinan kain). Topeng huda-huda ini dipercaya oleh masyarakat Simalungun sebagai pengantar roh orang yang sudah meninggal kehadapan Dibata (Dewa atau Tuhan). Sumber: https://www.jatikom.com/2018/11/34-provinsi-tari-adat-tradisional.html#ixzz5Xxp8tP8g...
Sungguh sangat unik jika dilihat kegiatan pindah rumah dengan diangkat pakai tangan manusia secara bergotong royong masih dapat dijumpai di Desa Aek Banir, Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Provinsi Sumatera Utara (Sumut).Tradisi angkat rumah secara beramai-ramai ini dikenal dengan sebutan di Mandailing "Mamiang Bagas" dipindahkan rumah ke lokasi yang baru. Pola ini sebagai pertanda bahwa sifat gotong royong masih terjaga di Kabupaten Madina Sumut. Biasanya hal ini di umumkan dari mesjid yang ada di desa itu tepatnya seusai shalat jum'at, para jama'ah pun sudah memahami jika di antara petugas mesjid langsung berdiri di depan dan menyampaiakan hal Mamiang Bagas. "Memang Mamiang bagas atau mengangkat rumah ini sudah turuntemurung dari nenek kita sejak jaman dulukala" ujar Torkis Lubis, Tokoh masyarakat setempat kepada Okezone, baru-baru ini.Puluhan warga mengangkat sebuah rumah kayu secara beramai-ramai ke tempat baru. Suara teriakan para pengan...
Tari Guro-Guro Aron adalah arena muda-mudi untuk saling kenal dan sebagai lembaga untuk mendidik anak muda-mudi mengenal adat. Dahulu acara ini dibuat sebagai salah satu alat untuk membudayakan seni tari agar dikenal dan disenangi oleh muda-mudi dalam rangka pelestariannya. Acar ini dilengkapi dengan alat-alat musik khas yakni : Sarune, Gendang (Singindungi dan Singanaki) juga dari penganak. Sumber: http://kamisukubatak.blogspot.com/2017/07/tarian-adat-batak-mandailing-terlengkap-se-indonesia.html
Dalam upacara ritual seperti Paturun Sibaso (Marsibaso) atau disebut juga pasusur begu, tarian Sarama diiringi oleh ensambel musik Gordang Sambilan, sedangkan penarinya satu orang yang dinamakan Sibaso, adalah tokoh Shaman dalam religi lama orang Mandailing yang disebut Si Pelebegu. Di masa lalu, upacara ritual Paturun Sibaso diselenggarakan manakala pada suatu huta atau banua terjadi musibah besar seperti mewabahnya penyakit kolera dan musim kemarau atau sebaliknya musim penghujan yang berkepanjangan sehingga mengganggu aktifitas pertanian penduduk setempat, yang pada akhirnya akan menimbulkan kelaparan karena habisnya persediaan padi (beras) sebagai makanan pokok mereka. Untuk mengatasi Bala Na Godang (Bencana Besar) tersebut, mereka meminta pertolongan begu, yaitu roh-roh leluhur, melalui perantaraan Sibaso karena menurut keyakinan mereka dahulu hanya Sibaso inilah yang dapat berkomunikasi dengan begu. Upacara ritual Paturun Sibaso dahulu dilaksanakan di alaman bolak (Hal...
Bahan-bahan 250 gr Mie lidi 5 lembar kol iris 5 biji Cabe Rawit merah 2 biji Tomat belah 4 8 btg Daun seledri iris 5 lembar Daun selada iris 1/2 sdt Garam 1 sdt penyedap jamur secukupnya kecap manis dan asin bumbu halus; 5 biji kemiri 1/2 biji pala 1 sdt ketumbar 1/2 sdt merica Langkah...
Tradisi “Marbinda” bagi orang Batak Toba sudah berlangsung turun temurun. Marbinda merupakan tradisi masyarakat Batak menyembelih hewan kemudian dibagikan pada warga. Setelah agama Kristen masuk ke Tanah Batak, tradisi ini pun dilakukan pada saat menyambut Natal dan Tahun Baru. Marbinda bertujuan untuk merawat kebersamaan, memeriahkan Natal serta mensyukuri berkat yang telah didapat selama satu tahun sekaligus menyongsong Tahun Baru dengan penuh suka cita. Hewan yang dibeli berasal dari uang yang dikumpulkan dari setiap warga. Hewan itu disembelih dan dipotong-potong untuk diberikan kepada warga. Pada umumnya warga yang mendapat adalah mereka yang ikut ikut berpartisipasi dalam pengumpulan dana. Tetapi tidak tertutup kemungkinan juga dibagi kepada masyarakat yang tidak mampu yang ada di kampung itu. “Tahun ini kami tetap melakukan Marbinda. Natal kemarin kami motong. Dan rencananya tanggal 31 juga akan motong. Setiap tahun di kampung ini kami Marbinda,&...