Komunitas adat Ammatowa Kajang merupakan suatu kekayaan adat istiadat Kabupaten Bulukumba yang tidak dapat ditemukan di daerah lain di belahan Bumi ini, Masyarakat yang terkenal akan busana hitam tanpa alas kaki dan memakai destar ini sudah terkenal sampai kemancanegara dan menjadi daya pikat wisatawan yang ingin mengenalnya lebih dalam. Dewasa ini, Masyarakat Adat telah lama berjuang memegang teguh jati diri mereka akan Adat istiadat, berbicara tentang Bulukumba maka nama Kajang tidak akan luput didalamnya. Tahuka Anda ? Di Kajang terdapat Musik kematian, yakni Basing atau Bulo', Alat musik yang mirip seruling ini terbuat dari bambu dengan panjang 50 cm, memiliki lima lubang dan bagian ujungnya terbuat dari tanduk kerbau. Basing atau sering juga disebut Bulo' ini biasa dimainkan ketika salah satu warga Desa Adat yang meninggal dunia, Basing biasa dimainkan pada hari ke seratus setelah prosesi penguburan dan dimainkan semalam suntuk. Basing ini sendiri dimaink...
Suku Duri merupakan suku asli provinsi Sulawesi Selatan yang bermukim di daerah pegunungan di kabupaten EnrekangImage. Suku Duri tidak terlalu terkenal di Indonesia, tetapi terkenal di Pulau Sulawesi, suku ini menghuni di Kecamatan Anggeraja, tempat berada Gunung Nona atau gunung yang menyerupai alat kelamin perempuan, sehingga terkadang Turis Mancanegara maupun domestik yang ingin menuju Tana Toraja mampir dulu sejenak di warung-warung makan yang terletak di daerah antara desa Kotu dan desa Cakke untuk menikmati pemandangan alamnya. Cakke sendiri merupakan bahasa suku Duri yang berarti dingin, karena suhu pada malam hari hingga pagi hari bisa mencapai 0°C. Suku Duri tergabung dalam kesatuan suku Massenrempulu bersama suku Enrekang dan suku Marowangin. Banyak yang mengatakan, suku Masserempulu merupakan kombinasi antara dua suku yaitu suku Bugis dan suku Toraja. Sedangkan suku Masserempulu sendiri tidak memiliki adat mengenai kematian, pernikahan, pakaian, dan lainnya. San...
“BAJU BODO” Baju bodo merupakan pakaian adat makassar yang digunakan oleh kaum perempuan. Dalam bahasa makassar Kata “bodo” berarti “pendek”. Maka dari itu baju bodo merupakan baju pendek dalam artian baju dengan lengan yang pendek. Baju ini berbentuk segi empat, bagian bawah terbuka, bagian atas berlubang seukuran kepala tanpa kerah. Bagian depan tidak memiliki kancing atau perekat lainnya, pada ujung atas sebelah kiri dan kanan dibuat lubang selebar satu jengkal. Lubang tersebut berfungsi sebagai lubang keluar masuknya lengan. Baju bodo digunakan bersama sehelai sarung yang menutupi pinggang hingga kaki, sarung ini disebut lipa’ sa’be. Bahan dari baju bodo adalah kain muslin dimana kain ini merupakan lembaran kain hasil tenunan dari pilinan kapas yang dijalin dengan benang katun yang tipis sehingga saat digunakan akan tampak transparan. Seiring berkembangnya zaman, munculah yang namanya pelapis baju bodo. Yang di pakai sebe...
MUSEUM BALLA LOMPOA Dalam bahasa Makassar, ‘balla’ memiliki arti ‘rumah’ dan ‘lompoa’ berarti ‘besar’ sehingga dapat kita artikan bahwa ‘Balla Lompoa’ merupakan rumah besar atau rumah kebesaran. Museum Balla Lompoa ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan koleksi benda-benda dari Kerajaan Gowa. Nah, dapat kita ketahui pula bahwa Museum ini berada di wilayah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Sedikit menyinggung mengenai sejarah Kerajaan Gowa, dimana Kerajaan Gowa ini terbagi kedalam dua periode yaitu Kerajaan Gowa Purba dan Kerajaan Gowa Lontara’. Kerajaan Gowa Purba merupakan era kerajaan yang disebut sebagai ‘ The Dark History ’. Julukan tersebut tidaklah semerta-merta diberikan pada masa itu. Menurut cerita dari Bapak Andi Jufri Tenri Bali [1] atau yang lebih dikenal dengan Puang Pile, era ini masyarakatnya tidak terlalu banyak y...
Salokoa Mahkota kerajaan gowa (Salokoa) adalah warisan peninggalan kerajaan gowa pertama Tumanurunga pada abad XIII dipakai sampai raja Gowa XXXVI, mahkota ini memiliki berat 1768 gram, mahkota ini dipakai ketika raja (Somba) di nobatkan. pada saat ini, mahkota ini hanya dapat dilihat ketika acara pencucian benda pusaka di museum balla lompoa atau yang biasa disebut "Accera Kalompoang". Sumber informasi : Andi Jufri Tenri Bali Sumber tulisan & gambar : Vera Dasilva
SULAMPE Sulampe adalah kain yang dipakai oleh penunggu jenazah raja, sebanyak 18 (9 orang setiap sisi jenazah), kain tersebut diletakkan dipundak.
PENAMAAN PINISI Sebelum tercipta Pinisi (akhir abad ke-19), di Sulawesi-Selatan telah ada beberapa macam jenis perahu yang digunakan oleh penduduk pesisir untuk berbagai keperluan dan kegiatan sehari-hari. Karena tuntutan kebutuhan yang semakin berkembang, alat transportasi tersebut terus menerus mengalami perubahan (modifikasi), baek daris segi teknik pembuatannya maupun jenis dan kapsitasnya. (Muhammad Arid Saenong. 2013) Di sulawesi selatan alat transportasi air yang mula-mula tercipta setelah penggunaan rakit ialah perahu yang terbuat dari batang kayu besar yang dikeruk dan biasa disebut perahu lesung. Seiring dengan tuntutan kebutuhan, maka diperkirakan pada abad ke-16 barulah tercipta perahu yang lebih besar yang disusun dari kepingan-kepingan papan. (Muhammad Arif Saenong. 2013) Menurut Zulengka Tangallilia dari analisa kacamata awam, ini terjadi jauh sebelum masa-masa itu dimana ditemukannya situs-situs liang di pinggiran pantai tempat manusia prasejarah Bulu...
Iyule Bare’ dan Penghormatan jenasah Bangsawan Sulawesi-Selatan Oleh : Zulengka Tangallilia ***** Kematian akan menghampiri semua makhluk yang bernyawa di muka bumi ini terutama manusia, baik cepat ataupun lambat pasti akan datang kapan dan dimana saja. Indonesia sebagai Bhineka Tungga Ika dimana memiliki 1.340 kelompok etnik atau suku bangsa (BPS. 2010) memiliki masing-masing cara yang unik dalam prosesi memakamkan sanak saudara yang telah meninggal dunia. Tradisi pemakaman yang paling terkenal di Indonesia ada di Sulawesi-selatan tepatnya di Kabupaten Tana Toraja yang dikenal dengan nama Rambu Solo dimana pada saat jenasah akan di makamkan ke peristirahatan terakhirnya akan di gotong banyak orang sembari menggoyang-goyangkannya. Dalam tradisi suku bugis, saat seorang yang dimulia...
Kalau di Jogja, Solo dan sekitarnya mudah dijumpai Wedang Ronde atau Wedang Jahe sebagai penghangat tubuh ketika malam. Di Makassar ada juga minuman khas yang tidak kalah menghangatkan dan juga enak. Namanya sarabbba. Sarabba terbuat dari jahe, santan, dan gula aren. Ada juga yang menambahkan kuning telur dan merica bubuk sebagai variasi. Selain menghangatkan, minuman ini juga berkhasiat mengembalikan stamina yang loyo, mengobati masuk angin, mengatasi perut kembung dan mengusir flu. RM yang menyediakan: Restaurant OLAMITA Jalan Kh. Abdullah Syafei No.51B, Tebet, RT.6/RW.9, Bukit Duri, RT.6/RW.9, Bukit Duri, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12820 (021) 22983865