Tentakel Hijau (sumber: E-book Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)
Toho Kasbi Maluku (sumber: E-book Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)
Badendang dalam bahasa Ambon berarti berdansa/bergoyang. Tradisi Malam Badendang merupakan sarana untuk berkumpul keluarga dan membangun kebersamaan dalam hidup bermasyarakat. Dalam acara ini para peserta acara akan menarikan tari-tarian daerah seperti katerji dan orlapei. Acara yang berlangsung semalam suntuk ini juga dimeriahkan dengan karoke dan makanan khas Maluku. Selain dilaksanakan untuk acara kumpul keluarga, malam badendang juga diselenggarakan untuk memeriahkan acara seperti pernikahan,sidi,wisuda, dll. Acara ini digelar setelah jam 12 malam saat para tamu undangan telah pulang dan yang tinggal hanya keluarga dan kerabat. Lagu-lagu yang dimainkan adalah lagu-lagu yang energik dan yang slow. Tarian dalam acara seperti ini adalah tarian bebas layaknya sedang dugem di club malam. sumber : https://sopigpsite.wordpress.com/2016/10/22/kebudayaan-maluku/
Pada jaman dahulu kala, di sebelah Barat Laut Pulau Nila ada terdapat sebuah pulau yang bernama “METSYAHA.” Sekarang hanya terdapat sebuah Saaru yang di tengah-tengah Saaru itu ada laut yang biru. Menurut ceritera orang tua-tua, bahwa laut biru yang di tengah-tengah Saaru itu adalah sebuah pulau yang tenggelam ke dasar laut, karena sumpahan seorang nenek. Jarak antara pulau METSYAHA, ini dengan pulau NILA, kira-kira dua jam pelayaran dengan perahu. Alkisah pada jaman dahulu, pulau METSYAHA ini ada penduduknya. Mata pencaharian penduduk pulau Metsyaha ini bercocok tanam, tetapi mereka bercocok tanam atau berkebun di pulau Nila, karena pulau ini tak dapat untuk berkebun. Di antara penduduk yang mendiami pulau Metsyaha ini terdapat dua orang suami-istri yang mempunyai dua orang anak yang masih kecil. Demikian pula mereka mempunyai sebidang kebun di darat pulau Nila. Pada suatu hari kedua suami-istri akan pergi ke kebunnya di pulau ...
Di sebelah Selatan pulau Kei Besar pada pesisir bagian Timurnya terletak sebuah negeri/desa yang bernama "UWAT." Pada bagian Utara negeri/desa itu dekat pesisir pantai terdapat tiga buah patung yang tingginya kira-kira 50 cm. Ketiga patung itu merupakan lembang dari tiga orang bersaudara yang pernah hidup di sana. Ketiga orang bersaudara itu, yang sulung bernama ‘Sades’, yang kedua/tengah bernama ’Barnav’ dan yang ketiga bernama 'Far-Far.' Ketiga lelaki bersaudara ini masih memiliki seorang adik perempuan yang bernama "Bokel." Keempat saudara bersaudara ini hidup dalam satu suasana kekeluargaan yang rukun, aman, damai serta seia-sekata, pendek kata mereka menghadapi semua persoalan hidupnya sesuai dengan kata pepatah "berat sama dipikul dan ringan sama dijinjing." Itulah sebabnya untuk menghadapi segala persoalan hidup mereka sehari-hari mengadakan pembagian tugas sebagai berikut : Sades sebagai kakak yang sulung tiap hari bertugas untuk membu...
Secara administratip pemerintahan pulau ini dibagi menjadi dua kecamatan yakni Kecamatan Buru Utara dengan Ibu kotan Namlea dan Kecamatan Buru Selatan dengan ibu kota Leksula. Sebelum lahir kota Leksula sebagai pelabuhan dan ibu kota dari 54 desa dalam Kecamatan Buru Selatan ini, maka desa Tifu dipilih oleh penjajah Belanda sebagai pelabuhan dan ibu kota Onderafdeling. Tempat ini dipilih oleh Belanda justru karena letaknya sangat terlindung dalam sebuah teluk kecik yang indah dan tenang. Namun pada satu saat timbullah pikiran bahwa latar belakang kedudukan Tifu tidak begitu baik karena terletak dalam sebuah teluk yang indah yang mengambil bentuk seperti kolam sehingga menutupi pemandangan laut lepas yang indah. Akibatnya kota ini dialihkan ke sebuah dusun kecil dan kemudian dinamakan Leksuka yang hingga kini berperan sebagai kota dan kota pelabuhan Kecamatan Buru Selatan. Walaupun kota/desa Tifu telah dilupakan oleh beberapa generasi sebagai ibu kota dan kota pelabuhan yang...
Acar Jagung Manis Mentah (s umber: E-book Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)
Angsa Isi (s umber: E-book Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)
Melihat foto oleh-oleh dari Ambon Manise ini jadi teringat lagi eksostisme salah satu propinsi di Indonesia Timur. Kota dan pulau Ambon di propinsi Maluku ini punya kekhasan kuliner yang tak ditemui di daerah lain. Jenis makanan yang terkenal dari sana seperti sagu dan papeda dan ikan kuah kuning. Kue-kue kecil dari sana juga khas. Oleh-oleh ini dibawakan temanku yang baru pulang dari kampungnya di Bandaneira sana. Kue-kue dari Maluku ini diperkaya dengan pala dan kenari yang memang banyak ditemukan di Maluku. Rempah-rempah itu yang mengantarkan bangsa Eropa menjelajah jauh ke timur,maka tak heran sebagian makanan di daerah ini pun terpengaruh budaya Eropa. Dan entah kenapa ya, mungkin karena saat merapikan folder foto terlihat foto oleh-oleh ini jadinya serasa ingin menggumamkan lagu-lagu Maluku yang bertahun-tahun lalu pernah akrab di ruang pendengaran. Banyak lagu Maluku yang pernah di dengar, tetapi yang tiba-tiba saja kurasakan selalu berulang muncul jauh di lubuk hati adal...