Indonesia terkenal dengan kekayaan kuliner tradisonalnya. Oleh karena itu, banyak masakan khas Indonesia yang disukai oleh masyarakat mancangera. Seiring dengan perkembangan makanan luar negeri yang menjamur di Indonesia, ada salah satu kuliner tradisonal asal Jawa Tengah yang tidak kalah menarik, yakni gudeg. Dengan tampilan sedikit lebih beda membuat gudeg menarik untuk dicoba. Sejarah gudeg berawal pada masa pembangunan kerajaan Mataram Islam. Dikarenakan membutuhkan lahan yang luas, maka pohon nangka dan kelapa yang mendominasi saat itu harus ditebang. Banyaknya nangka muda dan juga kelapa membuat para pekerja mencoba untuk mengolahnya menjadi masakan. Kala itu, buah nangka dan kelapa dimasak pada sebuah tungku besar yang terbuat dari logam. Teknik memasak waktu itu dinamakan “Hangudek”. Dari kata itulah nama gudeg dipakai. Salah satu pelopor gudeg di Yogyakarta adalah Ibu Djum. Beliau adalah tokoh yang dinilai telah mengangkat gudeg...
Kita belum terlalu mengenal makanan keraton jogja, tentunya sangat unik bukan?, ya, makanan ini dihidangkan khusus sultan-sultan jogja. makanan ini sangat unik karena diracik langsung oleh abdi dalem sultan dan kadang sultan sendiri yang meraciknya.Sebagai seorang Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono sangat dihormati dan diperlakukan dengan istimewa oleh rakyat, keluarga hingga abdi dalem-nya. Dalam hal makanan, Sri Sultan juga mendapat berbagai hidangan yang spesial dan tentunya lezat. Makanan yang disajikan untuk Sri Sultan dimasak oleh para abdi dalem di pawon atau dapur khusus yang berada di dalam keraton. Hidangan yang sudah dimasak selanjutnya dihantarkan oleh abdi dalem ke lokasi tempat makan Sri Sultan. Dalam menyajikan makanan untuk Sri Sultan ada tata caranya tersendiri yang disebut tata cara ladosan dhahar dalem. Namun tata cara ini tetap disesuaikan dengan kebiasaan makan Sri Sultan masing-masing. Mungkin kalian bingung, apakah makanan ini dapat kita coba?...
Diantara banyaknya tempat wisata kuliner di Jogja yang sudah saya singgahi, hanya House of Raminten yang memiliki atmosfer sangat berbeda. Tempat ini dihiasi literatur kebarat-baratan namun tetap mengusung corak Jawa. Tentu bagi warga Yogyakarta atau mereka yang tinggal di Jogja tempat ini pasti tidak asing lagi, bahkan saya yang baru beberapa kali mengunjungi tempat ini langsung jatuh cinta pada tempatnya. Catat ya kawan, ketika kalian ingin mengunjungi tempat ini malam hari atau weekend bisa dipastikan kita harus mengisi buku tamu terlebih dulu sebelum memasuki ruangan. Ini sudah menjadi trade mark-nya House of Raminten sebagai tempat wisata kuliner yang unik dan berbeda dari tempat lain. Saking tenarnya nih, setiap malam restoran ini sangaaaat penuh. Dilihat dari desainnya, House of Raminten ini lebih tepat disebut restoran bernuansa Jawa. Ini dapat kita lihat dari sebuah Kereta Kencana yang dipajang dan terekspose dari luar. Begitu masuk ke dalamnya, kita langsung dapat m...
Gudeg Jogjakarta Bicara soal makanan daerah di Indonesia, Kota Jogjakarta punya satu makanan yang tak kalah istimewanya, yaitu Gudeg. Gudeg merupakan makanan khas Jogjakarta yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan. Biasanya membuat Gudeg membutuhkan waktu sampai berjam-jam. Gudeg dimakan dengan nasi dan diberi kuah santan kental. Biasanya ditambah dengan ayam goreng, telur, dan tahu atau tempe. Ada beberapa jenis Gudeg yang dikenal selama ini, yaitu Gudeg kering dan Gudeg basah. Gudeg kering biasanya lebih sedikit memakai santan, sedangkan Gudeg basah lebih banyak memakai santan. Awalnya hanya ada Gudeg basah, tapi seiring dengan berjalannya waktu, semakin bermunculan Gudeg kering. Gudeg kering memang lebih tahan lama dan sering dimanfaat sebagai oleh-oleh khas Kota Jogjakarta. Jika anda ingin mencoba untuk membuat Gudeg versi anda sendiri, anda membutuhkan beberapa bahan seperti berikut: Nangka muda yang sudah dipotong kecil-kecil...
Konon katanya, Ayam Crispy merupakan makanan asal Amerika. Betul memang pernyataan itu. Fakta mengatakan bahwa makanan gurih dan renyah ini memang berasal dari Negeri Paman Sam. Berpuluh-puluh tahun lamanya, jutaan pedagang nusantara mengandalkan ayam ini di dunia kulinernya. Bukannya menentang keras makanan non-nusantara, tapi bukankah sebaiknya kita bangga dengan cita rasa yang Indonesia miliki? Bermula pada tahun 2003, seorang pedagang asal Jogjakarta menyadari bahwa Indonesia dapat membuat Ayam Crispy dikenal di seluruh Indonesia. Beliau bernama Ruminah, pemilik Rumah Makan Bu Rum. Dengan menggeprek (mengulek) ayam crispy bersama cabai, bawang, dan rempah- rempah lain, Bu Rumina berhasil menusantarakan ayam asal Amerika ini. Tak disangka, rupanya makanan yang akhirnya dinamai “Ayam Geprek” ini banyak disambut hangat oleh masyarakat Indonesia. Tak aneh, mengingat lidah masyarakat memang sudah sepatutnya cinta cita rasa Indonesia juga, kan?...
Konon katanya, Ayam Crispy merupakan makanan asal Amerika. Betul memang pernyataan itu. Fakta mengatakan bahwa makanan gurih dan renyah ini memang berasal dari Negeri Paman Sam. Berpuluh-puluh tahun lamanya, jutaan pedagang nusantara mengandalkan ayam ini di dunia kulinernya. Bukannya menentang keras makanan non-nusantara, tapi bukankah sebaiknya kita bangga dengan cita rasa yang Indonesia miliki? Bermula pada tahun 2003, seorang pedagang asal Jogjakarta menyadari bahwa Indonesia dapat membuat Ayam Crispy dikenal di seluruh Indonesia. Beliau bernama Ruminah, pemilik Rumah Makan Bu Rum. Dengan menggeprek (mengulek) ayam crispy bersama cabai, bawang, dan rempah- rempah lain, Bu Rumina berhasil menusantarakan ayam asal Amerika ini. Tak disangka, rupanya makanan yang akhirnya dinamai “Ayam Geprek” ini banyak disambut hangat oleh masyarakat Indonesia. Tak aneh, mengingat lidah masyarakat memang sudah sepatutnya cinta cita rasa Indonesia juga, kan?...
Konon katanya, Ayam Crispy merupakan makanan asal Amerika. Betul memang pernyataan itu. Fakta mengatakan bahwa makanan gurih dan renyah ini memang berasal dari Negeri Paman Sam. Berpuluh-puluh tahun lamanya, jutaan pedagang nusantara mengandalkan ayam ini di dunia kulinernya. Bukannya menentang keras makanan non-nusantara, tapi bukankah sebaiknya kita bangga dengan cita rasa yang Indonesia miliki? Bermula pada tahun 2003, seorang pedagang asal Jogjakarta menyadari bahwa Indonesia dapat membuat Ayam Crispy dikenal di seluruh Indonesia. Beliau bernama Ruminah, pemilik Rumah Makan Bu Rum. Dengan menggeprek (mengulek) ayam crispy bersama cabai, bawang, dan rempah- rempah lain, Bu Rumina berhasil menusantarakan ayam asal Amerika ini. Tak disangka, rupanya makanan yang akhirnya dinamai “Ayam Geprek” ini banyak disambut hangat oleh masyarakat Indonesia. Tak aneh, mengingat lidah masyarakat memang sudah sepatutnya cinta cita rasa Indonesia juga, kan?...
Upacara Ruwatan merupakan sarana masyarakat Jawa untuk membersihkan hal-hal negatif dalam diri. Upacara ini tidak boleh dilakukan sembarangan orang, ada urutan aturan dan sarana yang wajib disiapkan. Orang yang harus diruwat adalah orang yang tergolong anak-anak Sukerta . Yang dimaksud Sukerta adalah mereka yang dipercaya sebagai makanan Bethara Kala atau membawa hal-hal negatif dalam dirinya. Mereka yang disebut Sukerta adalah yang dilahirkan: 1. Anak 1 laki-laki atau perempuan 2. Anak 2 Laki-laki semua, perempuan semua atau laki-laki dan perempuan 3. Anak 3 Laki-laki semua, perempuan semua, laki-laki di tengah atau perempuan di tengah 4. Anak 5 Laki-laki semua atau perempuan semua Yang boleh meruwat anak-anak Sukerta adalah seorang dalang, dalang yang sudah senior dan diakui mampu memenuhi syarat untuk meruwat. Berbagai macam sesaji juga harus disiapkan sebagai contoh macam-macam tumpeng, Pisang Sanggan, binatang berpasang...
Tradisi Cing-cing Goling yang digelar setiap tahun merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas berlimpahnya panenan dan air yang terus ada meski musim kemarau. Dalam kesempatan ini selain kenduri yang dilakukan ribuan warga dengan menyembelih ratusan ekor ayam, juga ditampilkan tarian khas Cing-cing Goling yang hanya dimainkan setahun sekali. Salah seorang panitia, Sugiyanto, mengatakan upacara ini sebagai wujud syukur atas melimpahnya hasil pertanian warga sekitar yang tidak lepas dari adanya bendungan yang dibangun ratusan tahun lalu. Para petani bisa menanam meski saat ini sedang musim kemarau. Bendungan sudah dimoderinisasi sekitar tahun 1974, saat ini bisa mengaliri sekitar 50 hektar lahan pertanian warga sekitar. Dari tradisi sejarah lisan masyarakat, dikatakan jika pelarian prajurit Majapahit, Wisangsanjaya dan Yudopati yang berhasil membuat bendungan sehingga bisa mengairi lahan pertanian menjadi sawah dan membuat warga setempat menjadi semakin sejahtera....