 
            Ondel-ondel adalah sebuah bentuk pertunjukan rakyat yang selalu hadir di pesta-pesta rakyat betawi. Ondel-ondel berperan sebagai leluruh yang selalu melindungi atau mengawasi para anak cucunya atau suatu desa tertentu. Ondel-ondel juga dipercayai oleh warga setempat sebagai penolak bala. Hanya saja, seiring perkembangan zaman, kini ondel-ondel hadir sebagai penambah semarak suasana atau sebagai penerima tamu-tamu kehormatan. Ondel-ondel juga sering kali dibuatkan barisan hingga membentuk barisan ondel-ondel. Wah! Seru ya!
 
                     
            Jawara dan Perjuangan Revolusi di Betawi Pada masa pemerintahan orde lama, nama Imam Syafei atau lebih dikenal dengan sebutan Bang Pi'i, mungkin tak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia, khususnya warga DKI Jakarta. Ya, pemimpin sebuah geng yang dikenal kerap melakukan tindakan kriminalitas itu pernah menduduki jabatan strategis di era pemerintahan Presiden Soekarno. Bang Pi'i merupakan pentolah paling berkuasa di wilayah Pasar Senen saat ituâ. Bang Pi'ie memiliki sebuah geng yang ditakuti di kawasan Senen, Jakarta Pusat, yakni Geng Kobra. Imam Syafei atau sering juga disebut dengan Sape'i atau Bang Pi'i, memiliki anak buah yang berasal dari Banten. Kelompok mereka disegani karena memiliki senjata api dari tangsi-tangsi Belanda yang berada di sekitar wilayah Senen dan Salemba. Pada 1959, atas permintaan komando militer Jakarta, Geng Kobra dibubarkan. Namun Syafei tetap dianggap menjadi tokoh penting karena mampu menggerakkan massa untuk berdemonstrasi...
 
                     
            Lenong merupakan salah satu bentuk teater peran di betawi yang mulai berkembang di akhir abad ke–19. Sebelumnya, masyarakat Betawi mengenal komedi stambul dan teater bangsawan. Komedi stambul dan teater ini dimainkan oleh bermacam suku bangsa dan menggunakan Bahasa melayu. Orang Betawi meniru pertunjukan itu. Hasil pertunjukan mereka kemudian disebut lenong. Musik pengiring lEnong adalah gambang kromomng, yang memperlihatkan pengaruh luar yang diembangkan ole masyarakat Cina Peranakan. Terutama dengan adanya instrument rebab beradawai dua yang terdiri dari tiga jenis : tehyan, kongahyan, dan sukong. Sebagaimana Gambang Kromong, lenong pun dimasa awal perumbuhannya berkembang karena dukungan masyarakat Cina Peranakan. Selain alat music gesek tersebut, lenong gambang kromong dilengkapi dengan alat musik yang diduga berasal dari Betawi, seperti gambang, kromong, kendang, gong, kempor, ningnong, dan kecrek. Dalam pertunjukkannya lenong menggunakan panggung berbentuk...
 
                     
            MODA TRANSPORTASI JAKARTA TEMPO DULU 1.TREM/TRAM Moda Transportasi ini mulai beroperasi sekitar tahun 1910an yang pada saat itu Jakarta (Batavia pada saat itu) dipimpin oleh Gubernur Jenderal JP Coen, konon kabarnya pada awal kemunculannya Trem dioperasikan oleh kuda namun akhirnya diganti dengan mesin oleh pemerintah Belanda karena menyisakan kotoran-kotoran kuda di sepanjang jalan. Lalu sekarang kenapa kereta Trem di Jakarta di hapus ? Sebenarnya sejak di bangun pada masa Belanda sampai masa kemerdekaan Indonesia kereta Trem sangat membantu masyarakat Jakarta, khususnya di pinggiran kota. Namun, karena perkembangan penduduk kota Jakarta semakin meningkat, pada tahun 1960-an, kereta trem di Jakarta diberhentikan oleh Presiden Soekarno yang menganggap trem yang telah beroperasi sejak akhir abad ke-19 sudah tidak cocok lagi untuk kota besar seperti Jakarta. Sukarno mengatakan lebih baik dibangun metro (kereta api bawah tanah) untuk Jakarta. Sebagai upaya akhir agar tidak se...
 
                     
            Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah , yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi. Sebuah kebudayaan dalam perkembangannya menyangkut masyarakat dan pelestariannya, dapat berubah seiring berjalannya waktu. Kebudayaan akan berkembang jika masyarakat memperlakukan kebudayaan seperti barang berharga yang harus dijaga. Namun, kebudayaan yang hanya tertera dalam catatan sejarah lama kelamaan akan pudar bahkan hilang. Dulunya, masyarakat sangat cinta dengan kesenian yang merupakan salah satu kebudayaan warisan dari nenek moyang bangsa Indonesia. Kesenian merupakan bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain mengekspresikan rasa keindahan, kesenian juga...
 
                     
            Hampir pasti masyarakat Betawi mengenal siapa Si Pitung itu. Si Pitung merupakan seorang pendekar yang hidup di zaman penjajahan Belanda. Ia dikenal sebagai pendekar yang baik hati dan pembela rakyat yang miskin terutama dari penindasan para kompeni dan tuan tanah serta pemilik toko yang bertindak sewenang-wenang. Si Pitung berasal dari Rawa Belong. Ia merupakan pemuda yang saleh. Saban hari ia belajar mengaji sekaligus belajar pencak silat pada haji Naipin. Si Pitung sangat prihatin terhadap gaya hidup yang bertolak belakang saat itu. kelompok pertama yang terdiri dari kompeni (penjajah Belanda), para tauke (orang kaya), dan tuan tanah hidup dalam kemewahan dan bergelimangan harta. Sementara kelompok lainnya, yakni rakyat jelata hidup dalam penderitaan dan kemiskinan serta kelaparan. Situasi yang tidak adil itu menggugah hati Si Pitung untuk melakukan sesuatu terhadap rakyat jelata. Ia da...
 
                     
            Si Pitung Si Pitung adalah sosok pemuda teladan dari Rawa Belong. Shalat lima waktu tidak pernah ia tinggalkan. Belajar mengaji kepada ulama setempat, Haji Naipin, tidak putus-putusnya dijalankan. Pemuda Betawi dahulu biasanya memang taat dalam agama dan pintar bersilat. Hal itu juga yang dilakukan Si Pitung. Selesai belajar mengaji, ia berlatih silat. Tidak terasa waktu berjalan, Si Pitung menjelma menjadi sosok yang lengkap dalam ilmu agama dan ilmu beladiri, yaitu pencak silat. Ia adalah gambaran pemuda Betawi pada waktu itu. Pada saat yang sama, penjajah Belanda sedang giat-giatnya mengeruk kekayaan alam Hindia Belanda (nama Indonesia sebelum merdeka) yang berpusat di Batavia. Tenaga rakyat diperas dalam kekejaman kerja paksa. Tak terhitung lagi korban yang jatuh. Sebagian lagi hidup dalam penderitaan dan kelaparan. Menyaksikan kenyataan itu, timbul rasa iba di hati Si Pitung. Keberpihakan pada rakyatnya sendiri yang mengubah takdir Si Pitung. Bersama Rais dan Ji'...
 
                     
            Seruling peninggalan Abah Ridwan, Ridwan (2018) Seruling peninggalan Abah. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Jakarta. ISBN 9786024375218 Text Seruling Peninggalan Abah-Ridwan-Final.pdf Download (4MB) Abstract Seruling peninggalan Abah bercerita tentang seorang anak bernama Dio. ia mempunyai seruling bambu yang merupakan peninggalan Abah yang paling berharga. Kemana pun ia pergi, seruling itu akan selalu menemaninya meskipun tak pernah lagi dimainkannya. Dio tidak memainkannya karena khawatir bayangan Abah muncul dan membuatnya bersedih kembali. Item Type: Book Subjects: Pendidikan > Siswa Pendidikan > Bahasa dan Kesusatraan > Bacaan siswa SMP Pendidikan > Bahasa...
 
                     
            Penerbitan buku "Unsur Sejarah Dalam Naskah Melayu" tulisan Dra. Yumsari Yusuf adalah usaha Museum Nasional mengetengahkan hasil kajian naskah-naskah Melayu dalam hubungannya dengan sejarah sebagian dari wilayah republik kita yang diharapkan akan bermanfaat bagi pengembangan penelitian selanjutnya. Pada dasarnya memang sulit untuk meneliti latar belakang suatu negara melalui sebuah karya sastra sejarah. Kita tidak mungkin mendapatkan fakta-fakta yang dapat dipercaya. Hampir sebagian besar isinya merupakan cerita mitologi dan dongeng setempat atau pemujaan secara berlebihan terhadap seorang tokoh atau sebuah negeri, sehingga banyak bercampur dengan cerita fantasi. Untuk dapat mengetahui nilai historis dari sebuah karya sastra sejarah, kita harus mengadakan penelitian terhadap catatan-catatan lokal dan membandingkannya dengan beberapa sumber asing. Sumber: http://repositori.kemdikbud.go.id/8283/
