Kepala kambing jarang diolah menjadi masakan. Kepala kambing jelas tidak bisa digunakan untuk sate karena teksturnya tidak memungkinkan untuk diolah, tak bisa juga dibuat gulai dan tongseng. Biasanya kepala kambing hanya diolah sebagai pelengkap tongseng kikil atau campuran balungan saja. Kepala kambing diolah menjadi bacem yang sangat lezat di tangan Pak Haji Sukirman. Di tangannya, bacem kepala kambing sejajar dengan sate, gulai, dan tongseng. Kepala kambing dipotong-potong terlebih dahulu, yang disajikan adalah bagian dari kepala kambing mulai dari otak, mata, telinga, hidung, dan lidah. Kemudian bagian-bagian tersebut digoreng dengan bumbu bacem yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, kemiri, ketumbar, salam, lengkuas, serai, gula Jawa, garam, dan asam Jawa. Bacem kepala kambing ini digoreng dulu sebelum dihidangkan jadi tetap selalu dalam keadaan hangat. Jika menyantap makanan ini selagi masih hangat, maka tidak akan terasa alot tapi kalau sudah dingin sepertiny...
Bakpia kudapan khas Yogyakarta asalnya dari negeri Tiongkok, Tou Luk Pia yang berarti kue pia kacang hijau. Tapi ada juga yang menyebutkan bahwa Bakpia berasal dari kata “Bak” dan “Pia”, Bak artinya daging babi dan Pia adalah kue yang terbuat dari tepung. Jadi secara harafiah, bakpia adalah kue tepung berisi daging babi. Di Yogyakarta mayoritas penduduknya Muslim yang mengharamkan daging babi, akhirnya daging yang semula melekat pada bakpia diganti kacang hijau yang menyehatkan dan harganya murah pada saat itu. Kwik Sun Kwok adalah yang berjasa dalam dunia bakpia. Berkat keuletannya, bakpia mulai dapat berakulturasi dengan budaya Jawa. Ia lah yang mencetuskan ide pertama kali untuk mengganti isi bakpia dari daging menjadi kacang hijau. Pada tahun 1948, ia mulai menjajakan bakpia buatannya ke kampung-kampung di Yogyakarta. Ia menjual bakpianya tidak dengan kardus seperti sekarang tapi hanya dengan besek tanpa label. Bakpia terbuat dari te...
Sate kuda berkhasiat menyembuhkan penyakit rematik, sesak nafas, maupun gatal-gatal. Juga meningkatkan stamina terutama bagi kaum pria. Daging kuda yang digunakan untuk sate kuda ini adalah bagian has dalam atau bagian tengah daerah punggung kuda. Sekilas daging kuda mirip daging kerbau. Namun soal rasa daging kuda hampir mirip dengan daging kambing tetapi serat daging kuda lebih kasar. Daging kuda baunya tidak prengus. Daging kuda kaya akan oksigen dan rendah kolesterol. Sifat kuda yang cenderung hiperaktif menjadikan dagingnya tidak terlalu banyak lemak. Daging kuda memang dikenal kaya akan serat sehingga teksturnya cenderung liat atau keras. Untuk mengatasinya, dalam pengolahannya daging kuda direbus terlebih dahulu selama kurang lebih satu jam dan direndam dengan bumbu sehingga aroma daging akan lebih lezat. Pak Kuntjoro adalah salah satu pemilik warung sate kuda di Jogja, konon katanya warung Pak Kuntjoro ini adalah perintis warung sate kuda di kawasan Jogja dan Jawa...
Gajih berasal dari bahasa Jawa yang artinya lemak. Lemak yang dipakai berasal dari daging sapi atau sandung lamur. Sate gajih biasa disebut koyor atau sate kere. Sate gajih identik dengan sekaten, makanan dari lemak daging sapi ini selalu hadir dalam acara tahunan menyambut maulid Nabi Muhammad SAW. Pagelaran sekaten menjadi momen yang sering dipakai penjual sate gajih menjajakan dagangannya. Dahulu, tidak hanya sekaten sebagai pelabuhan bagi pedagang sate gajih ini. Setiap ada wayang, ketoprak atau pasar malam tingkat desa dan kecamatan, pedagang sate gajih selalu hadir. Namun sayang pedagang semakin sedikit dengan sedikitnya wayang, ketoprak atau pasar malam yang diadakan. Pedagang lebih sering terlihat pada sekaten, hajatan besar yang sebenarnya hanya berlangsung setahun sekali. Sebelum dibakar, gajih terlebih dahulu diberi bumbu. Bumbu yang digunakan adalah bumbu dendeng yang terbuat dari bawang putih, ketumbar, merica, gula jawa, dan beberapa bumbu lainnya. Sate gajih...
Setengah abad yang lalu, wanita penjual jenang gempol menggendong kuali tanah liat yang penuh santan berisi bola-bola putih yang terbuat dari tepung beras. Di tangannya ada kuali yang lebih kecil berisi semacam bubur warna merah. Jenang gempol adalah bola-bola tepung beras dan kelapa, berkuah santan yang gurih, ditambahkan beberapa sendok bubur warna merah cokelat gula Jawa dengan aroma pandan yang harum. Kombinasi santan yang gurih dan bubur merah yang manis, sekaligus mengenyangkan. Jenang gempol cocok dimakan di pagi dan siang hari, sangat khas Yogya dan tidak dijumpai di daerah lain. Mencari jenang gempol di masa sekarang sulit, melihat pedagang jenang gempol lewat menjajakan dagangan pun adalah pemandangan langka, jika mau mencari harus ke pasar. Sebagian pasar tradisional masih menghadirkan simbok penjual jenang gempol namun dengan porsi dagangan yang se adanya. Kadang belum terlalu siang penjual sudah tidak terlihat. Ada jenang gempol legendaris yang ra...
Gangsir adalah serangga yang hidup di dalam tanah. Ditandai dengan adanya gundukan tanah. Serangga ini mirip jangkrik tetapi sedikit lebih besar dan berwarna kecokelatan. Biasa pula disebut anjing tanah atau orong-orong. Serangga ini kalau digoreng rasanya gurih bukan main karena kandungan proteinnya yang tinggi. Bagi penduduk di kawasan lereng Gunung Merapi, di wilayah Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali Jawa Tengah, gangsir dijadikan camilan yang asyik di saat musim penghujan. Cara mengolah gangsir tergolong mudah, sebelum dimasak bersihkan sayap dan kaki sang gangsir, kemudian dicuci bersih menggunakan air biasa, bilas dengan air panas, setelah itu rendam gangsir yang sudah dibersihkan dengan larutan air garam dan irisan bawang putih atau bisa juga menggunakan bumbu penyedap masakan, tunggu beberapa saat hingga bumbu meresap, setelah itu goreng gangsir dengan minyak yang panas agar hasilnya lebih renyah dan garing, bisa juga mencampurkan bumbu instan siap saji...
Disebut bir jawa/bir mataram karena warnanya seperti birnya orang Eropa. Bir Jawa merupakan ekstrak dari rempah-rempah asli Indonesia. Pada saat dibuat menggunakan 10 macam bahan yang terdiri atas rempah-rempah. Kesepuluh macam rempah yang diekstrak adalah kulit kayu secang, serai, cengkih, kayu manis, jahe, pala, merica, mesoyi, cabai Jawa, dan kapulaga. Ditambah gula pasir dan perasan air jeruk nipis. Bir Jawa ini berwarna merah karena ekstrak serutan kayu secang yang menjadi salah satu komponennya. Saat dihidangkan kemudian ditambahkan air jeruk nipis yang bersifat asam. Ketika diteteskan air jeruk nipis, warna merah dari ekstrak secang akan berubah menjadi cokelat seperti bir Eropa. Cengkihnya berkhasiat menghilangkan bau napas tak sedap, sedangkan air jeruk nipis dianggap dapat mengobati tekanan darah tinggi dan melangsingkan tubuh. Buih-buih di atas bir Jawa mampu bertahan selama 5 jam. Bir Jawa berkhasiat menghangatkan tubuh, melancarkan peredaran darah, menghilangk...
Rondo royal artinya janda yang berperilaku seperti orang kaya, hartanya tidak terbatas. Ini adalah nama makanan yang terbuat dari tape ketela yang dicampur tepung terigu kemudian dibentuk bulatan dan diisi dengan sirup gula pasir warna merah atau hancuran gula kelapa kemudian diselimuti dengan adonan tepung terigu dan digoreng. Rondo royal manis dan legit beraroma tape. Cocok sekali untuk teman minum teh sore hari. Rondo royal termasuk dalam kelompok aneka makanan gorengan yang dijual di pinggir jalan dan menjadi camilan masyarakat kelas bawah bersama balok, tempe kemul, pisang goreng, gembus goreng, beserta tahu susur dan bakwan sayur. Dari dulu hingga sekarang keberadaan rondo royal dalam khasanah makanan rakyat tidak berubah. Di Jawa Barat makanan sejenis ini hanya bentuknya berbeda tapi juga terdiri atas tape dan gula, namun proses finalnya dibakar, nama makanannya adalah colenak. Satu kilogram tape, 250 gram terigu, sebagian dicairkan dengan air untuk...
Makanan kecil ini berasal dari satu jari pisang kepok yang matang pohon kemudian dijapit dengan bambu sebesar tusuk sate yang dibelah di salah satu ujungnya, pisang tersebut dijepit pada bambu kemudian diselimuti dengan daun pandan, sehingga ujung yang menjepit pisang menjadi tertutup. Kemudian pisang dilumuri dengan areh yaitu santan yang dipanaskan hingga menjadi kental kemudian diberi bumbu sedikit garam dan daun pandan. Setelah dilumuri areh, pisang kemudian dibakar di atas api. Dipanggang berkali-kali, sekurang-kurangnya 5 kali setelah dilumuri areh. Pisang panggang yang dilumuri areh, prawan kenes, adalah makanan kesukaan Sri Sultan HB VII. Resep: Bahan 10 buah pisang raja 100 ml santan kental 4 lembar daun pandan 40 gram gula merah tusuk sate panjang dari bambu garam secukupnya Cara membuat Panas...