Sampai daerah divisi disetujui dalam Perundingan Giyanti, Kerajaan Mataram yang didirikan Panembahan Senopati pada tahun 1587, merupakan kekuatan yang dominan di Jawa Tengah. Kerajaan Mataram berpindah lokasi beberapa kali selama pemerintahan Senopati dan keturunannya, dan pada tahun 1745 berada di Surakarta (Solo). Sebagai kelanjutan dari pertikaian yang terjadi di antara Kraton Surakarta, Paku Buwono III dan paman tirinya, Pangeran Mangkubumi, pemerintah Belanda menengahi dengan menyetujui perjanjian yang isinya mengangkat Mangkubumi sebagai pemimpin kerajaan terpisah, tetapi memiliki kekuasaan yang sama, yang berpusat di Yogyakarta. Mangkubumi, yang memakai gelar Hamengku Buwono I, pada tahun 1756, membangun istana yang besar bernama Ngayogyakarta Hadiningrat. Kraton berada di lokasi yang sangat luas, yang karena luasnya dapat digambarkan sebagai kota tertutup. Selain ada bangunan di dalamnya, daerah ini dikelilingi oleh dinding yang kokoh seperti be...
Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu dari 34 provinsi di Indonesia, Yogyakarta menyandang status sebagai daerah istimewa berkenaan dengan sejarah berdirinya provinsi ini pada masa lampau. Menurut Babad Gianti, Yogyakarta atau Ngayogyakarta (bahasa Jawa) adalah nama yang diberikan Paku Buwono II (raja Mataram tahun 1719-1727) sebagai pengganti nama pesanggrahan Gartitawati. Yogyakarta berarti Yogya yang kerta, Yogya yang makmur , sedangkan Ngayogyakarta Hadiningrat berarti Yogya yang makmur dan yang paling utama. Sumber lain mengatakan, nama Yogyakarta diambil dari nama (ibu) kota Sanskrit Ayodhya dalam epos Ramayana. Dalam penggunaannya sehari-hari, Yogyakarta lazim diucapkan Jogja(karta) atau Ngayogyakarta (bahasa Jawa). Sebelum Indonesia merdeka, Yogyakarta sudah mempunyai tradisi pemerintahan karena Yogyakarta adalah Kasultanan, termasuk di dalamnya terdapat juga Kadipaten Pakualaman. Daerah yang memp...
Kadipaten Pakualaman adalah satu dari empat kerajaan Jawa yang masih ada sampai hari ini. Menariknya, Puro Pakualaman terbentuk melalui sejarah yang panjang. Dibentuk oleh Inggris untuk memecah keraton Yogyakarta, lama kelamaan keraton Yogyakarta tidak memandang hal tersebut sebagai politik memecah belah lagi dikarenakan komitmen yang mereka miliki untuk menyatukan dinasti Mataram. Pada tahun 1755, setelah kalah melawan VOC, kerajaan Mataram terbagi menjadi Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta. Pada masa itu, Kasunanan Surakarta terpecah dengan adanya Mangkunegara. Sementara, di Kesultanan Yogyakarta, Pangeran Notokusomo diangkat oleh Raffles sebagain pangeran merdiko, "pangeran yang merdeka di dalam Keraton Yogyakarta, dengan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Paku Alam I. Dari situ, Puro Pakualaman diberi wilayah kekuasaan di wilayah Kulon Progo. Selain itu, Kadipaten Pakualaman juga diberikan hak untuk membentuk tentara dan prajurit. Dari sana, Paku Ala...
Beksan Jebeng diciptakan oleh Kanjeng Gusti Paku Alam II. Kemudian tari ini dilestarikan mulai dari Paku Alam III sampai Paku Alam VIII. Tari beksan Jebeng pada awalnya berkembang di Pura Pakualaman. Prinsip yang ada dari tarian ini joged ki bebas, merdika, ning ora sah nggaya; artinya, tarian ini harus dilakukan dengan jiwa yang merdeka. Gerak-gerik tarian dapat dikreasikan oleh penari, yang menghasilkan indah tidaknya suatu tarian atau pas (tepat) atau tidaknya tarian, akan dikembalikan kepada paugeran. Bersumber dari Sri Paku Alam III (1855-1864), beksan Jebeng menggambarkan peperangan antara Raden Arjuna melawan Adipati Karno dengan senjata keris dan jebeng (sejenis perisai). Beksan Jebeng adalah salah satu bentuk tarian puta alus – yang dibawakan dengan karakter gagah, tetapi ditampilkan dalam tarian yang halus. Beksan Jebeng menggunakan alat/properti jebeng seperti tameng, tetapi bukan tameng. Jebeng diartikan seperti perisai dari kulit berbentuk setengah lingkaran,...
Beksan (tari) Golek Menak adalah sebuah genre drama tari ciptaan Sri Sultan Hamengku Buwono IX (1940-1988). Gagasan penciptaan tari ini dicetuskan Sultan setelah menyaksikan pertunjukan Wayang Golek Menak yang dipentaskan oleh seorang dalang dari Kedu pada tahun 1941. Apabila dramatari Wayang Wong menceritakan kisah Ramayana dan Mahabharata, dramatari Golek Menak menceritakan kisah-kisah yang diambil dari Serat Menak . Serat Menak bersumber dari Hikayat Amir Hamzah yang dibawa oleh pedagang Melayu dan disebarluaskan di wilayah Nusantara. Nama-nama tokoh yang berasal dari belahan dunia lain tersebut kemudian di adaptasi ke dalam bahasa Jawa, seperti nama Amir Hamzah berubah menjadi Amir Ambyah. Secara garis besar Serat Menak memuat kisah munculnya agama Islam melalui tokoh Amir Ambyah atau Wong Agung Jayengrana, seorang putra Adipati asal Mekkah. Mewujudkan Gerakan Wayang Golek Kayu ke Dalam Gerak Tari Untuk mewujudkan gagasannya, Sri Sultan Hamengku Buwono I...
Pada tahun 1970-an, keberadaan tari kethek ogleng ada di setiap kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, ditandai dengan adanya sanggarsanggar kesenian kethek ogleng. Menurut sejarah, pertunjukkan kethek ogling diperkirakan sudah ada di Gunung Kidul sebelum zaman kemerdekaan, kethek ogleng yang berkembang di daerah Semanu telah ada sejak tahun 1935. Kemudian dari Semanu, seni kethek ogleng berkembang di daerah Tepus, Semin, Wiladeg, dan beberapa wilayah di Gunung Kidul. Kethek ogleng mengalami masa surut pada masa orde baru, ketika berbagai alternatif pertunjukkan mulai beragam; dan makin mengalami masa surut pada sekitar tahun 2000-an. Upaya dibangunnya sanggar dan grup tari menjadi solusi untuk mengembangkan kembali seni kethek ogleng ini. Kethek ogleng berasal dari kata ”Kethek”, yang berarti tokoh yang sakti dan suka berlagak. Secara keseluruhan, dalam bahasa Jawa memiliki istilah yang tepat untuk menggambarkan ”Kethek ogleng”, yaitu gumleleng atau be...
Golek Pucong Kethoprak merupakan tarian yang diciptakan oleh KGPAA. Mangkubumi, putra Hamengkubuwono VI atau adik Hamengkubuwono VII; dan gendingnya diciptakan oleh KRT. Wiraguna (Putra Mangkubumi). Istilah ”Golek pucong kethoprak” terdiri dari beberapa kata yaitu: ”Golek” berarti jenis tarian tradisional Jawa (beksan) putri; ”Pucong”, nama gending utama untuk mengiringinya; dan ”Kethoprak”, adalah aksen rasa gerak tari yang biasa dibawakan pemain seni kethoprak tradisi. Menurut RM. Dino Satomo (2010), golek pucong kethoprak hadir sebagai penanda relasi antara seni kerakyatan dan seni istana. Para penarinya harus seorang sinden, sehingga berkaitan dengan dua hal yaitu: Asumsi bahwa para sinden telah memiliki penguasaan daya rasa gending lebih daripada penari yang bukan pesinden atau pengrawit, sehingga rasa gending segera didapatkan dari tariannya; Adanya motivasi memperkaya sumber penari dari kalangan pelaku seni kar...
Ulasan Singkat Museum Monumen Pangeran Diponegoro Sasana Wiratama Yogyakarta Museum ini dibangun untuk memperingati kepahlawanan Pangeran Diponegoro atas jasanya melawan penjajahan Belanda di tanah Jawa memiliki koleksi sejumlah 195 buah termasuk beberapa peninggalan artefak yang berada di luar gedung seperti tempat wudhu, comboran (tempat minum kuda), yoni dan dinding berlubang (tembok jebol) yang merupakan jalan meloloskan diri Pangeran Diponegoro dari kepungan Belanda. Sebagian besar Koleksi berupa peralatan perang di masa pra kemerdekaan seperti keris, tombak, pedang, cincin, subang, timang, bedhil, tameng, bandhil, perlengkapan kuda dan panah. Monumen ini merupakan bukti kegigihan Pangeran Diponegoro, seorang putra Sultan Hamengku Buwana III yang pada tahun 1825 - 1830 melakukan perlawanan terhadap kolonialisme Belanda. Dinding yang jebol merupakan artefak yang dapat Anda lihat di sana. Dinding ini dijebol oleh sang pangeran deng...
Tentang Museum Dharma Wiratama Yogyakarta Museum Dharma Wiratama terletak di Jl. Jend. Sudirman No. 75 Yogyakarta . Museum ini milik TNI Angkatan Darat yang lebih merekam kisah perjuangan pada masa sesudah Indonesia merdeka. Pada tahun 1950-1980, gedung museum ini digunakan sebagai markas komando resirem (makorem). Pada tahun 1980, fungsi gedung diubah menjadi museum Dharma Wiratama hingga sekarang. Museum ini lebih banyak menyimpan dan mempertontonkan alat-alat perang besar pada zaman dulu, selain itu juga tersimpan foto-foto pejabat angkatan darat RI. Semua koleksi di museum ini terutama yang kecil, disimpan dalam almari besar yang diberi kaca, dan beralaskan karpet berwana merah. Apabila Anda ingin mengetahui kehebatan TNI Angkatan Darat, Anda bisa berkunjung ke museum ini. Museum ini menyimpan berbagai jenis senjata dari Tank Stuart MK I dan II buatan Amerika hingga samurai, golok, pistol, senapan, dan beragam senjata lainnya. Disajikan pula tiruan dapur u...