Seni Pertunjukan
Seni Pertunjukan
Seni Pertunjukan Daerah Istimewa Yogyakarta Kabupaten Bantul; Kabupaten Gunung Kidul; Kabupaten Kulon Progo;
Kethek Ogleng Gunug Kidul
- 28 Desember 2018

Pada tahun 1970-an, keberadaan tari kethek ogleng ada di setiap kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, ditandai dengan adanya sanggarsanggar kesenian kethek ogleng. Menurut sejarah, pertunjukkan kethek ogling diperkirakan sudah ada di Gunung Kidul sebelum zaman kemerdekaan, kethek ogleng yang berkembang di daerah Semanu telah ada sejak tahun 1935. Kemudian dari Semanu, seni kethek ogleng berkembang di daerah Tepus, Semin, Wiladeg, dan beberapa wilayah di Gunung Kidul. Kethek ogleng mengalami masa surut pada masa orde baru, ketika berbagai alternatif pertunjukkan mulai beragam; dan makin mengalami masa surut pada sekitar tahun 2000-an. Upaya dibangunnya sanggar dan grup tari menjadi solusi untuk mengembangkan kembali seni kethek ogleng ini.

Kethek ogleng berasal dari kata ”Kethek”, yang berarti tokoh yang sakti dan suka berlagak. Secara keseluruhan, dalam bahasa Jawa memiliki istilah yang tepat untuk menggambarkan ”Kethek ogleng”, yaitu gumleleng atau berlagak. Karakter Kethek yang suka berlagak, tercermin dalam setiap sikap dan tindakannya yang diwujudkan dalam dialog dan gerak tari. Sosok kera memang memiliki kedudukan yang istimewa dalam seni pertunjukkan di Indonesia. Dalam wiracarita Ramayana dapat dijumpai satria yang juga berwujud kera, yaitu Anoman; namun sosok Kethek ogleng lebih bersifat antagonis.

Pertunjukkan diawali dengan seorang dalang yang melantunkan suluk,membuka kisah dengan menceritakan sosok Kethek ogleng. Pada awal pertunjukkan ini juga disajikan keterampilan Kethek ogleng dalam menari, kemudian disusul dengan penuturan Kethek ogleng tentang seorang gadis desa berparas cantik, yang bernama Endang Roro Tompe. Selanjutnya pertunjukkan mengikuti alur cerita dengan menampilkan dialog, tari, tetembangan dan diiringi gamelan.

Kethek Ogleng merupakan bagian dari ekspresi atas kisah-kisah siklus Panji, sebagai bentuk perlawanan terhadap dominasi kisah Mahabarata dan Ramayana pada waktu itu. Tokoh Kethek ogleng berasal dari cerita Panji yang mengisahkan tokoh Panji Asmorobangun yang berkelana mencari kekasihnya yaitu Dewi Sekartaji dari Kerajaan Jenggala, yang hilang secara tiba-tiba. Dalam proses pencariannya Panji melakukan penyamaran agar identitasnya tidak diketahui, begitupun dengan Dewi Sekartaji. Pengembaraan pencarian kekasih melalui penyamaran hadir dalam pertunjukkan Kethek ogleng.

Pertunjukkan ini digelar di tempat-tempat terbuka seperti lapangan, halaman, kebun terbuka yang luas dan panggung terbuka. Dalam perkembangannya, kethek ogleng juga digelar di pendopo dan gedung-gedung pertemuan. Kethek ogleng yang menceritakan proses pengembaraan ini mampu menampilkan keselarasan antara seni gerak tari, seni suara dan seni musik. Perpaduan ini menghasilkan sebuah kerjasama dan keseimbangan. Nilai-nilai tersebut berkembang di dalam masyarakat untuk menghasilkan kreasi-kreasi budaya dan urusan hubungan kemasyarakatan lainnya. Pesan dari pertunjukkan

Kethek ogleng yakni adanya sikap kesabaran dan keteguhan di dalam mencari seorang kekasih; juga mendasari bagaimana pertunjukkan ini dapat diilhami di dalam kehidupan sehari-hari. Alur cerita yang ringan, hangat serta atraktif menimbulkan kegembiraan dan semangat di dalam menapaki setiap langkah di dalam pengembaraan cinta seseorang.

Sumber : Buku Pentapan WBTB 2018

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak, Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman)...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Prajurit pemanah kasultanan kasepuhan cirebon di festival keraton nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU