Tari Galangi adalah tarian tradisional yang berasal dari Kepulauan Buton Raya Provinsi Sulawesi Tenggara. Tari Galangi merupakan Tari Perang dalam Kerajaan/ Kesultanan Buton.Tari Galangi adalah ungkapan dan spontanitas gerakan dalam bentuk tari yang mewujudkan bagaimana penggunaan gala dalam menghadapi musuh. Di waktu damai tari ini merupakan kelengkapan kebesaran, keagungan serta kemulian Sultan. Tari ini dimainkan untuk mengiringi Sultan pada saat keluar istana dalam suatu tugas atau menyambut dan mengantar tamu Kesultanan. Tarian Galangi ini terdiri dari sebelas kelompok, tiap kelompok terdiri dari tujuh orang. Pada zaman dahulu kelompok tersebut bertugas untuk mempertahankan Kerajaan/ Kesultanan bila ada serangan dari luar. Bila dalam keadaan aman, masing-masing kelompok mempunyai tugas yang berbeda-beda. Busana yang dipergunakan oleh para penari Galangi adalah Pakaian Sala Kaitela (Celana Puntung). adapun perlengkapan yang me...
Tari Mangaru adalah tari tradisional yang berasal dari Desa Konde Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara. Tari Mangaru menggambarkan keberanian laki-laki pada zaman dahulu dalam medan peperangan, yaitu bercerita tentang dua orang laki-laki yang sedang dalam medan peperangan. Para penari memperagakan gerakan-gerakan yang memperlihatkan bagaimana kedua laki-laki yang saling beradu kekuatan dengan menggunakan sebilah keris yang dipegang. Tari Mangaru diiringi oleh alat musik tradisional Sulawesi Tenggara yaitu kansi-kansi, Mbololo (gong) dan dua buah gendang yang terbuat dari kulit binatang. Musik yang mengiringi tarian ini bertempo cepat sesuai dengan semangat para penarinya. Alat musik tradisional ini dimainkan empat orang yang memang mahir dalam memainkannya. Irama musik pengiring tari ini berbeda dengan musik pengiring tari yang lain walaupaun alat yang digunakan sama. Tari Mangaru biasanya dipertunjukan dalam berbagai upacara dan acara-...
Tari Lumense berasal dari Kecamatan Kabaena atau Tokotu'a Kabupaten Bombana Sulawesi Tenggara. Kata Lumense sendiri memiliki arti Terbang Tinggi yaitu berasal dari bahasa daerah yaitu kata Lume (terbang) dan Mense (Tinggi). Pada zaman dahulu tari lumense dilakukan dalam ritual pe-olia, yaitu ritual penyembahan kepada roh halus yang disebut kowonuano (penguasa/pemilik negeri) dengan menyajikan aneka jenis makanan. Ritual ini dilakukan agar kowonuano berkenan mengusir segala macam bencana. Penutup dari ritual tersebut adalah penebasan pohon pisang. Tarian ini juga sering ditampilkan pada masa kekuasaan Kesultanan Buton. Seiring dengan perkembangan, fungsi tari Lumense pun mulai bergeser. Ada pendapat yang mengatakan bahwa tari Lumense bercerita tentang kondisi sosial masyarakat Kabaena saat ini. Corak produksi masyarakat Kabaena adalah bercocok tanam atau bertani, masyarakat masih melakukan pola tradisional yaitu membuka hutan untuk dijadikan lahan pe...
Alkisah, seekor burung elang raksasa/konga'a tiba-tiba datang ke wonua Sorume (sekarang bernama Kolaka, Sulawesi Tenggara). Si Burung membuat kacau seisi negeri. Setiap hari kongga'a tersebut mencuri hewan ternak untuk dimangsa. Para penduduk merasa kuatir, jika hal ini dibiarkan lambat-laun hewan ternak mereka akan habis bahkan mungkin kongga'a tersebut suatu saat akan memangsa manusia. Larumbalangi adalah seorang pandai sakti mandraguna. Ia tinggal di negeri Sorumba (sekarang Belandete). Larumbalangi memiliki sebilah keris dan selembar sarung pusaka yang dapat digunakan untuk terbang. Penduduk Sorume mengirim utusan ke negeri Sorumba, meminta kesediaan Larumbalangi membantu mengusir kongga’a pengacau negeri mereka. Tidak lama kemudian para utusan negeri Sorume tiba di negeri Sorumba menemui Larumbalangi. Para utusan menceritakan peristiwa yang menimpa negeri mereka pada Larumbalangi. Mereka meminta kesediaannya untuk membantu. Larumbalangi kem...
Karasi adalah cemilan khas masyarakat Wakatobi dan Buton. Makanan ini berbahan dasar tepung beras yang dibikin adonan dan dicetak lalu digoreng. Karasi merupakan tradisi leluhur Buton yang masih terpelihara sampai kini. Kesederhanaan dalam pembuatan karasi mencerminkan kesederhanaan hidup Suku Buton, khususnya Tomia. Orang Tomia sejak dulu hingga kini selalu hidup dalam kesederhanaan. Sederhana karena keadaan dan didikan orang tua mereka. Bagi masyarakat Tomia, karasi biasanya disajikan dalam acara pernikahan, sunatan, lebaran, dan pada saat kematian. Bahkan masyarakat Tomia tempo dulu biasanya membuat karasi untuk selamatan atau syukuran menempati rumah baru juga untuk melepas sang kekasih atau tunangan ke perantauan. Untuk melepas keberangkatan kekasihnya, si wanita akan menyiapkan sajian berupa karasi, ketupat, lapa-lapa (makanan khas Wakatobi) dan ayam masak. Selain itu si lelaki diberinya dua buah sarung. Sekarang adat ini telah hilang, entah kenapa. Selain itu karasi j...
Kabuto merupakan salah satu makanan khas Masyarakat Muna, Sulawesi Tenggara. Sekilas, makanan Kabuto ini mirip dengan makanan Gathot Gunung kidul, Yogyakarta. Kedua makanan ini memiliki sedikit kesamaan. Letak kesamaanya adalah sama-sama berbahan dasar ketela pohon (singkong) atau ubi kayu yang telah kering dan kemudian baru dimasak. Perbedaannya hanya dari bahan pelengkapnya. Bahan pelengkap Gathot adalah sedikit parutan kelapa dan garam untuk memberikan rasa asin atau bila menginginkan sedikit rasa manis bisa memberikan campuran gula merah. Namun, Kabuto sedikit berbeda yaitu selain memberikan campuran parutan kelapa juga memberikan tambahan campuran ikan asin goreng. Kabuto sudah menjadi makanan pokok pengganti nasi masyarakat Muna sejak zaman dahulu, terutama yang di sekitar pesisir pantai. Jika masa paceklik tiba, makanan kabuto sangat di butuhkan dan banyak di konsumsi oleh masyarakat di sana untuk penguat tubuh. Di sekitar pesisir Muna sulit untuk menanam padi sehingga mereka...
Karasi adalah camilan Khas Wakatobi yang bahan dasarnya dari tepung beras lalu cetakan adonannya digoreng. Pembuatan makanan ini cukup unik karena cetakan yang digunakan ketika membuat karasi terbuat dari batok kelapa yang telah dibentuk dan diberikan lubang-lubang kecil. Masyarakat Wakatobi khususnya ibu-ibu sangat pandai dan lihai dalam membuat makanan khas yang satu ini. Bisa dibeli di: Khayla Olshop, Kendari, Sulawesi Tenggara https://khayla_olshop.indonetwork.co.id/ Sumber: http://makanankhaswakatobi.blogspot.co.id/2017/05/kue-karasi-wakatobi.html https://brilicious.brilio.net/unik/ini-dia-makanan-khas-wakatobi-sajian-para-raja-170403p.html
Karasi adalah salah satu jenis makanan khas Wakatobi yang tidak kalah enaknya. Makanan yang satu ini memiliki bahan utama yaitu tepung beras, biasanya masyarakat membuatnya sebagai cemilan dan biasa juga disajikan dalam berbagai acara adat. Pembuatan makanan yang satu ini juga cukup unik karena cetakan yang digunakan ketika membuat karasi terbuat dari batok kelapa yang telah di bentuk dan diberikan lubang-lubang kecil. Para masyarakat Wakatobi khususnya ibu-ibu sangat pandai dan lihai dalam membuat makanan khas yang satu ini. Untuk kalian ketahui, bahwa makanan khas yang ada di Wakatobi selain rasanya yang nikmat, bahan yang digunakan pun cukup simple dan teknik pembuatannya unik , jadi Wakatobi sangat direkomendasikan banget deh buat kamu yang ingin merasakan aneka makanan khas Nusantara. Bisa dibeli di: Khayla Olshop, Kendari, Sulawesi Tenggara https://khayla_olshop.indonetwork.co.id/ Sumber : http://syifaadistiani94...
Ini adalah upacara adat yang setiap tahun dilakukan oleh masyarakat Lowu-Lowu, dalam rangka pembukaan tahun sebagai ungkapan rasa syukur sekaligus memohon berkah dari yang maha kuasa pada tahun itu dan berdo’a agar tahun-tahun berikutnya bisa lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Sumber: https://muhammadsyukran080.blogspot.co.id/2015/05/bongkaana-tao.html