×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Camilan

Elemen Budaya

Makanan Minuman

Provinsi

Sulawesi Tenggara

Asal Daerah

Buton dan Wakatobi

Karasi

Tanggal 03 Mar 2017 oleh Dhika .

Karasi adalah cemilan khas masyarakat Wakatobi dan Buton. Makanan ini berbahan dasar tepung beras yang dibikin adonan dan dicetak lalu digoreng. Karasi merupakan tradisi leluhur Buton yang masih terpelihara sampai kini. Kesederhanaan dalam pembuatan karasi mencerminkan kesederhanaan hidup Suku Buton, khususnya Tomia.

Orang Tomia sejak dulu hingga kini selalu hidup dalam kesederhanaan. Sederhana karena keadaan dan didikan orang tua mereka. Bagi masyarakat Tomia, karasi biasanya disajikan dalam acara pernikahan, sunatan, lebaran, dan pada saat kematian. Bahkan masyarakat Tomia tempo dulu biasanya membuat karasi untuk selamatan atau syukuran menempati rumah baru juga untuk melepas sang kekasih atau tunangan ke perantauan. Untuk melepas keberangkatan kekasihnya, si wanita akan menyiapkan sajian berupa karasi, ketupat, lapa-lapa (makanan khas Wakatobi) dan ayam masak.

Selain itu si lelaki diberinya dua buah sarung. Sekarang adat ini telah hilang, entah kenapa. Selain itu karasi juga dijadikan sebagai oleh-oleh(cendramata) bagi wisatawan, sanak keluarga, atau kawan yang ada di perantauan. Pada zaman nenek moyang orang Tomia dulu, Karasi dibuat dari jagung, dan gula merah cair (gola bone lonsa ). Konon dulu belum ada tepung beras dan belum ada gula pasir. Kemudian seiring berjalannya waktu, jagung pun diganti dengan beras yang ditumbuk halus dengan sedikit kore (endapan air ubi kayu parut). Dulu tepung beras kemasan belum ada. Kini agar lebih praktis, karasi dibuat dengan memakai tepung beras kemasan dicampur sedikit terigu. Dan gula yang dipakai pun adalah gula pasir.

Masyarakat Tomia sendiri mengenal kurang lebih tiga belas model karasi. Sepuluh diantaranya muncul sejak zaman jahiliyah, dan tiga diantaranya muncul di sekitaran tahun 2000-an.

Berikut macam-macamnya:

1. Epu-epu: bentuknya seperti lingkaran yang dibagi dua sama besar.

2. Sisi komba: karasi ini berbentuk layaknya bulan sabit.

3. Korolipa:bentuknya persegi panjang.

4. Koro bata: modelnya seperti korolipa hanya sedikit dilipat secara horizontal.

5. Dai tangkora:Model ini sama dengan jajaran genjang.

6. Fengke: disebut fengke(paha) karena modelnya seperti paha manusia. Oleh orang Tomia karasi model ini biasa juga disebut poto lenso dan koro kampuru.

7. Lulubala: Bentuknya seperti gulungan kue dadar.

8. Kapa'a pa'a:Seperti bintang laut.

9. Poporoki/tolu jikku/tolu pigu: bentuknya segitiga sama kaki.

10. Koro tihe/tangaba: modelnya persis seperti bulu babi di laut.

11. Koro sampalu: modelnya layaknya buah asam jawa.

12. Tangaba: modelnya seperti mangkuk terbalik.

13. Kulu-kulu: modelnya menyerupai bubu, perangkap ikan yang dianyam dari bambu. Karasi model koro bata, kapa'a pa'a dan koro sampalu adalah karasi yang muncul pada abad modern(sekitar tahun 2000-an). Sedangkan sepuluh model lainnya muncul sejak zaman nenek moyang dulu kala(diperkirakan sejak zaman jahiliyah). Sepuluh model tersebut umumnya merupakan gambaran sumberdaya alam dan tradisi Tomia.

 

Membuat Karasi cukup sederhana. Bahannya sedikit, alat kerja yang digunakan juga sedikit dan waktunya cepat.

Bahan-bahan:

  1. Cukup menyediakan
  2. satu bungkus tepung beras,
  3. setengah liter gula pasir,
  4. sedikit terigu,
  5. air,
  6. frambozen(pengharum adonan) secukupnya dan
  7. satu liter minyak goreng.
  8. Ukuran banyak sedikitnya bahan tergantung keinginan masing-masing.

 

Cara Membuat:

  1. Tepung beras, terigu, gula, frambozen dan air dicampur menjadi satu ke dalam wadah.
  2. Bahan dikucek sampai menghasilkan adonan yang kental.
  3. Kemudian panaskan minyak goreng di dalam wajan.
  4. Isi adonan ke dalam cetakan khusus yang terbuat dari tempurung kelapa yang dilobangi (lobangnya sekitar 31 tergantung dari besar kecilnya tempurung, tiap lobang ukurannya kira-kira sebesar biji lada/merica).
  5. Posisi cetakan berisi adonan tadi berada tepat di atas minyak goreng yang sudah panas.
  6. Lalu adonan itu akan jatuh ke dalam minyak goreng melalui lobang tempurug.
  7. Bentuk adonan saat jatuh panjang seperti mie.
  8. Kemudian saat setengah matang adonan harus segera dibentuk sesuai keinginan .
  9. Jika adonan dibentuk pada saat sudah matang dan garing, Karasi akan menjadi hancur(patah-patah). Jadi membuat karasi tangan bergerak cepat dan cekatan.

 

Demikian info tentang Karasi dan cara pembuatannya.

Semoga bisa menjadi info yang bermanfaat!

Bisa dibeli di:

NosuKhayla Olshop
Kendari, Sulawesi Tenggara
https://khayla_olshop.indonetwork.co.id/
 

( http://galampato.blogspot.com/2014/04/karasi-si-manis-yang-masih-eksis.html?m=1)

DISKUSI


TERBARU


Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

Refleksi Realit...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Refleksi Keraton Yogyakarta Melalui Perspektif Sosiologis

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adanya manusia menjadi penyebab munculnya kebudayaan. Kebudayaan sangat penting dalam k...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...