Karasi adalah cemilan khas masyarakat Wakatobi dan Buton. Makanan ini berbahan dasar tepung beras yang dibikin adonan dan dicetak lalu digoreng. Karasi merupakan tradisi leluhur Buton yang masih terpelihara sampai kini. Kesederhanaan dalam pembuatan karasi mencerminkan kesederhanaan hidup Suku Buton, khususnya Tomia.
Orang Tomia sejak dulu hingga kini selalu hidup dalam kesederhanaan. Sederhana karena keadaan dan didikan orang tua mereka. Bagi masyarakat Tomia, karasi biasanya disajikan dalam acara pernikahan, sunatan, lebaran, dan pada saat kematian. Bahkan masyarakat Tomia tempo dulu biasanya membuat karasi untuk selamatan atau syukuran menempati rumah baru juga untuk melepas sang kekasih atau tunangan ke perantauan. Untuk melepas keberangkatan kekasihnya, si wanita akan menyiapkan sajian berupa karasi, ketupat, lapa-lapa (makanan khas Wakatobi) dan ayam masak.
Selain itu si lelaki diberinya dua buah sarung. Sekarang adat ini telah hilang, entah kenapa. Selain itu karasi juga dijadikan sebagai oleh-oleh(cendramata) bagi wisatawan, sanak keluarga, atau kawan yang ada di perantauan. Pada zaman nenek moyang orang Tomia dulu, Karasi dibuat dari jagung, dan gula merah cair (gola bone lonsa ). Konon dulu belum ada tepung beras dan belum ada gula pasir. Kemudian seiring berjalannya waktu, jagung pun diganti dengan beras yang ditumbuk halus dengan sedikit kore (endapan air ubi kayu parut). Dulu tepung beras kemasan belum ada. Kini agar lebih praktis, karasi dibuat dengan memakai tepung beras kemasan dicampur sedikit terigu. Dan gula yang dipakai pun adalah gula pasir.
Masyarakat Tomia sendiri mengenal kurang lebih tiga belas model karasi. Sepuluh diantaranya muncul sejak zaman jahiliyah, dan tiga diantaranya muncul di sekitaran tahun 2000-an.
Berikut macam-macamnya:
1. Epu-epu: bentuknya seperti lingkaran yang dibagi dua sama besar.
2. Sisi komba: karasi ini berbentuk layaknya bulan sabit.
3. Korolipa:bentuknya persegi panjang.
4. Koro bata: modelnya seperti korolipa hanya sedikit dilipat secara horizontal.
5. Dai tangkora:Model ini sama dengan jajaran genjang.
6. Fengke: disebut fengke(paha) karena modelnya seperti paha manusia. Oleh orang Tomia karasi model ini biasa juga disebut poto lenso dan koro kampuru.
7. Lulubala: Bentuknya seperti gulungan kue dadar.
8. Kapa'a pa'a:Seperti bintang laut.
9. Poporoki/tolu jikku/tolu pigu: bentuknya segitiga sama kaki.
10. Koro tihe/tangaba: modelnya persis seperti bulu babi di laut.
11. Koro sampalu: modelnya layaknya buah asam jawa.
12. Tangaba: modelnya seperti mangkuk terbalik.
13. Kulu-kulu: modelnya menyerupai bubu, perangkap ikan yang dianyam dari bambu. Karasi model koro bata, kapa'a pa'a dan koro sampalu adalah karasi yang muncul pada abad modern(sekitar tahun 2000-an). Sedangkan sepuluh model lainnya muncul sejak zaman nenek moyang dulu kala(diperkirakan sejak zaman jahiliyah). Sepuluh model tersebut umumnya merupakan gambaran sumberdaya alam dan tradisi Tomia.
Membuat Karasi cukup sederhana. Bahannya sedikit, alat kerja yang digunakan juga sedikit dan waktunya cepat.
Bahan-bahan:
Cara Membuat:
Demikian info tentang Karasi dan cara pembuatannya.
Semoga bisa menjadi info yang bermanfaat!
Bisa dibeli di:
( http://galampato.blogspot.com/2014/04/karasi-si-manis-yang-masih-eksis.html?m=1)
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...