Semarak #pesonalebaran tidak saja terlihat di sejumlah objek wisata, ada yang menarik berlangsung di Gampong Sibreh Keumudee, Aceh Besar, pada Selasa (27/6/2017). Tradisi reusam atau ziarah ke kuburan yang diisi dengan gotong royong bersama ini, menurut Keuchik Gampong Sibreh Keumudee Yasser sudah berlangsung sejak lama sekitar tahun 1920-an dan kini masih terus dilestarikan setiap tahunnya pada hari raya ketiga. “Reusam ini sudah jadi kebiasaan masyarakat Sibreh Keumudee untuk ziarah kubur, serta membawa bu (nasi) kulah yang dibagi bagi anak-anak yatim sebagai bentuk khanduri bersama,” sebut Yasser. Adanya tradisi dan budaya tersebut, menurut Yasser mampu memberikan pesan bagi anak-anak untuk mengingat menziarahi kubur orang tuanya kelak. Selain itu, kegiatan ini juga diisi dengan tausyiah dari Tengku dan juga menjadi momen silaturrahmi masyarakat disini yang baru pulang kampung serta mengisi dengan gotong royong bersama membersihkan kubur yang yang ada di k...
Kreativitas tidak akan pernah berhenti. Meski usia TA Malik Budiman tidak bisa dibilang muda, ia tetap berusaha melahirkan karya-karya baru di bidang seni. Salah satu karyanya adalah Tari Ratoh Bruek atau Tari Batok Kelapa. Tarian ini berkembang di Kabupaten Bireuen dan ikut dipentaskan dalam Festival Seni Budaya Tradisi Bireuen yang diselenggarakan Dewan Kesenian Bireuen awal November 2018. Adalah TA Malik Budiman, lahir 1 Maret 1943, menemukan ide penciptaan tari tersebut berdasarkan tradisi persiapan pesta perkawinan. Tari Ratoh Bruek atau Tari Batok Kelapa. (SERAMBINEWS.COM/FIKAR W EDA) "Menjelang pesta kawin, para perempuan Bireuen menyiapkan segala sesuatunya dengan bergotong royong, seperti memarut kelapa, menyiapkan bumbu masakan dan sebagainya. "Aktivitas itulah yang saya angkat dalam bentuk tarian," kata TA Malil Budiman dalam percakapan dengan Serambinews.com, di Bireuen beberapa waktu lalu. Disebut...
Pisau tajam di tangan Zulkifli (43), pemuda Gampong Lampoh Daya, Jaya Baru Kota Banda Aceh, terus mengiris buah pepaya mengkal sampai halus. Zulkifli menatap beberapa pemuda lainnya yang sedang mengupas aneka buah-buahan. "Meurujak uroe raya` selalu digelar pada setiap hari kedua Lebaran Idul Fitri di kampung Lampoh Daya yang hingga kini masih mempertahankan tradisi turun temurun para nenek moyang itu. Konon khabarnya, meurujak Uroe raya itu digelar sejak masa kerajaan Sultan Iskandar Muda. Ketika itu meunasah memang telah menjadi tempat berkumpulnya rakyat di setiap gampong dengan beragam agenda kegiatan, termasuk pada hari raya. Karena ramainya orang berkumpul pada hari raya, maka lahirlah inisiatif membuat rujak sebagai sajian kepada masyarakat dalam kegiatan silaturahmi pada saat itu. Gampong Lampoh Daya, di pinggiran Kota Banda Aceh adalah salah satu desa yang saat tsunami kehilangan hampir 60 persen dari total penduduknya sekitar 800 jiwa. Meurujak uroe raya yang berarti m...
Pendahuluan Manusia berakal merupakan syarat mutlak bagi pendukung suatu kebudayaan, karena akal penyebab adanya kebudayaan, akal melahirkan pikir dan rasa. Keseluruhan pikir dan rasa yang ada dalam pemikiran manusia, merupakan hal yang sangat bernilai dalam hidupnya, sebagai pedoman tertinggi atas perilakunya. Dengan demikian pikir dan rasa atau konsepsi-konsepsi yang ada dalam alam pikiran masyarakat ( sistem nilai budaya), tidak langsung terlihat, melainkan tercermin dan terwujud dalam pola tingkah laku, pergaulan sosial serta pemikiran masyarakat yang bersangkutan. Nilai-nilai budaya yang menjadi ciri-ciri kehidupan suatu masyarakat biasanya terkandung di dalam sumber-sumber tertulis, lisan dan gerak. Sumber-sumber tertulis dapat berupa naskah-naskah kuno. Sumber lisan berupa cerita-cerita rakyat, sastra lisan, Sedangkan sumber gerak terwujud dalam kegiatan seperti permainan rakyat, upacara-upacara. Upacara tradisional adalah merupakan bahagian yang tak te...
Rumoh Aceh ini merupakan rumah adat tradisional Aceh yang dibuat besar karena mempunyai fungsi sosial sebagai tempat berkomunikasi, bermufakat tempat mengadakan kenduri, peresmian pernikahan, khitanan dan sebagainya (Saleh., 1970). Rumah ini masih ada beberapa di sekitar masyarakat sekarang. Tetapi bentuknya lebih kecil jika dibandingkan dengan rumah yang di buat pada saat kejayaan Aceh dulu. Selain itu seni ukir yang terdapat disini sudah mulai kurang diperhatikan. Konstruksi dan Simbolisme Rumoh Aceh Dalam membangun Rumoh Aceh ini diperlukan jenis kayu tertentu yang ditemukan di dalam hutan belantara. Kayu-kayu tertentu ini harus yang umur kayunya diperkirakan telah cukup tua, lurus serta dapat berdiri dengan tegak. Penebangan kayu ini dilakukan oleh penebang kayu yang mempunyai pengetahuan tentang perjalanan bulan. Karena menebang kayu sudah ada waktu yang ditentukan yaitu tidak boleh saat waktu air pasang. Jika saat terjadi air pasang maka kayu-kayu yang sudah d...