Rumoh Aceh ini merupakan rumah adat tradisional Aceh yang dibuat besar karena mempunyai fungsi sosial sebagai tempat berkomunikasi, bermufakat tempat mengadakan kenduri, peresmian pernikahan, khitanan dan sebagainya (Saleh., 1970). Rumah ini masih ada beberapa di sekitar masyarakat sekarang. Tetapi bentuknya lebih kecil jika dibandingkan dengan rumah yang di buat pada saat kejayaan Aceh dulu. Selain itu seni ukir yang terdapat disini sudah mulai kurang diperhatikan.
Konstruksi dan Simbolisme Rumoh Aceh
Dalam membangun Rumoh Aceh ini diperlukan jenis kayu tertentu yang ditemukan di dalam hutan belantara. Kayu-kayu tertentu ini harus yang umur kayunya diperkirakan telah cukup tua, lurus serta dapat berdiri dengan tegak. Penebangan kayu ini dilakukan oleh penebang kayu yang mempunyai pengetahuan tentang perjalanan bulan. Karena menebang kayu sudah ada waktu yang ditentukan yaitu tidak boleh saat waktu air pasang. Jika saat terjadi air pasang maka kayu-kayu yang sudah ditebang akan dimakan bubuk.
Kemudian kayu-kayu yang sudah ditebang tersebut ditarah (dilincinkan dengan rimbas (Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)) yang dilakukan ditempat di mana kayu ditebang. Gotong royong dilakukan untuk mengangkat dan membawa kayu-kayu ini ke tempat membangun rumah, dengan mengadakan kenduri sederhana. Gotong royong ini dilakukan tidak hanya satu hari tetapi beberapa hari sampai semua kayu selesai dibawa dan terkumpul. Setelah terkumpul kayu-kayu tersebut dibersihkan dan dibentuk dengan kebutuhan rumah yang diinginkan.
Setelah pemilihan, penebangan dan pengumpulan kayu selesai dimulailah pembangunan Rumoh Aceh. Tahap awal dilakukan dengan pembuatan landasan untuk memancangkan kayu. Kayu yang dipancangkan adalah “tameh raja” (tiang raja). Semua tiang berjajar membujur lurus rata dari Timur ke Barat dengan diameter 30 cm. Tiang-tiang ini mempunyai tinggi 2,50 meter untuk serambi depan dan serambi belakang. Sedangkan untuk serambi perempuan atau serambi tengah mempunyai tinggi 3 meter.
Bagian bawah rumah adalah tempat tiang-tiang tersebut berdiri yang merupakan ruang antara tanah dengan lantai rumah. Bagian ini ditinggikan karena berfungsi untuk tempat bermain anak-anak, kandang ayam, kambing dan itik. Selain untuk anak-anak sering juga digunakan sebagai tempat berjualan dan membuat kain songket bagi kaum perempuan. Ini juga untuk memudahkan masyarakat untuk menentukan waktu subuh yang terbit dari ufuk Timur, serta untuk menentukan waktu shalat Maghrib mulai terbenamnya matahari hingga hilangnya syafaq, yaitu cahaya kemerah-merahan. Tempat menyimpan padi dan penumbuk padi juga diletakkan disini. DItengah-tengah atau dibawah kamar terdapat “tameh raja” dan “tameh putro” (tiang putri).
Dinding rumah terbuat dari papan yang letaknya berdiri berbentuk petak-petak yang berbingkai pada tiap jarak setengah meter (Saleh., 1970). Selain papan dinding rumah juga terbuat dari enau (temor) atau bambu yang cukup tua. Untuk menyambungkan kayu dengan kayu atau bambu dengan bambu atau keduanya tidak menggunakan paku melainkan menggunakan “Taloe meu-ikat” (tali pengikat) yang biasanya dibuat dari tali ijuk, rotan, dan kulit pohon waru. Terdapat 3 buah jendela di sebelah Barat dan Timur pada masing-masing serambi. Pada bingkai jendela terdapat ukiran dari motif alam sekitar maupun kaligrafi huruf arab. Atapnya terbuat dari “un meuria” atau daun rumbia yang disemat dengan rotan yang dibelah kecil-kecil (Saleh., 1970). Daun rumbia ini dijahit pada bilah bambu yang menjadi tulang atapnya dan dijemur sampai kering. Setelah kering daun rumbia disusun dengan jarak sangat rapat yaitu 2 jari sehingga susunan atap terlihat tebal.
Pada bagian atas bangunan bagian Timur dan Barat tepatnya dibawah kuda-kuda atap terdapat “tulak angin” atau tolak angin. Tolak angin ini dipenuhi dengan ukiran-ukiran dan juga terkadang dijumpai dengan kaligrafi huruf arab yang diambil dari ayat-ayat Al Qurannul Karim (Al-Qur’an). Berfungsi untuk mengurangi resiko terkena bencana alam seperti angin putting beliung maupun kebakaran.
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...