Dodale adalah salah satu permainan rakyat Maluku Utara umumnya dan Pulau Morotai pada khususnya. Permainan dadale merupakan permainan bakutembak berkelompok menggunakan senjata yang terbuat dari cabang bambu dengan peluru dari buah kelapa tua atau buah jambu, tergantung musim atau yang paling banyak dijumpai. Dadale berarti tembak-menembak, biasanya di mainkan oleh anak-anak dan remaja. Musiman permainan ini tidak menentu. Tapi sering banyak remaja yang memulai permainan ini saat mereka sudah melihat jambu air yang sudah berbuah. Penggunaan kelapa tua sebagai peluru di permainan ini karena sebagian anak yang merasa bahwa jambu air tidak sakit kalau kena musuh karena tidak keras. Alat yang di gunakan terbuat dari ruas bambu yang lubang dalamnya maksimal garis tengah 1 cm. Pangkal ruasnya yang berbuku di pakai sebagai gagang bilah pendorong peluru seperti yang dapat di lihat pada gambar berikut dibawah ini : Sedangkan cara memasang peluru dan menembak permainan senj...
Bahan: 1 cup beras ketan 6 cup beras putih 7 gelas santan sedang (1,75 L) hingga 2 L tergantung beras 2 batang serai, digeprek lalu disimpul 3 cm Kunyit, diuleg 3 lembar daun salam 4 sdt garam atau sesuai selera 1 sdm gula atau sesuai selera 3 lembar daun pandan 3 lembar daun jeruk Langkah: Campur beras dengan santan dan bumbu hingga rata Nanak beras dalam panci kurang lebih setengah jam hingga agak lunak Angkat beras yang setengah matang tsb, campur lagi dengan santan hingga terendam Kukus lagi dalam panci,tunggu hingga matang Sajikan hangat dan simpan dalam magic jar, enyakk ð
Dola kolano adalah makanan tradisional yang biasanya disajikan pada saat upacara adat bersamaan dengan adanya upacara makan-makanan adat yang dilaksanakan setelah panen padi. Bahan: Beras (beras asli masyarakat Sahu), Cara Pembuatan: Dola kolano adalah makanan tradisional yang bahan dasarnya adalah b yang di isi di dalam bambu panjang yang ukurannya sama, kemudian di beri air dan di masak. Makanan ini hanya disajikan pada saat upacara adat, setiap keluarga harus membawa satu piring nasi Dola kolano pada saat upacara adat dengan ukuran yang sama. Ini menandakan bahwa di dalam masyarakat tidak ada yang lebih tinggi/ rendah, kaya atau miskin, tetapi semuanya sama. Sumber : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=7112
Bunga berwarna ungu yang banyak tumbuh di tepian hutan Halmahera ini ternyata bisa diracik menjadi minuman segar. Bunga Telang (Clitoria ternatea) ini kemudian oleh warga setempat dijadikan salah satu minuman terkenal di Jailolo. Hanya dengan mencuci bunganya dengan air garam, merebusnya hingga mendidih, dan meniriskan airnya yang berubah menjadi ungu kebiruan, minuman segar ini kemudian ditambahkan gula dan perasan jeruk nipis. Es Bunga Telang akan lebih segar jika diminum dalam kondisi dingin. Bahan-bahan 3 porsi 3 jeruk nipis 3 bunga telang tumpuk segar. Atau bunga telang kering siap sedu 600 air 3 sdm gula 3 plastik es batu bunga telang Langkah Panaskan...
Dahulu penduduk Lisawa, Halmahera Utara dihebohkan dengan munculnya air yang memancar di sela-sela bebatuan. Semakin lama air itu semakin membesar dan membentuk telaga. Kabar terbentuknya telaga pun tersebar ke mana-mana. Telah banyak warga bertanya-tanya mengenai asal-usul air itu. Ada sebagian dari mereka yang menganggap itu adalah sumber air dari dalam tanah yang terjadi karena aktifitas gunung berapi. Ada juga masyarakat yang menghubungkan kemunculan air itu dengan kekuatan gaib penjaga desa. Sungguh aneh, di daerah yang kesulitan air tiba-tiba muncul telaga. Upaya mengungkap misteri itu dilakukan dengan menggelar upacara adat. Akhirnya, diperoleh jawaban adanya telaga berwarna biru itu disebabkan akibat seorang gadis yang patah hati lantas menangis. Ia meneteskan air mata dan mengalir rnenjadi sumber mata air. Kepedihan hatinya yang terlalu mendalam telah menyebabkan ia berduka sepanjang hari. Ia menangis seraya meratapi kekasihnya yang telah pergi. Penduduk Dusun L...
Raja Binaut baru saja naik naik tahta menggantikan ayahandanya yang wafat. Namun Raja Binaut memerintah kerajaannya dengan kejam. Suatu hari Raja Binaut ingin membangun istana yang megah. “Wahai rakyatku, mari kita membangun istana yang megah agar kerajaan kita dikenal ke seluruh dunia,” seru Raja Binaut dengan lantang dihadapan rakyatnya. “Ayo bekerja keraslah. Jika malas, kalian akan di penjara seumur hidup,” ancam sang Patih. Ia terpaksa mengikuti kehendak Raja Binaut karena takut dipecat dari jabatannya. Mendengar hal itu, rakyat menjadi ketakutan. Mereka terpaksa mematuhi titah sang Raja agar tidak dipenjara. Siang dan malam mereka bekerja. Ada yang mengangkut pasir dari sungai, ada yang menggotong kayu jati pilihan dan ada yang membuat ukiran emas untuk hiasan istana. Mereka bekerja tanpa upah. Rakyat pun hidup sengsara bahkan ada yang kelaparan dan meninggal dunia. Tak ada yang bisa melawan kekejaman Raja Binau...
Dahulu kala terdapat kerajaan besar di Pulau Halmahera. Rajanya belum lama meninggal dunia. Ia meninggalkan dua anak laki-laki dan satu anak perempuan. Mereka bernama Baginda Arif, Putra Baginda Binaut, dan Putri Baginda Nuri. Putra Baginda Binaut sangat menginginkan kedudukan sebagai raja untuk menggantikan ayahnya. Keinginan itu disampaikan kepada patih kerajaan. “Aku harus menggantikan kedudukan ayahku.” Kata Binaut kepada sang Patih dengan penuh keyakinan. Agar sang Patih ikut mendukung rencana tersebut, maka Binaut memberi janji bahwa jabatan sang Patih akan tetap dipertahankan, dan ia akan diberi hadiah emas berlian. Berkat bujuk rayu dan janji itulah, Sang Patih bersedia mendukung Binaut menjadi raja. Sang Patih segera mengatur para pengawal kerajaan untuk menangkap Sri Baginda Ratu, Putra Baginda Arif dan Putri Baginda Nuri. Setelah ditangkap, mereka dijebloskan di penjara bawah tanah. “Kanda Binaut benar-benar kejam! Tamak! Tak tahu diri!” umpat...
Tari Lelehe adalah tarian tradisional yang berasal dari kebudayaan masyarakat suku Tobelo. Tarian ini umumnya dibawakan oleh seorang penari pria dan wanita, dimana para penari tersebut bisa orang dewasa maupun anak-anak. Para penari Tari Lelehe umumnya akan memakai 2 alat yang berbahan dasar dari bambu dan berukuran 2 sampai 3 meter sebagai perlengkapan tarian. Dalam perkembangannya tarian ini biasanya dipertunjukan diacara-acara adat, malam perkawinan, dan di acara festival budaya. Sumber: https://www.kamerabudaya.com/2017/12/inilah-8-tarian-tradisional-dari-maluku-utara-dan-penjelasannya.html
Hampir di seluruh tempat bersejarah di Ternate, Provinsi Maluku Utara, mempunyai kaitan erat dengan para penjajah, kesultanan ternate, dan juga masyarakat lokal. Seperti halnya dengan benteng bernama Kastela ini. Sesuai dengan namanya, Benteng ini terletak di kelurahan Kastela, Kecamatan Pulau Ternate. Lokasi dari benteng ini berada tepat ditengah-tengah pemukiman dan bentuknya pun sudah tidak utuh lagi. Di masa lalu, Benteng Kastela ini sebenarnya mempunyai kisah yang sangat luar biasa. Meskipun Benteng ini hanya mempunyai lahan seluas 2.724 meter persegi dan saat ini hanya tersisa tidak lebih dari setengahnya, tetapi di lokasi ini pernah terjadi peristiwa yang menjadi salah satu tonggak bersejarah dalam perjuangan kemerdekaan masyarakat Ternate. Kebanggaan tersebut terekam di dalam sejumlah dokumen serta bukti nyata dalam keberadaan Benteng Kastela. Benteng yang dibangun dengan beberapa tahap dan dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun ini pada awalnya bernama "Nostra Senho...