Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Maluku Utara Halmahera
5_Asal Usul Tanjung Menangis di Halmahera
- 17 Mei 2018

Dahulu kala terdapat kerajaan besar di Pulau Halmahera. Rajanya belum lama meninggal dunia. Ia meninggalkan dua anak laki-laki dan satu anak perempuan. Mereka bernama Baginda Arif, Putra Baginda Binaut, dan Putri Baginda Nuri. Putra Baginda Binaut sangat menginginkan kedudukan sebagai raja untuk menggantikan ayahnya. Keinginan itu disampaikan kepada patih kerajaan. “Aku harus menggantikan kedudukan ayahku.” Kata Binaut kepada sang Patih dengan penuh keyakinan.
Agar sang Patih ikut mendukung rencana tersebut, maka Binaut memberi janji bahwa jabatan sang Patih akan tetap dipertahankan, dan ia akan diberi hadiah emas berlian. Berkat bujuk rayu dan janji itulah, Sang Patih bersedia mendukung Binaut menjadi raja. Sang Patih segera mengatur para pengawal kerajaan untuk menangkap Sri Baginda Ratu, Putra Baginda Arif dan Putri Baginda Nuri. Setelah ditangkap, mereka dijebloskan di penjara bawah tanah.
“Kanda Binaut benar-benar kejam! Tamak! Tak tahu diri!” umpat Putri Baginda Nuri dengan penuh emosi. Namun, Sri Baginda Ratu meminta agar Nuri bersabar dan tawakal dalam menghadapi cobaan ini. “Yang benar akan tampak benar dan yang salah akan tampak salah. Dan yang salah itu, kelak akan mendapatkan hukuman yang setimpal,” kata Sri Baginda Ratu menghibur dengan penuh keibuan, betapapun sangat sakit hati melihat kekejaman putra kandungnya.
Binaut merasa gembira setelah menjebloskan ibu dan saudara kandungnya ke penjara. Ia mengumumkan kepada rakyat kerajaan bahwa Sri Baginda Ratu dan putra-putrinya mengalami musibah di laut. Saat itu pula, Putra Baginda Binaut minta kepada para pembesar istana untuk segera dilantik menjadi raja. Sejak itu, Sri Baginda Binaut bersikap angkuh dan tinggi hati. Ia menganggap sebagai raja yang paling berkuasa di muka bumi ini.
Demi kepentingan dirinya, ia memerintahkan kepada seluruh rakyat kerajaan agar bekerja giat untuk membangun istana megah. Selain itu, diberlakukan berbagai pungutan pajak, diantaranya pajak hasil bumi, pajak hewan, pajak tanah. “Bukan main! Raja Binaut penghisap dan penindas rakyat!” kata salah seorang penduduk kepada yang lain. Mereka mengeluh dengan peraturan yang dikeluarkan Raja Binaut yang sangat merugikan rakyat. Tetapi, mereka takut membantah, apalagi berani melawan perintah raja, pasti kena hukuman berat.
Ada seorang pelayan istana raja bernama Bijak. Ia melarikan diri dari istana dan membentuk sebuah pasukan tangguh melawan raja Binaut. Paling tidak, mereka dapat membebaskan Sri Baginda Ratu dan putra-putrinya. “Kita harus segera bertindak menyelamatkan mereka,” kata Bijak dengan penuh harap. Hal ini didukung teman-temannya.
Waktu itu, banyak para pegawai istana yang telah membelot bergabung dengan Bijak. Bijak pun telah mempelajari bagaimana mengadakan penyelamatan itu. Bila penyelamatan berhasil, direncanakan mengadakan penyerangan ke istana Raja Binaut. Berkat kepemimpinan Bijak, dalam sekejap mereka berhasil menyelamatkan Sri Baginda Ratu dan putra-putrinya yang dipenjara Binaut. Mereka langsung dibawa ke hutan.
“Kuucapkan terima kasih tak terhingga,” ucap Sri Baginda Ratu dengan tersendat. Mereka tampak kurus kering karena selama dipenjara di bawah tanah jarang makan dan minum. Bijak pun menyampaikan kepada Sri Baginda Ratu akan mengadakan penyerangan ke istana. Tetapi, Sri Baginda Ratu tidak setuju, ia tidak mau berlumuran darah bangsanya sendiri. Ketamakan, kebengisan, iri dan dengki akan kalah dengan doa permohonan yang disampaikan kepada Tuhan.
Raja Binaut berlaku semena-mena terhadap rakyatnya. Sang Patih yang selalu mendukung keputusan Raja Binaut lama-kelamaan tidak senang dengan perilaku Raja. Tetapi ia tidak berani mengeluarkan sikap yang melawan. Kalau itu dilakukan pasti ia langsung dipecat dan dijebloskan penjara. Saat itu penjara penuh dengan tahanan. “Siapa yang melawan Raja, hukuman penjaralah tempatnya.” Itulah kesombongan Raja Binaut. Karena ia merasa yang paling berkuasa dan paling tinggi.
Namn tak disangka, sebuah bencana alam terjadi. Sebuah gunung meletus dengan sangat dahsyat. Lahar panas mengalir ke segala penjuru. Istana Raja Binaut pun menjadi sasaran lahar panas. Ternyata sebagian besar lahar panas telah meluluh lantakkan bangunan istana yang baru saja selesai dibangun dari hasil keringat rakyat. Raja Binaut kebingungan mencari perlindungan. Ia lari pontang-panting tak tahu arah tujuan.
Anehnya, lahar seolah-olah mengejar kemanapun Raja Binaut lari. “Tolong-tolong!” teriak Binaut. Lahar panas itu sedikit demi sedikit menempel di kaki Binaut. Seketika itu juga kakinya melepuh dan kulitnya terkelupas. Ia berusaha untuk tidak berhenti berlari. Lahar panas mulai menjalar ke tubuhnya. Ia sangat tersiksa. Ketika ia mengalami siksaan lahar panas itu ia ingat ibunya. Ia mohon ampun. “Ampunilah aku, bu! Maafkanlah aku, bu! Aku sudah tidak kuat menanggung penderitaan ini! Aku tidak akan mengkhianati ibu, kakak Arif dan adik Nuri lagi. Maafkanlah aku! Ibu! Ibu!” teriak Binaut karena kesakitan. Namun teriakan itu hilang perlahan-lahan dan akhirnya ia meninggal.
Jasad Binaut terdampar di sebuah pantai. Seketika itu juga tempat itu berubah menjadi sebuah Tanjung. Konon, tanjung itu sering terdengar orang menangis minta belas kasihan karena mengalami siksaan yang amat sangat. Kini tempat terdamparnya Binaut itu dinamakan Tanjung Menangis.
Moral : Moral : Sifat iri, dengki dan tamak akan membawa celaka dan pembalasan setimpal. Karenanya jauhilah sifat-sifat tersebut.

Sumber: http://anakku-cintaku-hidupku.blogspot.co.id/2011/01/cerita-rakyat-maluku-asal-usul-tanjung.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline