Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Maluku Utara Halmahera Utara
Asal Mula Telaga Biru di Halmahera Utara
- 17 Maret 2018

Dahulu penduduk Lisawa, Halmahera Utara dihebohkan dengan munculnya air yang memancar di sela-sela bebatuan. Semakin lama air itu semakin membesar dan membentuk telaga. Kabar terbentuknya telaga pun tersebar ke mana-mana.

Telah banyak warga bertanya-tanya mengenai asal-usul air itu. Ada sebagian dari mereka yang menganggap itu adalah sumber air dari dalam tanah yang terjadi karena aktifitas gunung berapi. Ada juga masyarakat yang menghubungkan kemunculan air itu dengan kekuatan gaib penjaga desa. Sungguh aneh, di daerah yang kesulitan air tiba-tiba muncul telaga.

Upaya mengungkap misteri itu dilakukan dengan menggelar upacara adat. Akhirnya, diperoleh jawaban adanya telaga berwarna biru itu disebabkan akibat seorang gadis yang patah hati lantas menangis. Ia meneteskan air mata dan mengalir rnenjadi sumber mata air. Kepedihan hatinya yang terlalu mendalam telah menyebabkan ia berduka sepanjang hari. Ia menangis seraya meratapi kekasihnya yang telah pergi.

Penduduk Dusun Lisawa dihimbau rnelalui dolodolo atau kentongan. Suara kentongan itu telah menarik perhatian seluruh warga Lisawa. Semua warga bergegas menuju balai desa yang berada di tengah pemukiman penduduk. Tak lama kemudian orang-orang berkumpul dengan wajah saling bertanya. Tetua adat lalu memulai dengan pertanyaan.

“Siapa diantara tetangga kalian yang tidak hadir dan berada di rumah?”

Awalnya semua warga terdiam mendengar pertanyaan tetua adat. Penduduk Lisawa tidak ada yang bersuara. Beberapa saat kemudian mereka menyadari bahwa ternyata terdapat dua keluarga yang kehilangan anggotanya. Karena enggan menyebutkan kedua anak, mereka menyapa dengan panggilan umum orang Galela, yaitu Majojaro (nona) dan Magohiduuru (nyong).

Diceritakanlah apa yang sesungguhnya terjadi terhadap kehidupan dua keluarga itu. Majojaro pergi meninggalkan rumah sejak dua hari yang lalu. Hingga sekarang ia belum kembali ke rumah. Orang tua Majojaro panik. Mereka khawatir telah terjadi sesuatu atas diri Majojaro sehingga sampai sekarang putrinya itu belum pulang ke rumah.

Sementara itu, orang tua Magohiduuru mengatakan bahwa anak mereka enam bulan yang lalu telah pergi merantau ke negeri orang. Belurn ada berita kapan ia akan pulang ke kampung halaman. Tanpa sepengetahuan kedua orang tua mereka, Majojaru dan Magohiduuru sudah lama menjalin kasih. Ketika Magohiduuru berpamitan hendak merantau ke negari orang, mereka berjanji untuk tetap setia, apapun yang terjadi.

Lebih baik mati daripada mengkhianati kesetiaan cinta. Enarn bulan sudah berlalu sejak Magohiduuru pergi. Majojaru tetap setia menunggu dalarn penantian. Namun, badai dan angin topan yang dahsyat telah menenggelarnkan kapal yang ditumpangi Magohiduuru. Pemuda itu tewas di tengah laut saat tengah berlayar. Tenggelamnya kapal layar itu telah menewaskan seluruh anak buah kapal.

Kabar tentang Magohiduuru sampai pula ke telinga Majojaru di Dusun Lisawa. Bak tersambar petir di siang bolong, Majojaru lunglai dan terjatuh. Janji untuk sehidup-semati seolah menjadi bumerang kematian. Ia tidak menyangka bahwa kekasih yang telah lama dinanti kehadirannya telah tiada. Impian hidup bahagia bersama pujaan hati telah sirna dan tergantikan oleh duka nestapa yang datang tiba-tiba.

Dalam kesedihan yang mendalam, ia berjalan mencari tempat berteduh untuk menenangkan hatinya. Lama ia duduk di bawah pohon beringin sambil menangis. Dalam isak tangisnya itu ia menyebut nama kekasihnya. Ia ingin menyusul kekasihnya ke alam nirwana dan hidup bersama dalam keabadian. Air matanya yang tak dapat ditahan lagi mengalir deras hingga menenggelamkan segala yang ada di bawah pohon beringin itu, termasuk dirinya sendiri.

Atas kehendak Yang Maha Kuasa, banjir air mata telah membentuk telaga kecil. Airnya sebening air mata dan warnanya sebiru pupil mata nona endo Lisawa. Itulah gambaran birunya cinta gadis dan perjaka yang menjaga kesetiaannya sampai akhir hayat. Warga sekitar Dusun Lisawa berikrar selamanya akan menjaga dan memelihara Telaga Biru itu untuk mengabadikan cinta sejati sepasang insan yang patut diteladani.

Sumber : Rahimsyah, MB. 2007. Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara Lengkap dari 33 Provinsi. Bintang Usaha Jaya, Surabaya.

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline