Bahan-Bahan : 1. Daging Sapi 2 kg yang berbentuk dendeng , rendam dendenk payau selama semalam setelah itu ganti2 airnya rebus 2 x dengan penggantian air rebusan agar daging dendeng tidak asik potong dadu2 sesuai selera 2. bumbu2 : bawang merah dan bawang putih di iris halus cabCabe keriting di iris menurut selera tomat di cara memasak : tumis bawang merah+putih hingga wangi lalu masukan irisan cabe dan tomat setelah berwarna kuning masukan potongan dendenk payau dan beri air tutup dan d sapkan dengan api kecil bila air telah habis tetapi daging belum jg empuk beri air kembali bila daging telah empuk keringkan airnya lalu beri garam+gula+penyedap serta kecap manis menurut selera bila telah mengering masakan siap d hidangkan bila tidak habis bisa d hangatkan dengan menumis nya kembali atau d campur dengan pembuatan nasi goreng Cara Membuat : nasi putih secukupnya sambal goreng dendeng payau secukupnya tumis bawang pray hingga kuning masukan na...
Bahan : 400 gram nangka muda, dipotong-potong 3 lonjor kacang panjang, dipotong-potong 1 buah kepala ikan, dibelah 2 bagian 800 ml santan dari ½ kelapa ½ sdt asam jawa 1 btg serai, diambil putihnya, dimemarkan. 2 cm lengkuas, dimemarkan 1 sdt garam 2 sdt gula pasir Bumbu halus : 8 btr bawang merah 2 bh cabai merah keriting 1 bh cabai merah besar ½ sdt terasi, dibakar 2 btr kemiri di sangrai Cara membuat : Rebus nangka muda sampai ½ matang. Angkat tiriskan. Rebus kembali nangka, santan, bumbu halus, serai, lengkuas, dan kepala ikan sampai mendidih. Masukkan kacang panjang, garam, asam jawa, dan gula pasir, masak sampai matang. Selamat mencoba.
Bahan : 2 ekor (300 gram) ikan haruan (ikan gabus) ¾ sdt garam ¾ sdt gula pasir ½ sdt bumbu penyedap- 125 ml air 1 sdt air asam jawa (dari 1 sdt asam jawa dan 1 sdm air) 1 sdm minyak untuk menumis Bumbu halus : 10 butrir bawang merah 2 siung bawang putih 2 buah cabai merah besar 4 buah cabai merah keriting Cara membuat : Belah ikan gabus dari kepala sampai ekor tidak putus. Lumuri ikan gabus dengan ½ sdt garam. Diamkan selama 15 menit. Bakar ikan gabus sambil dibolak balik sampai matang dan harum. Panaskan minyak. Tumis bumbu halus sampai harum. Masukkan garam, gula pasir, bumbu penyedap, air dan air asam jawa. Masak sampai matang. Siram ikan gabus dengan bumbu tumisan. Sajikan. Selamat mencoba. Lokasi penjual: Warong Selera Acil Inun's Alamat: Jl. Kadrie Oening No.100, Air Hitam, Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur 75124 Telepon: (0541) 746622
Menurut sejarah, kalung Uncal yang saat ini menjadi salah satu koleksi di Museum Mulawarman kemungkinan berasal dari India. Dalam bahasa India kalung ini disebut Unchele dan di dunia ini hanya terdapat 2 buah atau satu pasang, yakni sebuah untuk pria dan sebuahnya lagi untuk wanita. Terbuat dari emas 18 karat dengan berat 170 gram dan kalung ini dihiasi dengan relief cerita Ramayana. Kalung Uncal yang saat ini ada di India hanya sebuah saja. Menurut keterangan salah seorang duta India yang berkunjung ke Tenggarong pada tahun 1954, kalung Uncal yang ada di Kutai ini sama bentuk, rupa dan ukurannya dengan kalung Uncal yang ada di India. Sehingga, ada kemungkinan bahwa Raja Mulawarman Nala Dewa merupakan salah seorang keturunan dari Raja-Raja India di masa silam dan membawa kalung Uncal tersebut ke daerah Kutai ini. Kalung “Uncal“ yang berada di keluarga Bangsawan Kutai Kartanegara merupakan sebuah benda pusaka turun menurun yang di...
Pada zaman dahulu kala di kampung Melanti, Hulu Dusun, berdiamlah sepasang suami istri yakni Petinggi Hulu Dusun dan istrinya yang bernama Babu Jaruma. Usia mereka sudah cukup lanjut dan mereka belum juga mendapatkan keturunan. Mereka selalu memohon kepada Dewata agar dikaruniai seorang anak sebagai penerus keturunannya. Suatu hari, keadaan alam menjadi sangat buruk. Hujan turun dengan sangat lebat selama tujuh hari tujuh malam. Petir menyambar silih berganti diiringi gemuruh guntur dan tiupan angin yang cukup kencang. Tak seorang pun penduduk Hulu Dusun yang berani keluar rumah, termasuk Petinggi Hulu Dusun dan istrinya. Pada hari yang ketujuh, persediaan kayu bakar untuk keperluan memasak keluarga ini sudah habis. Untuk keluar rumah mereka tak berani karena cuaca yang sangat buruk. Akhirnya Petinggi memutuskan untuk mengambil salah satu kasau atap rumahnya untuk dijadikan kayu bakar. Ketika Petinggi Hulu Dusun membelah kayu kasau, alangkah terkejutnya ia ketika meliha...
Tersebutlah didalam hikayat Kutai, bahwasanya Petinggi Jaitan Layar dengan isterinya tinggal di sebuah gunung, di tempat mana mereka membuka sebuah kebun untuk keperluan hidupnya sehari-hari. Puluhan tahun mereka hidup sebagai suami isteri, namun Dewa di khayangan belum juga menganugerahkan seorang anak pun sebagai penyambung dari keturunan mereka untuk memerintah negeri Jaitan Layar ini. Sering Petinggi Jaitan Layar beserta isterinya bertapa, menjauhi kerabat dan rakyatnya, memohon kepada Dewata untuk mendapatkan anak. Pada suatu malam ketika mereka sedang tertidur dengan nyenyaknya, terdengar suara diluar rumah yang begitu gegap gempita hingga menyentakkan mereka dari tidur di peraduan. Mereka pun bangkit membuka pintu untuk melihat apa gerangan yang terjadi diluar rumah. Nampaklah oleh mereka sebuah batu besar yang melayang dari udara menghempas ke tanah. Suasana malam yang tadinya gelap gulita kini menjadi terang benderang seakan-akan bulan purnama sedang memancar. T...
Konon khabarnya dahulu kala disalah satu rantauan sungai Mahakam, terdapat sebuah dusun yang didiami oleh beberapa pasang keluarga tani. Kehidupan mereka, disamping berladang, juga membuat kebun dan ada pula yang berusaha sebagai nelayan. Setiap tahun sehabis musim panen, ramailah penduduk dusun itu mengadakan pesta upacara adat memelas tahun, yang diisi dengan berbagai pertunjukan keahlian dan kesenian yang mereka miliki. Pihak lelaki mengadu kepandaian dengan cara mereka sendiri, seperti main pencak silat, adu bintih, adu besut, adu gasing dan logo. Pihak perempuan pun tidak mau ketinggalan. Disamping turut menari secara adat, ada pula yang turut dalam pertandingan-pertandingan yang sifatnya ringan. Sudah barang tentu dalam hal ini yang merupakan acara pokok adalah memelas tahun, yang dilaksanakan oleh seorang dukun beserta orang-orang tua berpengalaman. Biasanya upacara iini berlangsung sampai berbulan-bulan lamanya. Disaat inilah kesempatan bagi para muda mudi untuk saling mengena...
Meriam ini buatan VOC sesuai dengan tulisan yang terdapat pada Meriam tersebut. Aji Entong adalah bangsawan Bugis peranakan Kutai anak dari Pangeran Mangku Bumi saudara kandung dari almarhum Aji Mohamad Salehuddin, yang diberi hak tinggal di daerah Muara dengan kedudukan di Terantang Kecamatan Anggana, dengan tugas menjaga musuh yang datang melalui Muara atau laut dengan dipersenjatai meriam tersebut. Dalam tahun 1932 seorang cucu pangeran Mangku Bumi A.Kanjo gelar Aji Mas Putra mengembalikan meriam itu kembali ke Keraton Tenggarong pada Aji Mohd.Parikesit, karena tugas menjaga Muara itu tidak perlu lagi.
Permainan Asen Naga adalah sejenis permainan daerah dari komunitas etnis Kutai permainan ini dimainkan secara kelompok terdiri dari 3 sampai 5 orang dalam satu kelompok. Di daerah lain, Asen Naga disebut juga seperti Gobak Sodor, Galah Asin, Slodor dll. Inti dari permainan ini menghadang lawan aga tidak bisa melewati garis ke garis berikutnya sampai garis yang terakhir dilakukan dengan secara bolak balik, untuk meraih kemenangan anggota kelompok harus secara lengkap melakukan permainan ini dengan bolak balik melalui garis tersebut dan tidak mengenai atau tersentuh oleh lawan, kalau saat permainan lengkap satu kelompokdapat melakukan ini maka akan mendapatkan poin 1. Apabila didalam permainan ini ada yang tersentuh oleh lawan yang jaga maka permainan akan dilakukan sebaliknya yaitu yang jaga menjadi dijaga, lama permainan ini biasanya dilakukan selama 1 jam, apabila waktu telah habis maka poin dari kedua kelompok akan dihitung.yang paling banyak poinya maka kelompok tersebut yang...