Produk Arsitektur
Produk Arsitektur
Kalung Kalimantan Timur Kutai Kartanegara
Kalung Uncal
- 20 September 2012 - direvisi ke 2 oleh Aldi Riandana pada 9 April 2014
Menurut sejarah, kalung Uncal yang saat ini menjadi salah satu koleksi di Museum Mulawarman kemungkinan berasal dari India. Dalam bahasa India kalung ini disebut Unchele dan di dunia ini hanya terdapat 2 buah atau satu pasang, yakni sebuah untuk pria dan sebuahnya lagi untuk wanita. Terbuat dari emas 18 karat dengan berat 170 gram dan kalung ini dihiasi dengan relief cerita Ramayana.
 
Kalung Uncal yang saat ini ada di India hanya sebuah saja. Menurut keterangan salah seorang duta India yang berkunjung ke Tenggarong pada tahun 1954, kalung Uncal yang ada di Kutai ini sama bentuk, rupa dan ukurannya dengan kalung Uncal yang ada di India. Sehingga, ada kemungkinan bahwa Raja Mulawarman Nala Dewa merupakan salah seorang keturunan dari Raja-Raja India di masa silam dan membawa kalung Uncal tersebut ke daerah Kutai ini. 
 
 Kalung “Uncal“ yang berada di keluarga Bangsawan Kutai Kartanegara merupakan sebuah benda pusaka turun menurun yang dipergunakan jika hendak melakukan penobatan Raja. 
 
Kalung Uncal tersebut merupakan kelengkapan utama selain Mahkota emas yang bertatah permata tak ternilai. Namun demikian konon cerita kalung Uncal ini jauh usianya lebih tua dari pada Mahkota Raja. Sedang kalung Uncal itu sendiri tadinya bukanlah milik dari kerajaan Kutai tetapi adalah milik dari kerajaan Martadipura - kerajaannya Sang Mulawarman.
 
Menurut cerita, kalung Uncal ini dibawa langsung oleh pendiri kerajaan Martadipura yaitu sang ratu “Kudungga“. Namun karena kalah berperang dengan pihak kerajaan Kutai maka kalung tersebut jatuh menjadi milik Kerajaan Kutai yang pada waktu itu berkedudukan di Jembayan, dengan rajanya yang bernama Pangeran Sinum Panji Mendapa, yang berdiri pada abat ke-17. Sedang kerajaan Martadipura atau kerajaannya Mulawarman berkedudukan di Muara Kaman yaitu bagian hulu dari kerajaan Kutai.
 
Peperangan terjadi antara kedua belah pihak, bertolak dari masalah kekayaan hasil bumi dan alam yang dimiliki pihak kerajaan Martadipura. Sedang pihak Kerajaan Kutai hanyalah sebagai kerajaan Bandar atau pusat perdagangan dari hasil bumi pihak Martadipura yang ketika itu dirajai oleh tiga bersaudara yaitu, Darmasetya, Satiayuda,dan Satyaguna. 
 
Awalnya pihak Kutai mengajak agar kedua kerajaan dijadikan satu saja dengan pemerintahan bersama. Sebenarnya kedua raja yang memang bersahabat setuju dengan rencana tersebut. Tetapi banyak bangsawan dari kedua pihak yang tak setuju sehingga terjadi salah paham yang akhirnya terjerumus pada peperangan.
 
Kerajaan Martadipura berdiri jauh sebelum kerajaan Kutai ada. Yaitu sekitar abab ke 4 dengan raja pertama adalah Ratu Kudungga yang kemudian menurunkan Raja Mulawarman, Sri Warman, Maha Wijaya Warman, Gaya Yana Warman, Wijaya Tungga Warman, Nala Singa Warman, Jaya naga Warman, Nala Perana Warman Dewa, Gadingga Warman Dewa, Indra Warman Dewa, Sanga Warman Dewa, Singa Wargala Warman Dewa, Cendra Warman, Prabu Kula Tunggal Dewa,Nala Indra Dewa, Indra Mulia Warman Tungga, Sri Langka Dewa, Guna Prana Tungga, Wijaya Warman, Indra Mulia Warman, dan yang terakhir adalah Darmasetya, Satiayuda, serta Satyaguna. Dengan jumlah seluruhnya sebanyak 21 raja yang memerintah Martadipura.
 
Namun dari keduapuluh satu raja tersebut yang paling terkenal adalah Maha Raja Mulawarman yang terkenal bijak dan memiliki pengaruh sampai ke negeri Cina dan India. Waktu itu Kerajaan Mulawarman sangat terkenal makmur dan berjaya dengan hasil dagang yang berlimpah ruah sehingga banyak prasasti yang ditinggalkannya hingga kini tentang masa kejayaannya.
 
Kalung Uncal yang ada pada ratu Kudungga itu sendiri ceritanya berasal dari India milik dari Dewi Sinta isteri dari Sri Rama. Kalung Uncal tersebut tidak hanya satu, tetapi ada sepasang. Kalung Uncal yang lebih besar dipakai oleh Sri Rama yang hingga sekarang masih ada di India. Sedang kalung Uncal yang sedikit lebih kecil itu adalah milik Dewi Sinta isteri Sri Rama raja Dari Ayodhiapala.
 
Kalung Dewi Sinta terlepas dan jatuh di hutan dan ditemukan oleh seorang Resi yang menurunkan Ratu Kudungga. Lepasnya kalung tersebut ketika Dewi Sinta dilarikan oleh Rahwana si Raja Alengkadirja. Peperangan terjadi antara Sri Rama dan Rahwana yang berakhir dengan tewasnya si Rahwana. Namun demikian, kalung Uncal tersebut walau telah dicari kemana mana tak pernah ditemukan. 
 
Dalam hikayat kalung Uncal tersebut adalah milik dari Batara Wisnu dan isterinya yaitu seorang dewa dari kayangan yang menjadi salah seorang sembahan kepercayaan dalam agama Hindu India. Kalung tersebut diturunkan pada Sri Rama dan isterinya karena suami isteri ini adalah merupakan reinkarnasi dari dewa dewi Wisnu tersebut.
 
Kalung tersebut diketahui telah menjadi milik Ratu Kudungga yang menjadi raja jauh dari negeri asalnya India. Menurut cerita ,kalau kalung tersebut belum menyatu atau kembali berdampingan, maka selama itu pula India tak pernah tenteram, damai dan makmur. Bencana selalu melanda negeri tersebut. Kelaparan, kemiskinan serta peperangan tak akan berhenti bagaimanapun juga. Demikian menurut kepercayaan kalangan masyarakat India.
 
Dilain pihak kalung “Uncal“ tersebut adalah merupakan kekayaan dan milik Negara Indonesia. Soal benar tidaknya cerita tentang malapetaka yang melanda India karena kalung tersebut tak bersatu, terserah bagi mereka yang menilai. Namun jika benar kalung tersebut adalah milik Dewi Sinta, sudah tentu harga atau nilainya tak dapat diukur dengan apapun. Tetapi semua itu hanyalah suatu legenda tentang asal usul kalung Uncal yang berkaitan dengan Sri Rama, sebagaimana legenda dunia tentang Ramayana. 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Sambal Matah
Makanan Minuman Makanan Minuman
Bali

Resep Sambal Matah Bahan-bahan: Bawang Merah Cabai Rawit Daun Jeruk Sereh Secukupnya garam Minyak panas Pembuatan: Cincang bawang merah, cabai rawit, daun jeruk, dan juga sereh Campur semua bahan yang sudah dicincang dalam satu wadah Tambahkan garam secukupnya atau sesuai selera Masukkan minyak panas Aduk semuanya Sambal matah siap dinikmati

avatar
Reog Dev
Gambar Entri
Gereja Kristen Jawa Pakem Taman Lansia Ceria
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Bangunan GKJ Pakem merupakan bagian dari kompleks sanatorium Pakem, yang didirikan sebagai respon terhadap lonjakan kasus tuberculosis di Hindia-Belanda pada awal abad ke-20, saat obat dan vaksin untuk penyakit ini belum ditemukan. Sanatorium dibangun untuk mengkarantina penderita tuberculosis guna mencegah penularan. Keberadaan sanatorium di Indonesia dimulai pada tahun 1900-an, dengan pandangan bahwa tuberculosis adalah penyakit yang jarang terjadi di negara tropis. Kompleks Sanatorium Pakem dibangun sebagai solusi untuk mengatasi kekurangan kapasitas di rumah sakit zending di berbagai kota seperti Solo, Klaten, Yogyakarta, dan sekitarnya. Lokasi di Pakem, 19 kilometer ke utara Yogyakarta, dipilih karena jauh dari keramaian dan memiliki udara yang dianggap mendukung pemulihan pasien. Pembangunan sanatorium dimulai pada Oktober 1935 dan dirancang oleh kantor arsitektur Sindoetomo, termasuk pemasangan listrik dan pipa air. Sanatorium diresmikan oleh Sultan Hamengkubuwono VIII pada 23...

avatar
Seraphimuriel
Gambar Entri
Pecel Mie
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Timur

Bahan-bahan 4 orang 2 bungkus mie telur 4 butir telur kocok 1 buah wortel potong korek api 5 helai kol 1 daun bawang 4 seledri gula, garam, totole dan merica 1 sdm bumbu dasar putih Bumbu Dasar Putih Praktis 1 sdm bumbu dasar merah Meal Prep Frozen ll Stok Bumbu Dasar Praktis Merah Putih Kuning + Bumbu Nasi/ Mie Goreng merica (saya pake merica bubuk) kaldu jamur (totole) secukupnya kecap manis secukupnya saus tiram Bumbu Pecel 1 bumbu pecel instant Pelengkap Bakwan Bakwan Kriuk bawang goreng telur ceplok kerupuk Cara Membuat 30 menit 1 Rebus mie, tiriskan 2 Buat telur orak arik 3 Masukkan duo bumbu dasar, sayuran, tumis hingga layu, masukkan kecap, saus tiram, gula, garam, lada bubuk, penyedap, aduk hingga kecap mulai berkaramel 4 Masukkan mie telur, kecilkan / matikan api, aduk hingga merata 5 Goreng bakwan, seduh bumbu pecel 6 Siram diatas mie, sajikan dengan pelengkap

avatar
Netizen
Gambar Entri
Wisma Gadjah Mada
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Gadjah Mada terletak di Jalan Wrekso no. 447, Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma Gadjah Mada dimiliki oleh Universitas Gadjah Mada yang dikelola oleh PT GAMA MULTI USAHA MANDIRI. Bangunan ini didirikan pada tahun 1919 oleh pemiliknya orang Belanda yaitu Tuan Dezentje. Salah satu nilai historis wisma Gadjah Mada yaitu pada tahun 1948 pernah digunakan sebagai tempat perundingan khusus antara pemerintahan RI dengan Belanda yang diwakili oleh Komisi Tiga Negara yang menghasilkan Notulen Kaliurang. Wisma Gadjah Mada diresmikan oleh rektor UGM, Prof. Dr. T. Jacob setelah di pugar sekitar tahun 1958. Bangunan ini dikenal oleh masyarakat sekitar dengan Loji Cengger, penamaan tersebut dikarenakan salah satu komponen bangunan menyerupai cengger ayam. Wisma Gadjah Mada awalnya digunakan sebagai tempat tinggal Tuan Dezentje, saat ini bangunan tersebut difungsikan sebagai penginapan dan tempat rapat. Wisma Gadjah Mada memiliki arsitektur ind...

avatar
Seraphimuriel
Gambar Entri
Rumah Indis Wisma RRI
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Bangunan ini dibangun tahun 1930-an. Pada tahun 1945 bangunan ini dibeli oleh RRI Yogyakarta, kemudian dilakukan renovasi dan selesai tanggal 7 Mei 1948 sesuai dengan tulisan di prasasti yang terdapat di halaman. Bangunan bergaya indis. Bangunan dilengkapi cerobong asap.

avatar
Seraphimuriel