Anda tentu sudah pernah makan beramai-ramai dalam sebuah acara. Tapi berapa banyak orang pernah makan bersama Raja, Bupati dan Pejabat lainya. hal ini hanya bisa dilakukan dalam upacara adat Beseprah dalam upasara erau. Beseprah yaitu acara makan bersama dengan cara duduk lesehan atau bersila di atas lantai secara berkelompok. Tradisi makan Beseprah memiliki makna duduk sama rendah berdiri sama tinggi ini. Prosesi Beseprah begitu kental dengan makna filosofis yang intinya menekankan pentingnya kebersamaan, keramahtamahan, kesetiakawanan sosial, serta persaudaraan. Tradisi makan bersama ini yang sangat ditunggu masyarakat, ini terlihat dari Ribuan masyarakat tumpah ruah memenuhi jalanan di depan Pelanetarium Jagat Raya sampai di depan Museum Kutai Kartanegara, Rabu, 4 Juli 2012 lalu. Pasalnya, ada beraneka macam makanan disajikan gratis di atas hamparan kain sepanjang kurang lebih 1 km. Adapun hidangan yang disajikan berupa bermacam kue dan makanan khas Kutai Kartanega...
Tari Mempang Bekawat adalah sebuah tari garapan dengan tidak meningglakan keaslian gerak dasar tari ini, yaitu Tari Berlian, Tari Ngelawai dan Tari Gantar yang berasal dari Suku Dayak Benuaq Tunjung yang hidup dan berkembang di Kabupaten Kutai Kartanegara. Tarian ini diangkat dan diilhami oleh proses pelaksanaan upacara pengobatan untuk kesembuhan berbagai penyakit secara tradisional. Tarian ini diawali dengan "Memang" yang diiringi Suling Dewa sebagai symbol yang menggambarkan proses pemanggilan roh-roh halus oleh Pawang Belian. Setelah proses pemanggilan selesai, selanjutnya dilaksanakan proses pemujaan dengan maksud meminta pertolongan dengan roh-roh halus tersebut. Tari Mampang Bekawat ini diiringi oleh berbagai alat musik, antara lain : Suling Dewa, Kelentang/Gamelan Benuaq Tunjung, Gendang dan Gong.
Konon khabarnya dahulu kala disalah satu rantauan sungai Mahakam, terdapat sebuah dusun yang didiami oleh beberapa pasang keluarga tani. Kehidupan mereka, disamping berladang, juga membuat kebun dan ada pula yang berusaha sebagai nelayan. Setiap tahun sehabis musim panen, ramailah penduduk dusun itu mengadakan pesta upacara adat memelas tahun, yang diisi dengan berbagai pertunjukan keahlian dan kesenian yang mereka miliki. Pihak lelaki mengadu kepandaian dengan cara mereka sendiri, seperti main pencak silat, adu bintih, adu besut, adu gasing dan logo. Pihak perempuan pun tidak mau ketinggalan. Disamping turut menari secara adat, ada pula yang turut dalam pertandingan-pertandingan yang sifatnya ringan. Sudah barang tentu dalam hal ini yang merupakan acara pokok adalah memelas tahun, yang dilaksanakan oleh seorang dukun beserta orang-orang tua berpengalaman. Biasanya upacara iini berlangsung sampai berbulan-bulan lamanya. Disaat inilah kesempatan bagi para muda mudi untuk saling mengena...
Berbagai benda yang menurut kepercayaan orang-orang tua mengandung magis ditempatkan dalam Kelambu Kuning ini yakni : a. Kelengkang Besi Pada suatu hariketika hujan panas, petinggi yang tinggal disungai bengkalang (kecamatan Long Iram) yang bernama Sangkareak mendengar suara anak kecil yang sedang menangis. Dicarinya dan kemudian diketemukan seorang bayi yang berada didalam suatu tempat/wadah yang disebut kelengkang besi. Oleh Petinggi tadi anak tersebut dibawahnya pulang kerumah bersama dengan kelengkang besinya. b. Tajau (Guci/Molo) Tajau atau tempayan ini bernama majan yang dipakai untuk mengambil air waktu permulaan hendak memandikan Aji Batara dewa Sakti (Raja pertama dari Kerajaan Kutai Karatanegara : 1300-1325). c. Gong Raden Galuh atau Gong Maharaja Pati Tempat Aji Putri Karang Melenu bersama Keris Burit Kang diketemukan/didapat. Aji Putri Karang Melenu dalah permaisuri dari Aji Batara Agung Dewa Sakti. Gong besar ini dinamai juga Gong Maharaja Pati....
Meriam ini buatan VOC sesuai dengan tulisan yang terdapat pada Meriam tersebut. Aji Entong adalah bangsawan Bugis peranakan Kutai anak dari Pangeran Mangku Bumi saudara kandung dari almarhum Aji Mohamad Salehuddin, yang diberi hak tinggal di daerah Muara dengan kedudukan di Terantang Kecamatan Anggana, dengan tugas menjaga musuh yang datang melalui Muara atau laut dengan dipersenjatai meriam tersebut. Dalam tahun 1932 seorang cucu pangeran Mangku Bumi A.Kanjo gelar Aji Mas Putra mengembalikan meriam itu kembali ke Keraton Tenggarong pada Aji Mohd.Parikesit, karena tugas menjaga Muara itu tidak perlu lagi.
Begasing merupakan jenis permainan tradisional Kalimantan Timur, baik masyarakat pedalaman maupun masyarakat pesisir pantai. Dalam permainan ini sangat mencerminkan lapisan atau stratifikasi dalam masyarakat. Hal ini dapat kita lihat dalam pengunaan kata haluan (pesuruh), Mentri dan Raja (Meruhum dalam bahasa Kutai). Permainan ini sangat memerlukan kecepatan dan kecermatan serta konsentrasi dari pemain. Permainan ini dilakukan tidak mengenal musim. Peralatan. 1. Gasing. Bahan dari kayu keras (ulin atau Benggeris) dengan bentuk : bahagian atas disebut kepala bentuk bulat dengan diameter 1,5 cm, tinggi 2 cm pada bagian puncak dibuatagak miring. Pada bagian tenagah berbentuk bulat dimana semakin ke bawah semakin runcing. Titik pertemuan ini harus pada pertengahan sehingga gasing ini seimbang. Tinggi gaing 10-15 cm. Yang paling penting diperhatikan dalam pembuatan gasing ini adalah keseimbangan antara kepala, badan dan lain-lain. 2. Tali. Bahan dari kulit kayu Jomok yang di...
Pakaian adat tradisional Indonesia merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh negara Indonesia dan banyak di puji oleh negara lain, dengan banyaknya suku - suku dan Provinsi yang ada di wilayah negara indonesia, maka bisa dipastikan banyak sekali baju - baju adat oleh masing - masing suku di seluruh Provinsi Indonesia. Dalam hal ini Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura kekayaan budaya diantaranya terlihat dari beragam baju adat yang dimilikinya yang kali ini memperkenalkan salah satu pakaian adatnya berupa pakaian Pengantin yaitu Baju Antakusuma. Baju Antakusuma yang lebih di kenal dengan Kutai Kuning adalah baju pengantin kebesaran Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, baju ini pada jaman dahulu hanya boleh di kenakan oleh kalangan bangsawan saja, sedangkan kalangan rakyat biasa tidak di perbolehkan memakainya. Baju Pengantin Antakusuma ini di pakai saat pelaksanaan resepsi pernikahan atau lebih dikenal dengan...
Pengertian Upacara NAIK AYUN merupakan rangkaian tradisi adat KUTAI dalam menyambut kehadiran anak bayi yang baru lahir. Dimana pada hari pertama dari kelahiran tersebut si anak bayi telah diadzankan dan di iqamahkan di telinga kiri dan kanan si bayi. Ada acara kecil pula terhadap proses pembersihan, pengisian dan penguburan (penanaman) tembuni serta diberi penerangan berupa lampu / obor / pelita / listrik. Kira-kira 5 - 7 hari, terjadi lagi pemutusan tali pusar (Pusat) si bayi yang ditangani secara khusus pula oleh seorang bidan. Pertimbangan faktor kesehatan sang ibu, ekonomi keluarga yang menunjang, maka usia anak antara 15 hari hingga 1 bulan, upacara adat NAIK AYUN ini baru dilaksanakan. Asal Muasal NAIK AYUN Menurut Syariat Agama Islam * Hadist yang diriwayatkan oleh ABU DAUD dari ABU BURAIDAH, artinya : “Kami dimasa jahilliah jika ada salah seorang diantara kami melahirkan seorang...
Dalam bahasa Dayak Benuaq, lamin berarti Lou, disebut rumah panjang karena ada yang mencapai puluhan meter hingga ratusan meter panjangnya. Lamin dibuat berdasarkan kebutuhan penghuninya. Semakin banyak penghuni lamin, maka akan semakin panjang lamin itu dibuat. Lamin di Pondok Labu memiliki panjang sekitar 36 meter dan lebar 10 meter. Lamin utama memiliki panjang sekitar 25 meter. Tinggi lantai lamin dari permukaan tanah 2 meter, dengan jumlah kamar 6 kamar tidur. Dilengkapi dengan 2 dapur dan 2 kamar mandi yang terletak dikiri kanan lamin. Lamin ini bangunan asli yang dibangun orang Dayak untuk digunakan sebagai tempat tinggal, tempat berkumpul, dan tempat melakukan aktifitas komunitasnya (Haris Sukendar dkk, 2006:94-95). Didepan lamin terdapat 8 tiang belontak yang merupakan tiang berukir yang dipergunakan sebagai tempat mengikat hewan yang akan dipersembahkan dalam upacara adat, seperti kerbau. Didepan lamin juga terdapat balai untuk meletakkan sesaji, t...