masyarakat adat
245 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Cerita Rakyat Batu Kepampang
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Lampung

Di Lampung Utara tepatnya di daerah Kinali sekarang, pada zaman dahulu kala terdapat sebuah kerajaan kecil yang maju. Kerajaan itu di bawah pengaruh kerajaan besar Sriwijaya di Palembang sekarang ini. Menurut buku-buku sejarah dan cerita rakyat di daerah Kinali, pada zaman itu keadaan masyarakat sangat aman sebab sudah ada peraturan hukum yang berlaku secara menyeluruh bagi masyarakat yang menganut kepercayaan dinamisme. Untuk keamanan seluruh kerajaan, ditetapkan hukum yang melarang orang berbuat jahat, membunuh, mencuri, dan menganggu orang lain. Bila ada anggota masyarakat berbuat jahat, akan dikenakan hukuman pemotongan leher di sebuah batu, sekaligus sebagai persembahan kepada dewa yang menguasai bumi. Batu tempat pengawal kerajaan memotong leher orang yang bersalah itu dinamakan Batu Kepampang. Hingga kini batu itu masih ada di daerah Kinali. Sudah banyak orang yang dibunuh di atas Batu Kepampang. Akan tetapi, sejak zaman kolonial hukuman pemotongan leher itu dilarang...

avatar
OSKM18_16618086
Gambar Entri
Cerita Rakyat Batu Kepampang
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Lampung

Di Lampung Utara tepatnya di daerah Kinali sekarang, pada zaman dahulu kala terdapat sebuah kerajaan kecil yang maju. Kerajaan itu di bawah pengaruh kerajaan besar Sriwijaya di Palembang sekarang ini. Menurut buku-buku sejarah dan cerita rakyat di daerah Kinali, pada zaman itu keadaan masyarakat sangat aman sebab sudah ada peraturan hukum yang berlaku secara menyeluruh bagi masyarakat yang menganut kepercayaan dinamisme. Untuk keamanan seluruh kerajaan, ditetapkan hukum yang melarang orang berbuat jahat, membunuh, mencuri, dan menganggu orang lain. Bila ada anggota masyarakat berbuat jahat, akan dikenakan hukuman pemotongan leher di sebuah batu, sekaligus sebagai persembahan kepada dewa yang menguasai bumi. Batu tempat pengawal kerajaan memotong leher orang yang bersalah itu dinamakan Batu Kepampang. Hingga kini batu itu masih ada di daerah Kinali. Sudah banyak orang yang dibunuh di atas Batu Kepampang. Akan tetapi, sejak zaman kolonial hukuman pemotongan leher itu dilarang...

avatar
OSKM18_16618086
Gambar Entri
Cerita Rakyat Batu Kepampang
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Lampung

Di Lampung Utara tepatnya di daerah Kinali sekarang, pada zaman dahulu kala terdapat sebuah kerajaan kecil yang maju. Kerajaan itu di bawah pengaruh kerajaan besar Sriwijaya di Palembang sekarang ini. Menurut buku-buku sejarah dan cerita rakyat di daerah Kinali, pada zaman itu keadaan masyarakat sangat aman sebab sudah ada peraturan hukum yang berlaku secara menyeluruh bagi masyarakat yang menganut kepercayaan dinamisme. Untuk keamanan seluruh kerajaan, ditetapkan hukum yang melarang orang berbuat jahat, membunuh, mencuri, dan menganggu orang lain. Bila ada anggota masyarakat berbuat jahat, akan dikenakan hukuman pemotongan leher di sebuah batu, sekaligus sebagai persembahan kepada dewa yang menguasai bumi. Batu tempat pengawal kerajaan memotong leher orang yang bersalah itu dinamakan Batu Kepampang. Hingga kini batu itu masih ada di daerah Kinali. Sudah banyak orang yang dibunuh di atas Batu Kepampang. Akan tetapi, sejak zaman kolonial hukuman pemotongan leher itu dilarang...

avatar
OSKM18_16618086
Gambar Entri
Asli Lampung! Kopi Liwa
Makanan Minuman Makanan Minuman
Lampung

"Ngupei pai", kalimat tersebut seringkali disebut saat orang-orang Lampung berkumpul yang mempunyai arti "ngopi dulu". Kopi Lampung telah dikenal dan dibudidayakan di daratan Lampung sejak dahulu kala tepatnya pada masa penjajahan kolonial Belanda. Daratan Lampung memang dikenal sebagai dataran tinggi yang cocok untuk menanam tanaman kopi terutama di Liwa, Lampung Barat. Jenis kopi yang biasa dikembangkan di daerah Lampung adalah kopi robusta dan arabica. Perkebunan kopi telah menjadi mata pencaharian bagi kebanyakan masyarakat Lampung Barat dan tentu saja berdampak bagi kesejahteraan masyarakatnya.  Tanaman kopi biasa ditanam menggunakan pohon penyangga dan dipanen setiap 4-5bulan pada pohon yang sudah mencapai umur 2,5-3 tahun. Kopi dipanen disaat biji kopi telah berubah menjadi merah, lalu kopi dijemur sampai kering selama 1-2 hari, lalu dimasukkan kedalam mesin penggiling untuk memisahkan biji dan kulitnya, setelah terpisah biji kopi pun di sangrai hingga kehita...

avatar
OSKM18_19718123_Dita
Gambar Entri
Nuwo Sesat
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Lampung

Nuwo Sesat Khas Lampung Lampung yang terletak di sumatera bagian selatan memiliki rumah khas yang bernama Nuwo Sesat. Nuwo Sesat terdiri dari dua kata yang memiliki arti sendiri yaitu Nuwo yang artinya rumah dan Sesat yang artinya adat.Nuwo sesat ini memiliki fungsi utama yaitu sebagai tempat perkumpulan atau balai warga kampung.  Nuwo Sesat memiliki struktur seperti rumah adat di sumatera lainnya.rumah ini berbentuk panggung yangn dibangun dengan kayu atau papan.nuwo sesat dibentuk seperti rumah panggung berfungsi untuk menghindari serangan binatang buas yang ada disekeliling daerah tersebut, karena didaerah lampung kaya akan hayatinya.Nuwo Sesat yang didesain sedemikian rupa ternyata memiliki fungsi lain juga yaitu lebih kokoh dalam menghadapi gempa bumi karena masyarakat mengenal gempa bumi sejak zaman dahulu dan juga daerah lampung adalah daerah pertemuan dua lempeng yaitu Asia dan Australia, dan juga mencegah masuknya air kedalam rumah tersebut karena luapan suatu...

avatar
OSKM18_16918106_Joesef Exfrensive Nyaw
Gambar Entri
Cetik, Alat Musik Unik Tanpa Nada "Fa"
Alat Musik Alat Musik
Lampung

Provinsi Lampung adalah provinsi yang kaya akan budaya. Terdiri dari dua suku adat yang berbeda dengan dialek bahasa yang berbeda pula, tidak lantas memecah belah masyarakat Lampung. Hal menjadikan setiap budaya tradisional Lampung memiliki keunikan tersendiri. Selain adat, ada banyak sekali keunikan ragam budaya tradisional Provinsi Lampung, salah satunya alat musik tradisional yaitu cetik. Cetik (dikenal juga dengan nama Gamolan Pekhing) adalah alat musik tradisional Provinsi Lampung yang dimainkan dengan cara dipukul. Sekilas, cetik terdengar dan terlihat sama seperti gamelan Jawa. Perbedaannya terletak pada corak khas yang menghiasi alat musik tersebut. Cetik terlihat jauh lebih sederhana dibandingkan dengan gamelan Jawa yang penuh dengan motif ukiran khas daerah Jawa. Kesederhanaan itulah yang menjadi salah satu keunikan cetik dibanding gamelan lainnya. Bahan baku pembuatan cetik adalah bambu. Setiap bambu dibentuk dan dirangkai sedemikian rupa dengan beragam ukuran seb...

avatar
OSKM18_16818173_Rifa Nabilah Putri
Gambar Entri
Nyubuk
Ritual Ritual
Lampung

Nyubuk   Perkawinan adalah suatu ikatan yang membentuk hubungan kekerabatan antara dua insan. Setiap daerah tentu memliki ciri khas tersendiri dalam melaksanakann upacara perkawinannya, termasuk Propinsi Lampung. Sebagian masyarakat suku Lampung terutama yang bertempat tinggal di wilayah kabupaten, mereka masih sangat menjunjung tinggi setiap tradisi adat yang ada. Terdapat satu tradisi adat yang masih dilakukan oleh sebagian suku Lampung sebelum melaksanakan perkawinan adat Lampung, ‘Nyubuk’ namanya. Nyubuk sendiri berasal dari kata dasar ‘subuk’ yang artinya intip atau mengintip. Nyubuk memiliki pengertian mengintip atau mengintai sesuatu yang akan kita ketahui keadaan sebenarnya. Nyubuk terdiri atas 3 bagian, yaitu nyubuk muli, nyubuk mengian, dan nyubuk maju. Nyubuk muli atau mengunjungi gadis adalah suatu kegiatan pada malam hari yang dilakukan pemuda (Mekhanai) mengunjungi kediaman gadis (Muli). Sama seperti tradisi adat lainnya, ny...

avatar
Oskm18_19918033_khairunnisa
Gambar Entri
Asal Mula Pesta Sakura
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Lampung

Asal Mula Pesta Sakura Suku Lampung mempunyai banyak sekali tradisi baik yang masih hidup dan berkembang maupun yang sudah hampir punah. Salah satu tradisi yang ada di Lampung yakni tuping/sakura. Kegiatan tuping/sakura berkembang di wilayah Lampung Barat yakni Sukau, Belalau, dan kenali Liwa Lampung Barat. Ditengah masyarakat Lampung Barat tradisi ini dikenal dengan sebutan pesta sakura. Menurut cerita turun temurun sakura bermula dari serombongan manusia tua yang sakti atau orang yang terbuang dari kerabatnya karena melanggar adat. Mereka menggunakan topeng muncul secara beramai-ramai menuju permukiman penduduk pada saat perayaan hari besar. Mereka meminta makanan kepada setiap rumah yang didatangi, bila tuan rumah berkenan memberi sedekah maka mereka secara bersama-sama menghibur dengan gerakan yang lucu. Kehadiran mereka menjadikan suasana tambah gembira terutama bagi anak-anak. Layaknya sebuah pesta sehingga masyarakat memberi nama Pesta Sakura . Manusia topeng ini...

avatar
OSKM18_19918171_Adelya
Gambar Entri
Tradisi Manjau dalam Adat Lampung
Ritual Ritual
Lampung

#OSKMITB2018

avatar
Oskm18_16418202_endha Erwan Sakti