Sebuah ritus sudah dibangun sejak tahun 1970-an demi menyelematkan masa depan anak-anak Desa Lembur Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur (Matim). Pada awalnya bertujuan gotong royong bersama untuk bekerja kebun atau membangun rumah. Kini telah dimodernisasikan menjadi ritual kumpul dana dalam rangka membantu proses biaya pendidikan anak hingga di bangku kuliah. Desa Lembur tidak begitu jauh dari Borong, ibu kota Kabupaten Manggarai Timur. Dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun empat, Desa ini dapat ditempuh dalam waktu 1 jam. Sebagian besar masyarakat Desa Lembur adalah petani dengan pekerjaan sehari-harinya adalah mengelola hasil perkebunan cengkeh, kakao, dan kemiri yang dapat membantu kehidupan ekonomi mereka. Sejak ratusan tahun lalu leluhur sudah mewariskan mereka budaya gotong royong yang dipertahankan terus oleh generasi penerus untuk saling membantu satu sama lain. Sebagai salah budaya y...
Nama Boti tentunya tidak asing lagi bagi wisatawan Nusantara maupun Mancanegara yang sudah pernah menginjakan kakinya di bumi berpenghasilan Cendana ini. Di dunia kepariwisataan, daya tarik wisata budaya Boti terus diburu oleh para pelancong lokal maupun internasional. Karena keunikan budaya tersebut membuat nama Boti terus menebar aroma bagi para pengunjungnya. Pada edisi budaya kali ini kami sengaja menyuguhkan budaya suku Boti yang diadaptasi dari disbudpar.ttskab.go.id, sebagai salah satu kekayaan budaya NTT dan Indonesia pada umumnya. Boti merupakan sebuah desa tradisional yang berada di Kecamatan Kie, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Desa Boti ini cukup terkenal, karena di sana bermukim sebuah suku asli (Suku Boti) yang hingga kini masih mempertahankan tradisi nenek moyang mereka selama beratus-ratus tahun. Warga Suku Boti hanya sekitar 415 jiwa itu masih menganut aliran kepercayaan asli yang diturunkan leluhur mereka. Di sekeliling mereka hidup masyarakat lain...
Lokasi: Takpala, Kecamatan Lembor Barat, Kabupaten Alor (Pulau Alor) Pate Baloi adalah upacara pembukaan musim tanam di Kampung Takpala. Acara tersebut biasa berlangsung pada minggu kedua Maret dan ditandai dengan pemancangan bambu, membelah pinang, dan makan bersama sambil diiringi tarian tradisional Lego-Lego. Lokasi Kampung Takpala tidak jauh dari objek wisata bahari Pulau Pantar. sumber : https://www.wego.co.id/berita/festival-festival-terbaik-nusa-tenggara-timur/
Ungkapan syukur masyarakat atas hasil panen yang baik dirayakan dengan pawai kuda yang diiringi dengan alat musik tradisional seperti gong dan gendang, pembacaan puisi adat, nyanyi-nyanyian rakyat. Setelah Hole selesai, acara dilanjutkan dengan berlayar dengan perahu tradisional, acara perang adat, adu ayam, dan malam hari ditutup dengan Pado’a atau pertunjukkan tari tradisional. sumbe r: https://www.wego.co.id/berita/festival-festival-terbaik-nusa-tenggara-timur/
Lokasi: Rote Barat Laut, Kabupaten Rote Ndao (Pulau Rote) Upacara Hoes Ndeo digelar enam hari berturut-turut antara bulan Juli dan Agustus di Desa Boni, berjarak 12 kilometer dari ibu kota Kabupaten Rote Nda, Ba’a. Upacara tersebut dipersembahkan bagi dewa laut. Beberapa pertunjukkan yang bisa disaksikan selama upacara berlangsung antara lain pertunjukkan menunggang kuda, tari tradisional yang diiringi alat musik gong dan kebelai, lagu-lagu rakyat, serta pembacaan puisi adat. sumber : https://www.wego.co.id/berita/festival-festival-terbaik-nusa-tenggara-timur/
Lokasi: Lela, Kabupaten Sikka (Pulau Flores) Toja Bobu merupakan pertunjukkan sendratari tradisional yang bercerita tentang Putri Raja Prinseja yang dilamar saudagar Portugis bernama Maskadar. sumber : https://www.wego.co.id/berita/festival-festival-terbaik-nusa-tenggara-timur/
Pada zaman dahulu, dekat Sungai Gega, ada sebuah kampung yang antara lain dihuni oleh seorang pemuda. Pemuda itu namanya Lopi. Tibalah suatu malam di bulan pernama, masa tiada pekerjaan di kebun, musim kemarau panjang hingga banyak sungai yang mengering, pepohonan banyak yang berguguran daunnya, dan rerumputan banyak yang kering gersang. Oleh karena masa dan musim kemarau yang panjang, anak-anak dan pemuda-pemudi di kampung sehari-harian hanyalah tidur makan. Usai makan mereka hanya bermain biji leke, bermain gasing, dan kemiri. Suatu hari, seorang pemuda, Lopi namanya, mengajak anak-anak dan para pemuda itu. Katanya, "Jika Saudara-saudara setuju, dari pada kita menganggur, lebih baik besok kita mencari udang di sungai. Banyak udang di sungai Gega yang saya sendiri lihat." Ajakan pemuda yang bernama Lopi itu, benar-benar sangat ditanggapi dan diterima oleh banyak orang sekampung itu. Dini hari berikutnya, mereka pergi ke Sungai Gega. Yang p...
Dulu ada kisah tentang Kera dan Musang. Keduanya bersahabat karib. Karena akrabnya, keduanya kerap bersama-sama pergi. Makan dan minum sering bersama-sama. Jika Kera kelaparan karena belum memperoleh makanan, Musang memberikannya seperti juga Kera melayaninya jika saat belum ada makanan. Keduanya belum pernah berkelahi, karena kedua makhluk ini sangat akrab. Musang sakit Kera memijatnya, Kera sakit Musang memijitnya. Suatu hari, keduanya pergi ke hutan dan tampak jejak babi. Bekas kaki itu tercecer di bawah pohon kenari. Keduanya saling mengajak untuk membuat perangkap di situ. Setelah sepakat, keduanya pulang ke rumah masing-masing. Masing-masing membuat perangkap di rumah. Kera berusaha, demikian juga Musang. Mereka membuat perangkap yang kuat karenanya mereka menebang aur dan jenis kayu yang kuat, diikat dengan tali yang dipilih sendiri, tali ijuk. Sehari penuh keduanya mengerjakan perangkap. Sejak pagi, keduanya memikul perangkap menuju pohon kenari...
Dahulu kala, di daerah Paupanda, Maumeri, hidup satu keluarga besar. Pemimpin warga tersebut besar dan kekar tubuhnya. Ia kuat dan besar. Selain kokoh, badannya juga tinggi semampai. Pemimpin warga itu, Mbata Bani namanya. Sesuai pula dengan namanya, Mbata Bani adalah seorang ksatria yang tidak takut sedikitpun kepada orang lain, Mbata Bani memang keturunan kaum ksatria sejati. Daerah Paupanda, Maumeri, terletak di daerah dataran. Disisi timur ada Gunung Wumbu, sisi barat Gunung Tero Fole. Jadi, kampung itu ada ditengah-tengah, dikelilingi oleh kedua gunung itu. Di Tengah dataran dan kampung itu ada sebuah sungai besar. Daerah dataran itu sangat subur, banyak humus dan lumpur yang kerap terbawa banjir demi kesuburannya. Padi, jagung yang ditanam selalu subur. Sungai itu, kendatipun ramah karena membawa lumpur subur, namun di musim hujan sering membawa duka bagi penghuni kampung Paupanda. Saat banjir, setiap kali, banyak orang yang terbawa banjir, ada yang meninggal dan hilang. S...