Ronggeng gunung adalah salah satu jenis kesenian tradisional yang terdapat di Kabupaten Ciamis tepatnya berasal dari Kecamatan Banjarsari. Dari namanya, ronggeng gunung menunjukkan kesenian dengan peran utamanya ronggeng atau penari perempuan. Kesenian tersebut muncul dan berkembang di wilayah pegunungan. Sebagai tarian rakyat, ronggeng gunung memilki daya tarik tersendiri bagi penontonnya. Meskipun kini berkembang sebagai kegiatan hiburan, keberadaannya masih pada posisi statis di antara perkembangan kesenian lain. Padahal, ronggeng gunung merupakan salah satu identitas budaya masyarakat Ciamis.
Pada masa awal penyebaran Islam, seni calung sering dipadu dengan lengger (le = thole = sebutan untuk anak laki-laki, dan ngger = angger = sebutan untuk anak perempuan). Seni calung digunakan sebagai alat untuk memanggil atau mengumpulkan anak-anak untuk diberikan pengetahuan baru yaitu tentang ajaran Islam. Seni calung berkembang di wilayah Banyumas. Wilayah Banyumas adalah wilayah budaya kulonan yang memiliki karakteristik cenderung apa adanya (blaka suta), lugu dan aksen ngapak. Ciri khas ini tercermin pada syair-syair lagu yang dipadu dengan irama musik calung serta senggakan-senggakan yang terkesan vulgar.
Keris adalah senjata tikam golongan belati (berujung runcing dan tajam pada kedua sisinya) dengan banyak fungsi budaya yang dikenal di kawasan Nusantara bagian barat dan tengah. Bentuknya khas dan mudah dibedakan dari senjata tajam lainnya karena tidak simetris di bagian pangkal yang melebar, seringkali bilahnya berkelok-kelok, dan banyak di antaranya memiliki pamor (damascene), yaitu terlihat serat-serat lapisan logam cerah pada helai bilah. Jenis senjata tikam yang memiliki kemiripan dengan keris adalah badik. Senjata tikam lain asli Nusantara adalah kerambit. Pada masa lalu keris berfungsi sebagai senjata dalam duel/peperangan,[1] sekaligus sebagai benda pelengkap sesajian. Pada penggunaan masa kini, keris lebih merupakan benda aksesori (ageman) dalam berbusana, memiliki sejumlah simbol budaya, atau menjadi benda koleksi yang dinilai dari segi estetikanya. Penggunaan keris tersebar pada masyarakat penghuni wilayah yang pernah terpengaruh oleh Majapahit, seperti Jawa, Ma...
Dalam Wacana dan Khasanah Kebudayaan Nusantara, Kujang diakui sebagai senjata tradisional masyarakat Masyarakat Jawa Barat (Sunda) dan Kujang dikenal sebagai senjata yang memiliki nilai sakral serta mempunyai kekuatan magis. Beberapa peneliti menyatakan bahwa istilah Kujang berasal dari kata Kudihyang dengan akar kata Kudi dan Hyang. Kudi diambil dari bahasa Sunda Kuno yang artinya senjata yang mempunyai kekuatan gaib sakti, sebagai jimat, sebagai penolak bala, misalnya untuk menghalau musuh atau menghindari bahaya/penyakit. Senjata ini juga disimpan sebagai pusaka, yang digunakan untuk melindungi rumah dari bahaya dengan meletakkannya di dalam sebuah peti atau tempat tertentu di dalam rumah atau dengan meletakkannya di atas tempat tidur (Hazeu, 1904 : 405-406) Sedangkan Hyang dapat disejajarkan dengan pengertian Dewa dalam beberapa mitologi, namun bagi masyarakat Sunda Hyang mempunyai arti dan kedudukan di atas Dewa. Secara umum, Kujang mempunyai pengertian sebagai p...
Merupakan warisan budaya dunia yang telah terdaftar di UNESCO sejak 2005. Keris termasuk jenis belati dengan ujung yang runcing dan tajam di kedua sisinya yang berkelok. Pada awalnya sering digunakan untuk peperangan dan pelengkap sesajian dan dibawa sejak mulai zaman majapahit.
Mie Koclok (Dalam bahasa indonesia Mie Kocok) adalah makanan khas kota Cirebon, mie koclok khas Cirebon ini memiliki citarasa berbeda dengan mie kocok lainnya yaitu dengan ditambahkan kecap manis dan sambal. Istilah koclok dalam nama hidangan ini merujuk kepada proses memasaknya, yaitu mengoclok-ngoclok (dalam bahasa cirebon) mie dalam wadah logam bolong-bolong bergagang, seraya mencelupkannya ke dalam air panas. Berikut Resep Cara Membuatnya. Bahan-bahan: 200 gram mie telur kering bulat, silahkan direbus 350 gram daging ayam, ambil bagian dadanya 2 batang seledri ikat 400 gram ceker, silahkan dimemarkan 5 sdt gram 2,5 sdt gula pasir 2000 ml air 400 ml santan d...
Bala-Bala atau Bakwan adalah makanan gorengan yang terbuat dari sayuran dan tepung terigu yang lazim ditemukan di Indonesia. Bakwan biasanya merujuk kepada kudapan gorengan sayur-sayuran yang biasa dijual oleh penjaja keliling gorengan. Bahannya terdiri dari taoge, irisan kubis (kol) atau irisan wortel, dicampur dalam adonan tepung terigu dan digoreng dalam minyak goreng yang cukup banyak. Di Jawa Barat bakwan disebut "Bala-bala". Bakwan mirip dengan masakan Jepang yasai tenpura (tempura sayur). Bala-bala (Bakwan) sebenarnya berasal dari Cina yang terlihat jelas pada kata 'Bak' yang berarti Daging. Hal ini serupa dengan makanan lain yang memiliki asal yang sama seperti Bakpao (Roti isi Daging), Bakso (Bola Daging), Bakmi (Mie Daging), Bakpia (Kue daging kacang hijau), Bacang (Makanan Daging Cacah).  ...
Indonesia memiliki beragam penganan tradisional nikmat. Salah satu yang terbaik adalah Sale Pisang (kadang juga disebut Pisang Sale). Makanan yang satu ini bisa dijumpai di banyak daerah dan menjadi oleh-oleh khas yang wajib dibeli selepas melancong. Sale pisang sendiri merupakan olahan pisang yang dibuat dengan cara dikeringkan. Pada mulanya, pembuatan ini ditujukan untuk meminimalisir pisang yang terbuang percuma karena busuk mengingat pisang di Negara kita memang cukup melimpah. Namun seiring perkembangan waktu, sale pisang melebur ke dalam budaya kuliner Indonesia dan semakin digemari. Saat ini, sale pisang telah mengalami banyak inovasi dalam rasa. Penambahan unsur seperti keju dan coklat membuat sale pisang semakin nikmat. Cara Membuat Sale Pisang ini pada dasarnya sangat mudah. Selain membeli, Anda...
Nilai Filosofi Kue Nagasari Nagasari atau Nogosari (Jawa) adalah jenis kue tradisional dan termasuk dalam golongan kue basah. Kue Nagasari merupakan kue tradisional yang sangat populer dalam masyarakat yang diwariskan secara turun–temurun. Nama nagasari sendiri sampai sekarang belum memiliki informasi pasti dari mana berasalnya namun ditinjau dari namanya terdapat dua suku kata yakni Naga dan Sari, kita mengetahui bahwa Naga adalah hewan legenda dari daratan cina yang hidupnya kuat serta salah satunya di lambangkan sebagai jiwa yang terhormat sedangkan Sari dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai isi utama dari suatu benda. Jadi bila disatukan,Nagasari berarti isi utama dari suatu benda yang terhormat atau melegenda. Acara yang sering menyajikan kue Nagasari adalah kenduri, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti perjamu...